baca selengkapnya di : http://www.poetra-anoegrah.co.cc/2010/04/cara-mengubah-judul-blog-dengan-judul.html#ixzz1Ie8isVZF

Klik Kanan

Jumat, 29 Oktober 2010

DAFTAR ARTI KATA-KATA ASING DALAM KARYA TAN MALAKA “SI SEMARANG dan ONDERWIJS”

1. Onderwijs        = Pengajaran, pendidikan, atau perguruan.
2. Lid SI               = Anggota Sarekat Islam.
3. SI School         = Sekolah atau Perguruan SI.
4. Surabayasch Hendelsblad = Harian perdagangan Belanda yag terbit di Surabaya.
5. Vergadering SI = Rapat atau pertemua SI.
6. Destuur            = Pimpinan / pengurus.
7. Peraturan Onderbouw (sekolah dasar) = Tingkat bawah / dasar.
8. Sekolah particulier = sekolah swasta.
9. Hawa (geest) di Sekolah SI = lebih tepat : jiwa di sekolah SI.
10. HIS Gouvernement = Hollands Indlandse School Governement = sekolah dasar pemerintah (khusus untuk pribumi anak pegawai negeri tingkat menengah ke atas).
11. Vereeniging      = perkumpulan, persatuan.
12. Sifat-sifat yang kuno = lebih tepat : sifat-sifat yang lama.
13. Dalam watku temponya = dalam waktu istirahat.
14. Kweekschool   = sekolah pendidikan guru (untuk sekolah dasar).
15. Sekolah kelas II = sekolah ongko loro, sekolah dasar untuk anak pribumi golongan rendahan.
16. Babad onderwijs = sejarah pendidikan.
17. Kencang otak   = berotak cerdas.
18. Rusland            = Rusia.
19. Vak-vak berhitung, dll = mata pelajaran berhitung dll.
20. Boycot             = Boikot.
21. Reglement        = Reglemen, peraturan.
22. Sifat yang batin-batin itu = Sifat kejiwaan itu.
23. Bibliotheek       = Perpustakaan.
24. Voetbal Club    = Perkumpulan sepak bola.
25. Gromopon        = Gramopon, pesawat pemutar piringan hitam.
26. Bangku, bord, dsb = Bangku, papan tulis, dsb.
27. Cukup aanleg dalam pertukangan = Cukup berbakat dalam pertukangan
28. Bisa menggenggam vergadering = bisa menguasai pertemuan / rapat.
29. Speker             = Pembicara.
30. Peraturan Middenbouw (sekolah tengah) peraturan tingkat menengah (sekolah menengah).
31. Negeri-negeri lain = Daerah-daerah lain.
32. Uitspanning (pauze) = Waktu istirahat (jedah).
33. Begrooting        = Anggaran.
34. Parallelkalassen = Kelas-kelas sejajar, misalnya kelas I a, I b, dsb.
35. Vakvereeniging = Serikat sekerja / buruh.
36. Lasykar darat dan laut = Angkatan darat dan laut.
37. Leerplicht         = Wajib belajar.
38. Ambachtschool Gouvernement = Sekolah tehnik pemerintah.
39. Examen            = Ujian.
40. Diatur dari Centraal      = Diatur dari pusat.
41. Fonds               = Dana.
42. Uitgebreid Lager, Middelbaar dan Vakbonderwijs = pendidikan / pengajaran tingkat rendah, menengah dan kejuruan.
43. Wet                  = Hukum, undang-undang.
44. Babad              = Sejarah.
45. Commite          = Panitia.
46. Orde                = Aturan.
47. Pulau Borneo    = Kalimantan.
48. Ilmu didikan (paedagogie) = Ilmu pendidikan.

Senin, 18 Oktober 2010

UPAYA MEMBANGUN PARADIGMA INSTRUMENTAL

A. Pandangan Umum

Wilayah kajian pendidikan dapat dilihat dari berbagai dimensi. Buchori (1994) melihatnya dari dua dimensi, yaitu dimensi lingkungan pendidikan, dan dimensi jenis pendidikan. Sedangkan soedomo (1990) menambahkannya dengan dimensi waktu, dan dimensi ruang atau geografis.
Dilihat dari dimensi lingkungan pendidikan, maka wilayah kajiannya meliputi: pendidikan dalam lingkungan keluarga, pendidikan di sekolah, dan pendidikan di luar sekolah. Dilihat dari dimensi jenis permasalahan pendidikan, maka wilayah kajian pendidikan meliputi: masalah landasan pendidikan (foundation problem of education), dan masalah operasional pendidikan (structural problem of education). Dilihat dari dimensi waktu terdapat tiga masalah dalam pendidikan, yaitu masalah kontemporer, masalah kesejarahan, dan masalah masa depan. Dan dilihat dari dimensi ruang geografik terdapat dua masalah, yaitu; masalah pendidikan di Indonesia, dan masalah pendidikan di Negara-negara atau masyarakat di luar Indonesia.
Jika ditilik dari berbagai dimensi diatas, maka filsafat pendidikan dapat dikategorikan kedalam masalah landasan pendidikan (foundarion of education). Dalam konteks masalah fondasional, langgulung (1988) berpendapat bahwa ada enam azas yang menjadi landasan tegaknya aktifitas pendidikan, yaitu: azas historis, azas sasial, azas ekonomi, azas politik, azas psikologis, dan azas filsafat. Dari keenam tersebut, maka filsafat pendidikan merupakan suatu masalah fondasional yang berusaha memberikan kemampuan memilih yang lebih baik, member arah suatu system, mengontrolnya, dan memberikannya arah kepada kelima azas yang lain.
Menurut penulis, disamping keenam azas tersebut, masih perlu ditambah dengan azas theologies (islam), yang menurut Brubacher (1978) disebut dengan theology of education (teologi pendidikan), terutama dalam pemikiran (filsafat) pendidikan islam. Dengan basic assumption (kepercayaan) bahwa ada sesuatu yang diyakini sebagai realitas, kebenaran dan kebaikan menurut islam, misalnya: ibadah madhlah, dan hari kiamat, malaikat, hidup di akhirat, dan sebagainya yang tidak bias dijangkau dengan metode berfikir reflektif (metode berfikir filsafat), tetapi justru melalui keimanan. Semua perlu dipegangi dan ditegakkan dalam aktifitas pendidikan. Azas theologies juga mengansumsikan bahwa setiap aktifitas berfikir selalu bertolak dari pengakuan, bahwa segala sesuatu merawal dari Allah dan berakhir kepada Allah juga.
Azas theologies sebenarnya dapat dikategorikan sebagai azas filsafat. Hanya saja dalam tradisi filsafat terdapat dua kubu: yaitu kubu yunani yang skularistik dan antroposentris, dimana azas theologies tidak mendapatkan tempat di dalamnya, dan filsafat teosentris, yang di dalamnya memuat azas theologies. Bila yang dimaksud filsafat adalah konteks yang pertama, maka penulis perlu menambah azas theologies, sebaliknya pada kubu ke dua, karena akan berimplikasi pada pembangunan konsep pendidikannya.[1]
Menurut mastuhu (1995), bahwa pendidikan sekuler bertolak belakang dari landasan / dasar filsafat yang skularistik dan antroposentris, dimana konsep antroposentris merupakan bagian esensial dari konsep teosentris. Kedua konsep pendidikan tersebut mempunyai perbedaan yang mendasar dalam membangun konsep tujuan pendidikan, konsep manusia, nilai, system / tanggung jawab pendidikan dan lain-lain.
Para ahli pendidikan telah membahas beberapa persoalan komponen pokok aktivitas pendidikan yang menjadi bahan kajian dalam buku-buku / karya mereka, bahkan menjadi bahan kajian filsafat pendidikan islam, sebagai uraian berikut:
  1. Al-Syaibani (1979) menyoroti tiga permasalahan dalam pendidikan yang meliputi falsafah pendidikan, falsafah kurikulum, dan falsafah metode pendidikan.
  2. L-Ainain (1980) dalam bukunya Falsafah At-Tarbiyah Al-Islamiyah Fi Al-Qur’an Al-Karim mengkaji tiga persoalan pokok dalam pendidikan yang meliputi hakikat-hakikat Ahdaf At-Tarbiyah Al-Islamiyah (medan lingkup pendidikan islam) yang meliputi At-Tarbiyah Al-Jasadiyah (pendidikan jasadi / asmani) At-Tarbiyah Al-Aqliyah (pendidikan akal) At-Tarbiyah Al-Aqaidah (pendidikan aqidah) At-Ta Rbiyah Al-Ahlaqiyah (pendidikan akhlaq) At-Tarbiyah Al-Wijdaniyah (pendidikan rasa / hati) At-Tarbiyah Al-Ijtimaiyyah (pendiidkan kemasyarakatan) dan Thuruq At-Tarbiyah Al-Islamiyah (metode-metode pendidikan islam)
  3. Ellis, Cogan dan Howay (1986) mengemukakan empat persoalan yaitu: hakikat-hakikat purpose (tujuan pendidikan) cucicullum and method (kurikulum dan metode pendidikan), ruuule of the teacher (peran guru atau pendidik), dan rule of the school (peran sekolah atau lingkungan pendidikan.)
  4. Arbi (1988) mengemukakan empat persoalan pokok: yaitu siapa yang dididik (hakikat peserta didik) hakikat atau maksud dan tujuan pendidikan, serta hakikat kurikulum dan metode.
  5. Abdullah (1982) telah mengkaji teori-teori dalam pendidikan menurut Al-Qur’an dalam lima persoalan pokok, yaitu: the nature of human nature (hakikat sifat dasar manusia), the nature of knowledge and the rule of aql in its acqiuisition (hakikat pengetahuan dan peran akal dalam perolehannya), the aims of education (tujuan pendidikan), the content of education (isi / materi pendidikan), dan method of education (metode pendidikan).
  6. Qahar (1983, h. 104) mengemukakan lima persoalan pokok dalam pendidikan, yaitu nilai-nilai yang seharusnya menjadi dasar pendidikan dan pandangan hidup, pandangan tentang manusia ynag dididik, tujuan pendiidkan dan system dan praktek pendidikan, dan bahan pendidikan.
  7.  Muhadjir (1987,h 2-10) menyoroti persoalan pendidikan dari segi unsur-unsur dasar dan komponen-komponen pokoknya, yaitu hakikat-hakikat: tujuan pendidikan, program pendidikan (sebagai perwujudan dari idealism, cita-cita, tuntutan masyarakat dan kebutuhan tertentu), subyek didik, pendidik, metode pendidikan, dan konteks belajar. Menurut penulis, beberapa persoalan tersebut sekaligus menjadi bidang kajian filsafat pendidikan.
  8. Rasyad (1995) menyatakan bahwa unsure-unsur esensial yang dibahas dalam pendidikan islam adalah: agama islam, manusia yang dididik dan pendidik, tujuan pendidikan islam, cara-cara mendidik, alat pendidikan, lingkungan pendidikan, dan evaluasi pendidika.
  9. Ahmad Tafsir (1995, h 98-99), bahwa persoalan pokok pendidikan mencakup hakikat-hakikat: tujuan pendidikan, pendidik, anak didik, alat-alat pendidikan yang meliputi kurikulum (bahan pengajaran), metode pengajaran, evaluasi, pembiayaan (gaji), serta peralatan yang berupa benda; dan kegiatan pendidikan
Dari pendapat beberapa ahli pendidikan tersebut dapat diketahui adanya persamaan dalam menyajikan persoalan-persoalan serta hakikat komponen-komponen pokok aktifitas pendidikan sebagaimana tertuang dalam buku-bukunya.
  1. Landasan Filosofis
Dilihat dari aspek filosofis, ika paradigm pendidikan islam sebagai upaya pengembangan hidup islami, yang di wujudkan dalam sikap hidup dan dimanifestasikan dalam keterampilan hidup sehari-hari, maka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan bertolak belakang dari pandangan teosentris dimana konsep antroposentris merupakan bagian esensial dari konsep teosentris. Karena itu, proses dan produk pencarian, penemuan iptek lewat studi, penelitian dan eksperimen, serta pemaanfaatan dalam kehidupan, merupakan realisasi dari misi kekhalifahan dan pengabdiannya kepada Allah di dunia dalam rangka mencari  keridloan-Nya dalam kehidupan ukhrawi.
Secara ontologis, ilmu pengetahuan agaknya bersifat netral, dalam artian ia tidak bias bersifat slami, kapitalis, sosialis, komunis, dan lain-lain.  Dalam IPA misalnya, daya tarik (grafitasi) tidak dapat ditarik kea rah tertentu, demikian pula ilmu-ilmu yang lain. Statemen ini benar-benar adanya jika ilmu pengetahuan itu menerangkan hakikat yang ada. Tetapi ketika menjelaskan perubahan yang ada atau apa yang terjadi, dan atau cara memanfaatkan hukum alam dan mengarahkannya kea rah tertentu, maka ilmu pengetahuan tidak benar bersifat netral. Darwin (1809-1882 M) tidak bias dikatakan netral ketika menggunakan peristiwa-peristiwa ilmiah untuk mencapaikesimpulan bahwa manusia itu berasal dari kera. Freud (1856-1839), tidak dapat dikatakan netral ketika memanfaatkan fenomena kejiwaan agar bias mencapai kesimpulan / natijah memberikan kebebasan nafsu adalah suatu keharusan. Marx (1817-1883) yang menciptakan teori ekonomi komunis, tidak bias dikatakan netral ketika mengatakan benda adalah asal dari segala wujud, dan factor ekonomi adalah satu-satunya kunci sejarah dan factor penggerak peristiwa kehidupan ini.
Pengembangan pendidikan islam, dengan demikian, bertolak belakang dengan konstruk atau epistemology bahwa yang vertical (ajaran dan nilai-nilai Illahi) merupakan sumber konsultasi, sentral dan didudukkan sebagai ayat, furqan, hudan, dan rahmah. Sedangkan yang horizontal (pendapat, konsep, teori-teori, penemuan ilmu pengetahuan dari sarjana muslim dan non muslim dan sebagainya) dalam posisi sejajar yang sering terjadi sharing ideas, untuk selanjutnya dikonsultasikan kepada ajaran dan nilai-nilai Ilahi, terutama yang menyangkut will exist atau dimensi aksiologi.[2]
                                   


Dr. Muhaimin. MA wacana pengembangan pendidikan islam PSAPM hlm 32-35
Dr. Muhaimin. MA wacana pengembangan pendidikan islam PSAPM hlm 247

John Lock dan Robert Owen

John Locke dan Robert Owen merupakan salah satu dari begitu banyak tokoh yang sudah memberikan pemikirannya tentang perkembangan pendidikan di dunia. Kedua tokoh ini masing-masing memiliki latar belakang yang berbeda dalam pendidikan dan perkembangan individunya.
      John Locke lahir pada tahun 1632 di Wrington Inggris,Dibesarkan oleh ayah yang seorang pengacara yang bekerja sebagai juru tulis hakim di Somersetshire dan menjadi kapten angkatan angkatan bersenjata di Long Parliament selama pemerintahan Raja Charles I. Pada  Tahun 1646, pada waktu John Locke berusia 14 tahun dia diterima di Westminster School, dimana selama 6 tahun ia mencurahkan perhatiannnya pada pelajaran bahasa latin dan Yunani, disamping pelajaran-pelajaran lainnya yang diberikan disekolah-sekolah menengah.
      Pada tahun 1652 ia diterima di Christ Church College, Universitas Oxford, disini ia mempelajari retorika bahasa, filasafat moral, ilmu ukur, fisika, bahasa Latin, Arab, dan Yunani. Ia mendapatkan gelas sarjana mudanya pada tahun 1656 dan sarjana penuh pada tahun 1658. Pada Tahun 1660 ia memperoleh beasiswa sebagai mahasiswa senior, selain itu diberikan hak istimewauntuk tetap di universitas tersebut untuk selama-lamanya. Dengan beasiswa tersebut, ia bekerja sebagai pembimbing untuk mata pelajaran retorika, bahasa Yunani dan filasafat.
      Pada Tahun 1665 ia menjadi sekretaris misi diplomatic kerajaan Inggris di Brandenburg, dan pada tahun 1666 kembali lagi ke Ingggris dan mempelajari ilmu kedokteran. Kemudian, sejak Locke menyembuhkan salah satu duta inggris, ia mulai bekerja untuk pemerintahan. Dana sejak saat itu perkembangan pandangan-pandangannya terhadap berbagai masalah mulai terangkat dan terpublikasikan.
      Robert Owen lahir 1771 di daerah North Wales, ia adalah seoarang anak yang cepat dewasa dan berasal dari keluarga golongan menengah, ayahnya adalah soerang pengusaha besi dam kepala kantor pos, ia selalu menghargai pendapat maupun pribadi anak-anaknya. Tetapi, tetap menjalankan disiplin serta menentang penghukuman badan terhadap anak-anaknya.
      Owen mendapatkan pendidikannya di sekolah di kotanya dan meniti karir bisnisnya tetap dikotanya. Sejak ia memiliki pabrik di New Lanark, ia melakukan berbagai perbaikan dalam bidang usahanya dengan mengurangi hari kerja buruh, dan menolak mempekerjakan anak-anak dibawah 10 tahun. Di tempat itulah dia menyadari bahwa kemiskinan sangat terlihat jelas, yang kemudian membuat dia bergerak dengan mengadakan perbaikan rumah-rumah buruh, memperhatikan kesejahteraan keluarga dan anak-anak buruh, Di tempat ini pula Owen mulai memunculkan gagasan-gagasan tentang kesejahteraan buruh,dan pendidikan.
      Namun dalam perkembangnnya, Owen sendiri jatuh miskin dikarenakan pemikiran dan tindakannya untuk memulai perkembangan kota tempat pabrik Owen. Hal ini dikarenakan masyarakatnya belum siap untuk memulai konsep yang ditawarkan oleh Owen sehingga dikalahkan oleh mayoritas masayarakat kota tersebut.
B. Pemikiran-pemikiran John Lock dan Robert Owen
      Kedua tokoh tersebut sama-sama telah membuat pandangan baru dalam dunia pendidikan, yang tadinya pendidikan masih dilaksanakan dengan kolot, dengan adanya konsep pemikiran mereka ada perkembangan yang sampai saat ini masih relevan untuk diaplikasikan.
      Pandangan pendidikan John Locke yang terkenal adalah konsep TABULA RASA atau lembaran kosong, yaitu dimana dianggap bahwa orak adalah sebuah penerima pasif yang memperoleh pengetahuan dari pengalaman dan menyerapnya melalui panca indera berbagai gagasan sederhana dan kemudian digabungkan atau dihubungkan untuk membentuk suatu pemikiran yang berkaitan.
      Penerapan tabula rasa oleh John Locke ditunjukkan dalam pandangannya mengenai pembedaan yang jelas antara pendidikan dan perolehan (melalui penggabungan) informasi verbal yang semata-mata hanya untuk diingat dan diulangi. Ia menekankan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan kekuatan badan dan pikiran individu agar ia sukses dalam hidupnya.
      Menurut Locke, sasaran pendidikan itu sendiri adalah membentuk akan sehat dalam tubuh yang sehat dan otak yang sehat dalam pikiran. Tubuh dan pikiran anak kecil membutuhkan bimbingan dan disiplin yang ketat untuk mengajarinya agar dapat menahan kesukaran atau ketidakpuasan dan membentuk gabungan antara kebiasaan berpikir secara benar dan tingkah laku yang baik. Setelah anak tersebut besar dan menunjukkan kemampuannya dalam mengendalikan dorongan alamiah serta keinginannya, ia harus diberi kebebasan lebih besar untuk memutuskan segalanya dengan caranya sendiri.
      Locke mengatakan bahwa orang tua dan pembimbing harus menjadi contoh, memperlihatkan sifat-sifat kepribadiannya yang prima, seperti misalnya kebaikan, pendidikan yang baik, dan hal-hal lain yang dihormati serta sering ditiru oleh anak-anak. Seorang anak yang mencoba untuk mencontoh hal-hal diatas harus didorong, dipuji, diperbaiki, atau ditegur atau dibimbing jika perlu, tetapi jangan terlalu dibebani oleh kritik-kritik yang berlebihan atau tugas yang tak berguna.
      Locke juga menganjurkan agar tidak mengisi kepala anak-anak dengan “sampah” karena mereka tidak akan memikirkan hal tersebut lagi “selama hidupnya”. Pendidikan harus praktis, berguna, berarti, menyenangkan, anak harus dihormati, “diperlakukan seperti orang dewasa”, dibiarkan untuk mengeluarkan pendapatnya, belajar dari pengalaman, dan memperoleh berbagai kemampuan yang akan berguna baginya.             Belajar dari pengalaman jauh lebih baik dibandingkan dengan belajar dari buku-buku, tetapi membaca dan pengajaran bahasa juga tidak boleh diabaikan
Menurut Locke, terdapat  perbedaan kemampuan diantara anak-anak dalam belajar dan mengembangkan kekuatan jasmani dan rohani, juga dalam hal minat serta pilihan pelajaran dan kegiatan-kegiatan tertentu. Perbedaan individu ini harus diamati dan dihargai. John Locke juga mengkritik berbagai kurikulum-kurikulum sekolah yang selalu berusaha membentuk murid-muridnya untuk menjadi sesuatu untuk karirnya. Dia berpendapat bahwa lebih baik murid-murid itu dibiarkan mencari sendiri apa yang diinginkannya sehingga berbagai pengalaman dapat dia dapatkan sendiri dan dapat dipahami.
Pandangan Robert Owen mengenai pendidikan menjelaskan bahwa tujuan utama pendidikan adalah pengembangan sikap moral. Anak-anak oleh owen diibaratkan sebagai plastic yang mudah dibentuk, berbudi luhur dan cerdas bila mendapat pendidikan yang tepat mulai dari masa kanak-kanak, mereka nantinya akan membentuk kebiasaan-kebiasaan baik dan akan mencegah atau membasmi segala kejahatan sosial serta akan menyempurnakan masyarakat dimana mereka berada.
Owen sangat menegaskan bahwa pendidikan yang tepat akan membentuk sifat manusia tersebut, sehingga dia memberikan masukan bahwa setiap orang, baik miskin atau kaya, harus mendapatkan pendidikan yang baik. Mengenai pendidikan, owen juga memberikan beberapa klasifikasi usia mengenai pola pendidikan. Sebagai contoh, untuk usia kanak-kanak hingga 10 tahun, Owen menekankan untuk memberikan pengalaman dengan binatang-binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda lainnya dilingkungan alam mereka. Ia juga menegaskan untuk tidak memberikan buku pada anak-anak usia mereka, karena lebih baik mengahadapi sesuatu secara langsung dari pada lewat buku. Pengalaman hidup anak-anak akan menjadi dasar bagi mereka untuk mempelajari kehidupan nyata
Dalam pembelajarannya, anak-anak juga harus didorong untuk mewujudkan minat mereka dibawah bimbingan guru yang terlatid, mencintai dan menghargai mereka, dan selalu kooperatif dengan anak-anak dalam permainan dan studi. Robert Owen secara tidak langsung juga telah menerapkan atau membuat kurikulum untuk setiap usia, yang juga hampir sama dengan beberapa pandangan pendidikan beberapa tokoh.
 Namun Owen memperbaiki yang salah satu adalah, dalam pendidikan tidak boleh memaksakan penghafalan tentang suatu buku atau menolak teori untuk menyuruh  murid lebih tua untuk mengajari yang muda, menolak sekolah sebagai tempat doktrinasi dan mensteriotipkan guru hanya kepada kaum perempuan saja. Selain itu ia juga menganjurkan kebebasan berpendapat maupun disiplin diri secara demokratis dan spontanitas yang dianggapnya sebagai cara belajar paling baik bagi anak-anak.
C. Kesimpulan Perbandingan Pandangan John Locke dan Robert Owen
Dari apa yang ditulis diatas, didapatkan beberapa pandangan-pandangan mengenai pendidikan oleh John Locke dan Robert Owen, dan  dapat diambil beberapa kesimpulan yatiu:
  1. Pada dasarnya pandangan mereka tentang pendidikan relative sama, namun John dalam hal ini hanya lebih menekankan bahwa pendidikan berasal dari pengalaman hidup dalam hidup manusia. Sedangkan Robert Owen lebih menegaskan bahwa pendidikan harus diambil dalam bangku sekolah namun sudah ada kurikulum dengan jelas untuk setiap tingkatan usia.
  2. Pandangan John Locke mengenai sekolah dengan Robert Owen sudah bertolak belakang. Karena John Locke lebih setuju untuk membiarkan anak memilih apa yang diinginkan tanpa harus memberikan lebih dalam, sedangkan Robert Owen menegaskan bahwa anak diberikan bekal pengetahuan di bangku sekolah untuk masa depan.
  3. Robert Owen memandang bahwa pendidikan yang tepat adalah diberikan oleh orang-orang yang terlatih, namun John Locke tidak sepakat dengan “konsep sekolah”.

SITUASI DAN KONDISI ISLAM DI ASEAN




A.    PENDAHULUAN
            Islam adalah agama yang haq bagi kita umat muslim, namun tidak demikian bagi orang yang beragama selain muslim. Indonesia adalah Negara terbanyak umat yang beragama Islam, tetapi bukan Negara Islam. ada beberapa Negara yang penduduknya beragama Islam, diantaranya adalah Negara-negara ASEAN. dengan adanya penelitian, kita dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum akan Islam dan situasi yang ada dalam Islam tersebut secara universal, seperti menjawab seberapa jauh, mengapa begitu, apakah benar, dan sebagainya.
            Dalam konteksnya, Islam dikenal sebagai agama yang cinta akan kedamaian. oleh karena itu, dianggap penting untuk mengetahui konsep-konsep Islam, baik dinegara sendiri maupun Negara-negara lain.
            Pertama-tama masuknya agama islam melalui saudagar serta pedagang Gujarat, karena pada dasarnya islam adalah agama islam adalah agama yang dama, maka dari itu, penyebaran agama islam pun dengan jalan damai, tanpa paksaan dan sabotase.

B. SUBTANSI KAJIAN
1. Sekilas Tentang Dunia Islam
Menurut catatan yang hampir dapat dipercaya, hingga tahun 1400 hijriyah, jumlah penduduk Islam berkisar antara 800-850 juta orang. Tidak minoritas kaum muslimin yang hidup di berbagai Negara nonMuslim atau luar dunia Islam.
Dari catatan ini, kurang lebih 550 juta jiwa atau lebih dari 2/3 jumlah penduduk dunia itu hidup di benua Asia, dan bahwa jumlah Negara-negara Islam yang merdeka di benua tersebut hingga kini ada 21 negara, tidak termasuk Negara-negara Islam yang ada di bawah kekuasaan Uni soviet.
Dunia Islam memiliki kekuatan besar seperti unsur-unsur kekuatan ekonomi, berupa kekayaan pertanian, peternakan, pertambangan, dan bahan baku industri, selain itu juga tenaga kerja manusia.

Lahan-lahan pertanian dunia Islam luas dan subur sekali, di beberapa tempat mempunyai cuaca yang berbeda-beda sehingga hasil buminya pun berbeda-beda. Ditinjau dari segi ini, seharusnya  Islam adalah kaya sekali, namun hingga kini hasil pertanian dunia Islam sangat rendah sekali, dibandingkan dengan kemungkinan yang harus dimiliki. Hal ini disebabkan kurangnya perhatian yang sungguh-sungguh dan tidak digunakannya alat-alat teknik modern. Sebagai bukti akan pernyataan tersebut, bisa  kita lihat kasus di Syiria, disana satu kilometer persegi lahan pertanian hanya menghasilkan 70 ton, sementara lahan yang sama di Denmark menghasilkan 300 ton, dan di Perancis menghasilkan sampai 200 ton.
óOÎgƒÎŽã\y $uZÏF»tƒ#uä Îû É-$sùFy$# þÎûur öNÍkŦàÿRr& 4Ó®Lym tû¨üt7oKtƒ öNßgs9 çm¯Rr& ,ptø:$# 3 öNs9urr& É#õ3tƒ y7În/tÎ/ ¼çm¯Rr& 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« îÍky­ ÇÎÌÈ
Artinya:
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?”.(QS. Al Fushshilat : 53)
Ini membuktikan apabila kita hanya bersandar pada kemampuan yang pas-pasan, upaya eksploitasi secara baik dan efisien, kekayaan dunia Islam yang sebanyak 375 juta ekor sapi, kambing dan hewan ternak lainnya, akan berkurang sekali hasil gunanya. Dalam kondisi kemampuan yang pas-pasan tersebut, dan meskipun tidak dikelola dengan baik dan efisien, dunia Islam dewasa ini mampu menghasilkan [1]
·         Gandum dan beras sebanyak 15% dari hasil dunia
·         Gula 10% dari hasil dunia
·         Kurma 99% dari hasil dunia
·         Coklat 48% dari hasil dunia
·         Minyak goreng 80% dari hasil dunia
·         Kelapa 35% dari hasil dunia
·         Minyak zaitun 30%dari hasil dunia
·         Kapas 43%dari hasil dunia
·         Karet alam 80% dari hasil dunia
Sudah barang tentu hasil pertanian tersebut akan menjadi besar apabila saran produksinya yang serba ketinggalan diperhatikan.
Mengenai barang tambangnya, dunia Islam juga memiliki bagian terbanyak aneka ragamnya dan menduduki tempat tertinggi dalam jenisnya, antara lain : minyak bumi 60%, timah 56%, chroom 40%, phospat 25%, bauksit dan aluminium 23% dari keseluruhan hasil dunia.
Artinya:
Bagi orang-orang yang memenuhi seruan Tuhannya, (disediakan) pembalasan yang baik. Dan orang-orang yang tidak memenuhi seruan Tuhan, sekiranya mereka mempunyai semua (kekayaan) yang ada di bumi dan (ditambah) sebanyak isi bumi itu lagi besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan kekayaan itu. Orang-orang itu disediakan baginya hisab yang buruk dan tempat kediaman mereka ialah Jahanam dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman”. (QS. Ar Ra’du : 18)
Dan apabila kita mengingat hasil dari pertambangan tersebut di banyak Negara-negara Islam belum terekploitasi, tidak menutup kemungkinan dalam berbagai jenis tambang tersebut, dunia Islam menduduki tempat teratas. Kekayaan tambnag ini memberikan kesempatan luas kepada Negara-negara Islam untuk mengelolanya diberbagai industry-industri yang modern menjadi barang jadi, dari pada mengekspornya sebagai barang baku.
ASEAN didirikan oleh lima negara pemrakarsa, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand di Bangkok melalui Deklarasi Bangkok. Menteri luar negeri penanda tangan Deklarasi Bangkok kala itu ialah Adam Malik (Indonesia), Narciso R. Ramos (Filipina), Tun Abdul Razak (Malaysia), S. Rajaratnam (Singapura), dan Thanat Khoman (Thailand).


Brunei Darussalam menjadi anggota pertama ASEAN di luar lima negara pemrakarsa. Brunei Darussalam bergabung menjadi anggota ASEAN pada tanggal 7 Januari 1984 (tepat seminggu setelah memperingati hari kemerdekannya).[2]
Sebelas tahun kemudian, ASEAN kembali menerima anggota baru, yaitu Vietnam yang menjadi anggota yang ketujuh pada tanggal 28 Juli 1995. Dua tahun kemudian, Laos dan Myanmar menyusul masuk menjadi anggota ASEAN, yaitu pada tanggal 23 Juli 1997. Walaupun Kamboja berencana untuk bergabung menjadi anggota ASEAN bersama dengan Myanmar dan Laos, rencana tersebut terpaksa ditunda karena adanya masalah politik dalam negeri Kamboja. Meskipun begitu, dua tahun kemudian Kamboja akhirnya bergabung menjadi anggota ASEAN yaitu pada tanggal 16 Desember1998.
2. Timor Leste
Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami mendatangi daerah-daerah (orang-orang kafir), lalu Kami kurangi daerah-daerah itu (sedikit demi sedikit) dari tepi-tepinya? Dan Allah menetapkan hukum (menurut kehendak-Nya), tidak ada yang dapat menolak ketetapan-Nya; dan Dia-lah Yang Maha cepat hisab-Nya”. (QS. Ar Ra’du : 41)
Negara baru Timor Leste, yang dulunya merupakan sebuah provinsi Indonesia, terpaksa harus puas dengan hanya mendapatkan status pemerhati (observer) dalam ASEAN. Itupun setelah menuai protes dari berbagai negara ASEAN yang tidak mendukung masuknya Timor-Leste ke ASEAN, atas dasar rasa hormat kepada Indonesia. Myanmar, terutama, menentang pemberian status observer kepada Timor Leste karena dukungan Timor Leste terhadap pejuang pro-demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi.
Sejak kemerdekaan Timor-Leste pada Mei 2002, ASEAN telah banyak membantu Timor-Leste. Timor-Leste telah diundang untuk hadir dalam beberapa pertemuan ASEAN. Meskipun begitu, Timor-Leste masih tetap berstatus observer. Mantan Menlu Timor Leste yang sekarang menjadi Presiden, Ramos Horta, pernah menyatakan tidak berminat menjadi anggota ASEAN, karena Timor-Leste dinilai bukan negara Asia (Tenggara), melainkan negara Pasifik atau Australia. Berbeda dengan rekannya Xanana Gusmao yang menyatakan bahwa akan lebih menguntungkan bagi Timor Leste apabila berafiliasi dengan ASEAN dibandingkan dengan apabila bergabung dengan Pacific Islands Forum.
Perkembangan terakhir mengindikasikan bahwa Timor-Leste sangat berminat untuk menjadi anggota ASEAN. Bahkan Pemerintah Timor-Leste melalui Kementerian Luar Negerinya telah menargetkan bahwa Timor-Leste akan menjadi anggota ASEAN sebelum tahun 2012, hal ini sangat di dukung oleh pemerintah Indonesia juga negara-negara anggota ASEAN lainnya seperti Filipina, Malaysia, Thailand, Singapura dan lain-lain.[3]
Hal ini dapat dilihat bahwa Pemerintah Timor-Leste juga telah membuka Sekretariat Nasional ASEAN di Dili pada awal bulan Februari 2009, dimana sekretariat ini akan berfungsi untuk mempersiapkan tahapan-tahapan menjadi keanggotaan ASEAN.
 
Artinya:
“( yaitu ) orang-orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu (hai orang-orang mukmin). Maka jika terjadi bagimu kemenangan dari Allah, mereka berkata, “Bukan kami (turut berperang) beserta kamu?” dan jika orang-orang kafir mendapat keberuntungan (kemenangan), mereka berkata,”Bukankah kami turut memenengkanmu dan membela kamu dari orang-orang mukmin?” maka Allah akan member keputusan diantara kamu  dihari kiamat dan Allah sekali-kali tidak akan member jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman”. (QS. An Nisa’ : 141)
Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (PERBARA) atau lebih populer dengan sebutan Association of  Southeast Asia Nations (ASEAN) merupakan sebuah organisasi geo-politik dan ekonomi dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara, yang didirikan di Bangkok, 8 Agustus 1967 melalui deklarasi Bangkok oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya, serta memajukan perdamaian di tingkat regionalnya. Negara-negara anggota ASEAN mengadakan rapat umum pada setiap bulan November.

 

 

 

3. Islam di Negara-Negara ASEAN

a. Agama Islam di Indonesia

Mengenai perkembangan Islam di Indonesia akan dibahas khusus pada  bab Perkembangan Islamdi Indonesia. Karena itu, pada pembahasan kali ini, hanya kami tulis secara singkat. Agama Islammasuk ke Indonesia pada abad ke-7 dibawa oleh pedagang Islam dari Arab, Gujarat dan Malabar.
Cara menyiarkan Islam dengan damai tidak dengan kekerasan atau paksaan. Adapun daerah-daerah yang mula-mula dimasuki Islam ialah Sumatera bagian Utara, sumatera Barat dan Jawa Tengah.
Perkembangan Islam di Sumatera dapat pesat setelah kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran, terutama di Samudera Pasai. Dari Samudera Pasai Islam berkembang ke Malaka, Minangkabau, Riau, Tapanuli dan lain-lainnya.
Agama Islam masuk ke Jawa pada masa pemerintahan Ratu Sima (674 M) dan Islam dapat berkembang dengan pesatnya setelah kerajaan Hindu di Majapahit mengalami kemerosotan. Adapaun yang sangat berperan dan berjasa menyiarkan agama Islam ke seleruh pelosok Jawa ialah Wali Songo.
Sedangkan perkembangan agama Islam di Sulawesi tidak sepesat seperti di Sumatera dan Jawa, karena adanya pertentangan Islam dengan kerajaan yang belum Islam demi kepentingan politik.[4]

Artinya:
“Kami berfirman, "Turunlah kamu semua dari surge itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu,maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscahya tidak ada kekhawatiran atas mereka dan tidak (pula)mereka bersedih hati”. (Al Baqarah : 38)
Adapun perkembangan Islam di Kalimantan sangat pesat, sejak Sultan Suryanullah tahun 1550 M. Demak mengirimkan para penghulu untuk mengajar agama Islam kepada masyarakat Kalimantan. Agama Islam berkembang di Kutai ± tahun 157 M, di Brunei sejak abad ke-15, di Kalimantan Barat sejak tahun 1550 M , dan kepada suku Dayak tahun          1677 M. Bersamaan dengan berkembangnya agama Islam maka berdirilah kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia antara lain di Demak, Pajang, Mataram, Banten, Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera.
Agama Islam di Indonesia dapat berkembang dengan baik dan pesat. Hal itu terbukti sekitar 88 % (1985) penduduk menganut agama Islam, kemudian tempat-tempat ibadah banyak dibangun disetiap kota-kota, desa dan lain sebagainya. Tempat-tempat pengajian, tempat-tempat TPA atau Taman Pendidikan Al-qur’an hampir di setiap kampung ada. Disamping itu, pada hari raya Idul Fitri, hari raya kurban kita dapat menyaksikan orang Islam berduyun-duyun ke lapangan untuk shalat. Juga dalam pembagian zakat fitrah, penyembelihan hewan kurban dan pelaksanaan ibadah haji, yang tiap tahun calon jamaah haji Indonesia selalu bertambah dan untuk tahun 1995 calon haji (yang mendaftar) samapai 240.000 orang sehingga melebihi kuota.
Maraknya jilbab di sekolah-sekolah dan kampus-kampus perguruan tinggi, maraknya gerakan dakwah kampus, lahirnya organisasi remaja masjid, pesantren-pesantren kilat pada masa liburan sekolah, lahirnya ICMI, Bank Muamalat, Asuransi Islam dan sebagainya. Semua itu, menunjukan bahwa agama Islam dapat berkembang baik di Indonesia.

b. Agama Islam di Singapura
Perkembangan Islam di singapura boleh dikatakan tidak ada hambatan, baik dari segi politik maupun birokratis. Muslim di Singapura ± 15 % dari jumlah penduduk, yaitu ± 476.000 orang Islam.[5]
Artinya:
“(Ingatlah) ketika Allah menjadikanmu mengantuk sebagai suatu penentraman dari-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk menyucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan dari setan dan menguatkan hatimu dan memperteguh kekuatannya dengan telapak kaki (mu)”. (QS. Al Anfal : 11)
Sebagai temapt pusat kegiatan Islam ada ± 80 masjid yang ada di sana. Pada tanggal 1 Juli 1968, dibentuklah MUIS (majelis Ulama Islam Singapura) yang mempunyai tanggung jawab atas aktivitas keagamaan, kesehatan, pendidikan, perekonomian, kemasyarakatan dan kebudayaan Islam.


c. Agama Islam di Thailand
Agama Islam masuk ke Thailand dengan melalui Kerajaan Pasai (Aceh). Ketika Kerajaan Pasai ditaklukan Thailand, raja Zainal Abidin dan orang-orang Islam banyak yang ditawan. Setelah mereka membayar tebusan mereka dikeluarkan dari tawanan, dan para tawanan tersebut ada yang pulang dan ada juga yang menetapa di Thailand, sehingga mereka menyebarkan agama Islam.
Ketika raja Thailand menekan Sultan Muzaffar Syah (1424-1444) dari Malak agar tetap tuduk kepada Thailand dengan membayar upeti sebanyak 40 tahil emas per tahun ditolaknya, kemudian Raja Pra Chan Wadi menyerang Malaka, tetapi penyerangan tersebut gagal. Pada masa pemerintahan Sultan Mansyur Syah (1444-1477) tentara Thailand di Pahang dapat dibersihkan. Wakil Raja Thailand yang bernama Dewa Sure dapat ditahan, tetapi beliau diperlakukan dengan baik. Bahkan, puterinya diambil istri oleh Mansyur Syah untuk menghilangkan permusuhan antara Thailand dengan Malaka. Pada akhir-akhir ini, muslim Pattani cukup lama mendapat tekanan dan penindasan dari rezim Bangkok yang memeluk Budha

d. Agama Islam di Filipina

Artinya:
“Kemudian setelah itu, hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu, sungguh ada yang mengalir sungai-sungai darinya, dan diantaranya sungguh ada yang terbelah, lalu keluarlah mata air darinya, dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan". (QS. Al Baqarah : 74)

Berdasarkan catatan Kapten Tomas Forst tahun 1775 M, ada orang Arab yang mula-mula masuk pulau Mindanau (Filiphina) adalah Mubaligh yang bernama Kebungsuan pada abad ke-15 M. Sedangkan yang menyebarkan agama Islam di pulau sulu ialah Sayid Abdul Aziz (Sidi Abdul Aziz) dari Jeddah. Ulama ini juga mengislamkan raja Malaka pertama yang semula beragama Hindu, yakni Permaisura diganti dengan Muhammad Syah. Kemudian yang disusun dengan mubaligh Abu Bakar yang menyebarkan Islam ke Pulau Sulu, Pulau Luzon dan sebagainya.
Muslim di Filipina adalah minoritas dan nasib mereka sekarang sangat memprihatinkan. Seperti nasib muslim di Thailand, Kamboja, Vietnam, Myanmar, di situ umat Islam mendapat gangguan, tekanan bahkan pembasmian dari pihak-pihak yang memusuhinya. Hingga kini muslim Moro terus berjuang untuk memperoleh otonomi karena mereka selalu ditindas dan diperlakukan sebagai warga kelas dua oleh pemerintah Manila. Oleh karena itu, muslim Moro terus berjuang mempertahankan diri, agama dan identitas sebagai muslim.

e. Agama Islam di Malaysia (Malaka)
 Sekitar abad ke-14 agama Islam masuk ke Malaysia dibawa oleh pedagang dari Arab, Persia, Gujarat dan Malabar. Disamping itu, ada seorang ulama bernama Sidi Abdul Aziz dari Jeddah yang mengislamkan pejabat pemerintah Malaka dan kemudian terbentuklah kerjaan Islam di Malaka dengan rajanya yang pertama Sultan Permaisura. Setelah beliau wafat diganti oleh Sultan Iskandar Syah dan penyiaran Islam bertambah maju, pada masa Sultan Mansyur Syah (1414-1477 M). Sultan suka menyambung tali persahabatan dengan kerajaan lain seperti Syam, Majapahit, dan Tiongkok.
Artinya:
“(Ingatlah) ketika Allah menjadikanmu mengantuk sebagai suatu penentraman dari-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk menyucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan dari setan dan menguatkan hatimu dan memperteguh kekuatannya dengan telapak kaki (mu)”. (QS. Al Anfa : 11)

Kejayaan Malaka dapat dibina lagi sedikit demi sedikit oleh Sultan Aludin Syah I, sebagai pengganti Muhammad Syah. Kemudian pusat pemerintahannya dari Kampar ke Johor (Semenanjung Malaka). Sultan Alaudin Syah I dikenal sebagai Sultan Johor yang pertama dan negeri Johor makin nertambah ramai dengan datangnya para pedagang dan pendatang. Sampai sekarang perkembangan agama Islam di Malaysia makin bertambah maju dan pesat, dengan bukti banyaknya masjid-masjid yang dibangun, juga terlihat dalam penyelenggaraan jama’ah haji yang begitu baik. Sehingga dapat dikatakan bahwa perkemabangan Islam di Malaysia, tidak ada hambatan. Bahkan, ditegaskan dalam konstitusi negaranya bahwa Islam merupakan agama resmi negara. Di kelantan, hukum hudud (pidana Islam) telah diberlakukan sejak 1992. kelantan adalah negara bagian yang dikuasai partai oposisi, yakni Partai Al Islam se-Malaysia (PAS) yang berideologi Islam. Dalam pemilu 1990 mengalahkan UMNO dan PAS dipimpin oleh Nik Mat Nik Abdul Azis yang menjabat sebagai Menteri Besar Kelantan.

f. Agama Islam di Brunei Darussalam
Agama Islam di Brunei dapat berkembang dengan baik tanpa ada hambatan-hambatan. Bahkan, agama Islam di Brunei merupakan agama resmi negara. Untuk pengembangan agama Islam lebih lanjut telah didatangkan ulama-ulama dari luar negeri, termasuk dari Indonesia. Masjid-masjid banyak didirikan. Umat Islam di Brunei menikmati kehidupan yang benar-benar sejahtrera sesuai dengan namanya Darussalam (negeri yang damai).
Pendapatan perkapita negara ini termasuk tertinggi di dunia. Pendidikan dan perawatan kesehatan diberikan secara cuma-cuma oleh pemerintah. Negara Brunei Darussalam merupakan negara termuda di Asia Tenggara (merdeka tahun 1984 dari Inggris). Penduduk Brunei Darussalam mayoritas beragama Islam.[6]


g. Islam di Negeri China
Masyarakat  Islam di dalam Asia Timur adalah paling sedikit, sebagian besar mereka adalah pork-eating, politheis, secularist, dan kafir yang menyembah berhala. Meskipun demikian persentase populasi kecil ( sekitar 2% di dalam Negeri China, 1% di dalam Jepang, dan kurang dari 1% di dalam Negara Korea), angka-angka mereka lebih besar jika dibandingkan dengan Negara lain.
Artinya:
“Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butir-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpahkan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan awan kilat itu hamper-hampir menghilangkan penglihatan”. (QS. An Nuur : 43) 
Sebagai contoh, lebih banyak orang Islam negeri China dibanding Malaysia, dan lebih dari tiap-tiap negara  Ketimuran Pertengahan kecuali Iran, Kalkun, dan Mesir. Timur Asia juga terus meningkat tergantung pada sebagian besar Negara-Negara Orang  Islam untuk energi dan tenaga kerja murah.
h. Islam di Asia dan Amerika Serikat
Artinya:
“Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan Kami), melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu. Dan telah Kami berikan kepada Samud unta betina itu (sebagai mukjizat)yang dapat dilihat, tetapi mereka menganiaya unta betina itu. Dan Kami tidak member tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti”. (QS. Al Isra’:59)
Islam di dalam Asia adalah sangat kompleks.Implikasinya adalah untuk keamanan nasional, tingkatan internasional dan regional terbatas. Minat status Yang dipersatukan di dalam Asia akan menjadi pengaruh bagi pengembanga peran  Islam di dalam negara-negara yang regional diri mereka. Pada pokoknya, Islam sendiri tidak bersikap apapun tantangan monolitis ke minat Amerika Serikat. Jika Amerika Serikat adalah untuk perlakukan  Islam sebagai suatu musuh, itu bisa menjadi satu peristiwa terbaru, paling khususnya di dalam Kosovo, sudah mengurangi kecurigaan beberapa tentang Amerika Serikat dan lain negara-negara barat yang bersikap bermusuhan dengan orang muslim.
i. Islam di Pakistan
Pakistan menduduki suatu tempat unik di dalam Dunia Orang  Islam. Itu adalah satu-satunya status yang dengan tegas mendirikan; tetapkan atas nama  Islam, namun juga lima puluh tahun setelah kemerdekaannya, peran dan tempat  Islam di dalam negeri tinggal belum terpecahkan. Dasar membagi mengenai hubungan antara agama dan lubang galian kecil. status yang mereka  lihat keberadaan Pakistan sebagaimana diperlukan untuk melindungi sosial itu, Orang  Islam ekonomi dan politis, dan mereka yang memandang  Islam sebagai suatu status religius. Beberapa bulan yang lampau, banyak masyarakat telah menolak Partai politik  Islam di dalam tiap-tiap pemilihan umum.
Ada suatu kombinasi pengembangan internasional dan domestik  atas masa lalu dua dekade. bagaimanapun, nampak seperti mendorong Pakistan di dalam arah suatu status dengan tegas religius.Tahun lalu pemerintah Pakistan telah memperkenalkan “Sharia” menjadi suatu kenaikan di dalam Shia-Sunni.[7]
Beberapa analis mempunyai pertimbangan yang dimulai untuk mempertimbangkan prospek “Pakistan Talibanized”, yaitu pergeseran dari sistem liberalisme menjadi suatu karakter religius lebih terang untuk negeri yang telah terpengaruh oleh pengembangan Negara yang berdekatan dengan Afghanistan dan India.
Dua faktor utama telah bertanggung jawab untuk memelihara agama terpisah dari bisnis status di dalam Pakistan hingga sekarang. Pertama, cara yang ditempuh oleh  Islam menyebar melalui anak benua telah menjadi jalur penting. Berlawanan Kepada pandangan yang  Islam telah tersebar anak benua oleh Penakluk  Islam, sesungguhnya itu menyebar melalui pengajaran Orang  Islam Sufi. Sufis praktek suatu jenis  Islam yang membandingkan dengan gaya yang semakin konservatif dan menilai lazim dalam beberapa negara-negara timur tengah dan bahkan Afghanistan. Lebih dari itu, kebanyakan Orang  Islam di dalam anak benua adalah Hindu Orang bertobat. Karena yang terdahulu ini Hindus, acuan yang basis dasar menunjuk, di samping memilih Iman  Islam itu, adalah Asia Selatan dan bukan Negeri Arab kepada barat. Pendekatan yang lebih konservatif ke  Islam. Dan di dalam Asia Selatan sosial yang berasal dari pribumi dan praktek religius jadilah lebih bersedia menerima nasehat untuk  masuk kedalam agama  Islam. Tentu saja hampir 85% penduduk Selatan Asia adalah Orang  Islam yang semakin dekat ke Sufisme, sedangkan sisanya 15%  lebih berhubungan erat kepada praktek  Islam yang konservatif. Kebanyakan Shiites di dalam anak benua juga cenderung untuk dipengaruhi oleh  Sufis tersebut.
4. Islam dan Keamanan
Artinya:
“dan apabila dating kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada rasul dan ulil amri diantara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (rasul dan ulil amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmad Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikuti syaitan kecuali sebagian kecil saja (diantaramu)”. (QS. An Nisa’: 83)
Implikasi  Islam untuk keamanan di dalam Asia di nasional atau tingkatan negeri datang dalam wujud kemampuan dan stabilitas politis untuk mengakomodasi minoritas di mana  Islam adalah agama mayoritas. Di tingkatan yang regional, Peran  Islam di dalam keamanan nampak seperti keterkaitannya yang manapun mempromosikan kooperasi atau menciptakan tegangan.[8]
Di tingkatan yang internasional, suatu isu utama adalah Peran Asia  Islam di dalam Organisasi Dan Pergerakan  Islam internasional yang terutama sekali hubungan dengan Timur Tengah. Pada tidak satupun mengukur  nasional, regional atau internasional. [9]Apakah Islam di dalam Asia bersikap suatu masalah keamanan segera atau serius. Atau hanya di dalam Asia Selatan yang memberi  Islam tetap tumbuh dan peran di dalam Politik yang domestik Pakistan dan tanggapan nya ke Hindu Nasionalisme,  Islam adalah suatu unsur utama yang mempengaruhi kedua-duanya yang domestik dan keamanan regional. Longer-Term Isu meliputi kegelisahan sebagian dari Orang  Islam Cina/ keramik dan pergeseran sosial, peran  Islam yang politis dan ekonomi di dalam Malaysia Dan Indonesia.
5. Islam dan Penguasaan
Artinya:
“Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu)”. (QS. Al Baqarah : 247)
Suatu debat utama di dalam dan tanpa Masyarakat  Islam adalah kecocokan iman dengan demokrasi. Meskipun demikian, seminar yang dengan susah mantap debat itu tercatat bahwa orang  Islam yang pasti mengambil bagian demokrasi dan bahwa Pesta  Islam  sedang berperanan dalam transisi yang mungkin kebih condong ke arah demokrasi. Pada pokoknya, sedikitnya di dalam yang praktis sebagai lawan terminologi filosofis atau yang mengenai agama,  Islam dan demokrasi tidaklah tidak cocok/bertentangan. Satu dari banyak kompleksitas debat ini adalah sikap yang berbeda Sunnis dan Shiias ke arah demokrasi.
6. Islam dan Militer
Peran  Islam di dalam militer Negara-Negara Asia-Pacific mewakili di pertemuan yang sungguh-sungguh berbeda dengan sangat. Di dalam Indonesia, sebagai contoh, itu telah dicatat sebagai militer yang mempunyai hubungan gelisah dengan Partai politik  Islam Dan Pergerakan, hubungan ini adalah lebih sedikit disusahkan hari ini. Mengenai Pakistan, Perhatian telah dinyatakan yang lebih rendah, dan para petugas tingkatan pertengahan sedang mendukung untuk menggolongkan Islam sebagai agama yang cinta damai.

7. Kepercayaan Asia Barat
Yang dimaksud dengan kepercayaan Asia Barat ini adalah agama Yahudi. Kristen  atau Nasrani dan agama Islam. Ketiga agama ini umumnya disebut Monotheisme, Kekuasan Tuhan. Agama Yahudi terbatas hanya untuk bangsa Yahudi saja, sedangkan agama Nasrani dan Islam, keduanya dipercaya oleh  beberapa bangsa di seluruh dunia. Oleh ratusan manusia. Walaupun demikian tiadalah Madilog memandang agamanya Nabi Musa, Daud, dan Sulaiman lebih kurang harganya dari agama Nasrani atau Islam. Agama Yahudi mengandung inti dan pokok ketiga agama itu. Dan juga merupakan pelopor, yang memulai Monotheisme dan pada agama Yahudi pula Monotheisme itu sudah sampai puncak.[10]
Artinya:
Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (QS. Al Baqarah : 38)
Sebenarnya Orthodox Kristen (kolot) itu memandang Nabi Isa sebagai Anaknya Tuhan, dalam arti harfiah. Tuhan itu dianggap Bapak yang demgan perantaran Gadis Maryam sebagai Ibu, melahirkan Nabi Isa. Betul pula menurut Orthodox Kristen yang tidak sedikit pemeluk itu –Ke-Esaan  semacam itu adalah ke-Esaan Tuhan, Maryam dan yesus itu, meski dianggap sama dengan kebenaran: 1+1+1=1, bukan 3, melainkan “satu”. Selama 2000 tahun tak mau dikalahkan kecerdikannya dalam berdebat bhwa Yusuf, lakiny Maryam itu Cuma bantal guling di sampingnya  Gadis Maryam saja. Sebetulnya menurut kepercayaan Orthodox Kuristen, Nabi Isa itu dilahirkan oleh Tuhan di tengah-tengah bangsa Yahudi untuk memenuhi harapan Yahudi atas datangnya messia (imam Mahdi , Ratu adil). Sedangkan Yahudi itu menggantung Anaknya Tuhan ini! Tetapi kelompok rasionalis Kristen, yaitu kelompok Nasrani yang berpedoman-walaupun lebih sedikit pemeluknya disbanding  Orthodox Kristen- tiada lagi bersandar kepada kepercayaan seperti itu. Mereka menganggap Nabin Isa seperti manusia juga dan Tuhan itu adalah Tuhannya Yahudi juga. Apalagi kaum ilmuan, baik yang masih atau yang tidak lagi percaya pada agama Nasraninya, menganggap agama dan masyarakat Yahudi sebagai titk melangkah
Dengan kata lain, jika dipandang dengan kaca mata Madilog, ketiga agama tersebut mesti dianggap sebagai Tiga –Sejiwa yang terletak  di atas lapang yang  datar.
Ahli Barat juga mengakui, Muhammad sebagai pemikir besar! Usaha yang lama dan sungguh mencari “hakekat” sebagai jawaban dari pertanyaan tentang artinya “Dunia dan Hidup” ini berakhir pada “Fir’aun Tuhan” yang diterimanya. Ternyata makin kita gali lagi sejarah, makin banyak keghaiban. Makin baru sejarah, makin tipis keghaiban. Masyarakat dan kecerdasan  pada zaman Nabi Musa memerlSukan keghaiban yang bisa diadakan oleh Nabi Musa. Masyarakat dan kecerdasan pada zaman Nabi Isa memerlukan keghaiban yang ditimbulkan oleh Nabi Isa. Masyarakat dan kecerdasan Arab tidak begitu lama dibelakang kita. Yang ghaib seperti adanya Tuhan juga Akhirat an lain-laianitu tidak lebih dari sisa pengetahuan pada masa itu.semua itu masalah diluar pembuktian dan pengetahuan masyarakat. Keghaiban itu sudah terbatas sekali dan terutama berhu bbungan dengan dunia kenabian baka, bukan dunia fana ini. Kalau ada keghaiban yang lain-lain yang juga ada pada Nabi Muhammad SAW, maka sebagian besar dari keghaiban itu timbul,berhubung dengan pertanyaan yang sulit-sulit yang datangnya dari pihak Yahudi dan Kristen pada masa hidupnya Muhammad SAW. Pada masyarakat cerdas berdasarkan mesin dan listrik ini, maka jelas tidaj akan timbul dan berkembang seperti pada zaman gelap-7gelap dahulu. Agama Yahudi, Nasrani dan Isalm yang ketiganya lahir di masyarakat bangsa Semit ( Yahudi dan Arab) itu dianggap Tiga Sejiwa, bukan Tiga Serangkai. Jiwa adalah inti, pokok ketiga agama itu sama, hanya cabang dan ranting saja yang berlainan.

8. Islam
Artinya:
(Akan tetapi) barangsiapa khawatir terhadap orang yang berwasiat itu, berlaku berat sebelah atau berbuat dosa, lalu ia mendamaikan antara mereka, maka tidaklah ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al Baqarah : 182)
Sumber yang diperoleh dari agama Islam inilah merupakan sumber yang hidup. Misalnya, seorang ibu yang sedang sakit, menentang malaikat maut dengan membaca surat Yasin berkali-kali dan surat lain dari Alqur’an, di luar kepala. Konon, sang suami yang sedang menjalankan tariqat, dalam keadaan “mabuk rohani” ketika  sedang mengambil air wudlu di kolam didapati tenggelam dengan badan setengah di dalam air dalam keadaan pingsan. Ketika siuman ia berkata telah bertemu dengan anaknya yang saat itu berada di negera Belanda. Sewaktu masih kecil sang anak sudah mampu menafsirkan Al Qur’an, dan dijadikan guru muda. Ibunya sering menceritakan kisah-kisah Nabi kepadanya. Sejarah Islam yang berakar pada dan dijiwai oleh keadaan sosial masyarakat, politik, ekonomi, dan budaya Arab asli serta akhirnya bertukar bentuk dan corak pada iklim keadaan baru di luar daerah asli, masih belum di tulis. Pekerjaan semacam itu bukanlah pekerjaan sembarang ahli, boleh jadi bukan pekerjaan seorang ahli secara individual, melainkan pekerjaan beberapa ahli yang tegabung dalam satu tim pada waktu yang lama. Juga ada kemungkinan bukti bukti sejarah yang ada sudah tidak bisa diperoleh lagi. Bagaimanapun juga buku seperti foundation of christianitty  untuk agama islam masih belum lahir.
Artinya:
(Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman". Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka”. (QS. Al Anfal : 12)
Berhubungan dengan penjelasan di atas maka sejarah Islam dalam waktu lebih kurang 1200 tahun sesudahnya Muhammad S.W.T.adalah sejarah yang condong pada politik seperti pengangkatan imam baru, menurut pertain Ali atau meneruskan pilihan yang demokratis seperti pengangkatan Abubakar, Umar, dan Utsman; perbedaan mashabnya imam syafi’I, Hanafi, Hambali, dan Maliki, satu aliran Islam kearah kegaiban (mistisisme), pada suatu pihak (imam Gazali) dan kenyataan (rasionalisme), sampai ketiadanya Tuhan (Atheisme) pada lain pihak (mmu’tazilah); pergerakan isalam yang baru kita kenal sekarang  seperti wahabi, Muhammadiyah, Ahmadiyah. Semua ini harus dianalisis  dengan melihat pada keadaan politik, ekonomi, geografi dan kebudayaan masyarakat muslim seperti di Eropa Selatan, Afrika, Asia barat dan tengah dsb. Penjelasan global semacam itu, sudah tentu diluar maksud buku ini serta diluar kekuatan dan kesempatan saya.
Muhammad S.A.W. mengakui sahnya kitab yahudi dan keristen. Muhammad  S.A.W. mengakui Tuhannya nabi Ibrahim dan Musa . Tetapi Tuhannya nabi Ibrahim dan Musa  menurut nabi Muhammad itu mesti dibersihkan dari pemalsuan Yahudi dan keristen di belakang hari.
Memang masyarakat arab asli membutuhkan ke Esa-an pemimpinan, sekurangnya sama dengan kebutuhan yang dirasa oleh  Nabi Musa dan Daut. Pada masa nabi Muhammad bangsa Arab terdiri dari berbagai suku  dan menyembah bermacam macam berhala pula. Perang saudara yang kejam keji tiada putus putusnya berlangsung terus menerus. Bangsa Arab memiliki fisik yang kukuh dan tegap, bedarah panas, mendiami sebuah wilayah yang sebagian besar terdiri dari gurun pasir, dan gunung batu, kering kerontang, dingin tajam menusuk tulang di musim dingin, panas terik di musim panas, perasaan susah dan gelisah mewarnai lehidupan masyarakat dalam mencari nafkah hidup sehari hari.perampokan dan pembunuhan adalah pekerjaan lazim sekali. Perdagangan kewilayah lain maupun ke dalam negeri meski di kawal oleh prajurit yang siap sedia menentang musuh yaitu para penyamnyamun badui yang rakus dan garang. Saudagar pada masa itu sama dengan serdadu. Makin lama penduduk Arab yang sudah padat itu semakin padat.Makin banyak sekali lelaki yang mati, makin besar pula jumlah perempuan yang berlabihan.[11] Tidak mengherankan kalau mendapatkan anak perempuan dianggap sebagai malapetaka dalam keluarga yang miskin. Perempuan sudah terlampau bennyak dan pada masyarakat semacam itu perempuan bukanlah makhluk yang dapatr mencari nafkah diluar rumah tangga melainkan, melainkan dianggap sebagai satu makhluk yang penambah mulut makan, jadi penambah kemiskinan. Tak mengheranka kalau bayi perempuan banyak yang dibunuh. Beruntunglah kaum perempuan kalau ada lelaki yang mampu dan mau mengawininya,mengangkat dia jadi istri yang ketiga ataupun kesekian puluh.

Artinya:
Ayat mana saja yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya. Tidakkah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu?”. (QS. Al Baqarah : 106)
Di tengah masyarakat semacam itu lahirlah Muhammad bin Abdullah, walaupun sukunya suku Quraisy dianggap sebagai suku tertinggi di kota Makkah, ia bukanlah seorang anak yang sempat mengalami masa penuh kemanjaan oleh ayanh dan ibu yang mampu. Selagi kecil ibu bapaknya telah meninggal, ia menjadi anak piatu dan dipelihara oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Sejak kecil pula ia telah menganal kesusahan dan kemelaratan di tengah tengah masyarakat saling bersengketa dan dalam keadaan jiwa yang gelap itu. Agak mengherankan memang, di tengah tengah masyarakat semacam itu bisa lahir seorang manusia dengan perangaidan budi seperti Muhammad bin Abdullah. Intan memang bisa diselimuti tapi tak bisa dicampur lebur dengan lumpur.
Makin riuh rendah gemerincing pedang sengketa dan sentak senjata di sekilingnya, makin tenang teduh pula pikirannya untuk menghadapi suatu kesusahan atau permusuhan. Lawan da kawan  banyak yang menyerahkan untuk dipecahkan, padahal Muhammad S.A.W bukanlah seorang nabi.tetapi dengan matanya yang tajam, telinga yang jernih, dam pikirannya yang cemerlang keberadaan Muhammad di tengah  tengah masyarakatnya menjadi semakin nyata. Pengalaman dalam pergaulan hidup itu semakin mempertajam pikiran dan batin nabi Muhammad dalam merenungi arti dan hakikat hidup. Cara seperti itu memeng lebih cepat sampai sasaran dari pada membaca buku bertimbun timbun, mengasingkan diri di luar pergaulan masyarakat. Pemudah Muhammad dilatih dan disepuh oleh masyaarkat Arab sendiri yang saling berseteru dan dalam keadaan jiwa yang gelap gulita itu.
Artinya:
Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al Quran) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami, menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (QS.Al A’raf : 52)
Entah karena paras wajahnnya, entah karena perawakannya atau perangainya, entah karena cerdik pandainya, entah karena semuanya, janda rangkayo khadijah berusai 40 tahun akhirnya menjatuhkan hati dan kepercayaannya kepada pemuda 15 tahunlebih muda ini, sesudah selama bertahun tahun Muhammad bin Abdullah bejasa melayani perniagaan buat janda Khadijah itu.
Sekaranglah baru diperoleh tempat dan waktu mengheningkan pikiran, merenungkan, berkontemplasi, mencocokkan, berpikir menyeluruh, meninggi, kemudian turun membumi lagi dengan menyesuaikannya pada kedataran kenyataan. Hal demikian memang merupakan cara berpikir bangsa Arab. Memang Arab bukanlah Hindu. Pikiran mereka yang menjulang tinggi itu selalu kembali membumi. Sesungguhnya berbolak-balik di antara ketinggian dengan dataran kenyataan itu bisa menjamin keberhasilan. Bukanlah seorang scientist seperti Newton atau Edision harus bisa”terbang” dalam berpikir? Namun setinggi-tingginya mereka “melangit” tetap berdasarkan alam materi yang nyata dan dengan hukum-hukum kenyataan yang bersifat pasti.
Di berbagai tempat yang sunyi senyap di gunung-gunung di luar kota Mekkah muncul berbagai persoalan. Langit Arabia tiada diliputi awan malam itu. Bulan dan bintang bersinar terang, sangat menarik perhatian bagi siapapun yang berpikir sungguh-sungguh (serious,ernstig). Tidak heran bila pemuda Muhammad di desak oleh berbagai pertanyaan, siapakah yang mengemudikan jalannya bulan dan jutaan bintang yang tetap teratur ini? Siapakah yang menjatuhkan hujan yang memberi hidupnya tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia itu? Tiadalah sesuatu buat persatuan bangsaku, menghentikan segala seteru dan  jiwa mereka yang gelap gulita serta mengangkat bangsaku menjadi Obor Dunia?
Newton dan Edison mewarisi dari para scientist sebelumnya berupa peralatan dan teori, laboratorium dan hokum perhitungan. Tetapi pemuda Muhammad hidup lebih dari 1300 silam. Hukum apakah tentang peredaran bintang atau hawa, uap  dan hujan atau hukum tentang kekuatan, penyatuan dan pemisahan atom-atom jasmani dan rohani yang sudah diketahui? Ahli Yunani pun belum sampai ke sana atau kalau ada paham yang condong ke sanapun belum tentu paham sampai ketelinga Muhammad bin Abdullah. Demikian Muhammad bin Abdullah harus menjawabnya dengan membanding-bandingkan pengalaman dan pengetahuannya pada masa silam ketika ia masih muda dengan jangkauan yang lebih luas daripada yang dikenal masyarakatnya sendiri.
Artinya:
Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia”. (QS. Ali Imran : 96)
Dunia Arab yang bependudukpadat dan tengah ramai-ramainya gemar pada perkelahian dan pertarungan antar suku itumerupakan sebuah wilayah yang belum pernah dijajah oleh sebuah kekuasaan asing, sedikit dikenal oleh dunia luarnya, tidak heran dengan keadaan seperti itu secara sosiologis masyarakatnya sudah sampai pada titik kebutuhan, satu bengsa, satu bahasa dan satu pemimpin. Oleh karena itu pula tidak mengherankan sama sekali kalau Muhammad tertarik oleh Tuhan Esanya Nabi Ibrahim, Musa, dan Daud. Di sini Tuhan itu lebih terang ke-Esa-annya. Pada kehidupan yang penuh perkelahian seperti di Arabia, maka di alam mayapada yang diartikan sebagai sebuah pertarungan hidup serta harus dijalankan secara lahir-batin, jasmani-rohani dan dipimpin oleh satu spirit, kesangsian atas ke-Esa-annya Tuhan bisa menewaskan si petarung.saru masyarakat di bawah satu pimpinan, dengan dijiwai oleh satu inspirasi Tuhanyang satu itulah yang dibutuhkan oleh bangsa Arab. Ketika muhammad merenung, dan mencari jawaban atas berbagai persoalan hidup maka ahli-ahli Barat mengatakan bahwa Muhammad yang buta huruf itu hanyalah sedikit tahu tentang agama Kristen. Dikataka noleh mereka bahwa Muhammad mendapat pengetahuan itu dari mulutnya monikken atau rahib dan setengah ulama Kristen. Mereka melupakan keterangan mereka sendiri bahwa Muhammad sesudah memasuki gereja Katolik di salah satu tempat di Asia Barat berkata: “ Ini Cuma rumah berhala lain”. Sekarang pun pada abad ke duapuluh ini kalau orang memasuki gereja Katolik di Rusia atau roma, di Jerman atau Indonesia, bila melihat patung Nabi Isa dan ibunya  Marayam yang dipuja dan tidak mengherankan bila seseorang yang netral agama pun akan mendapat kesan seperti kesan Muhammad SAW Tuhan tidak bisa dibendakan. Ia semata-mata bersifat rohani.
Tuhan yang semata-mata rohani yang tidak dipatungkan lagi itu baru terdapat dalam agama Nasrani sesudah munculnya Luthher dan Calvin. Jadi sesudah lebih kurang 1500 tahun Nabi Isa lahir atau setelah 900 tahun Nabi  Muhammad wafat. Dalam gereja Protestan kita tidak melihat lagi patung yang seolah-olah mencoba mempengaruhi orang dengan perasaan iba; kasihan pada Nabi Isa yang tergantung dipaku tangannya pada palang gantungan itu oleh musuhnya, Yahudi jahannam itu.Jadi pada Protestan nyata pengaruh Islam untuk seseorang yang tidak lagi digelapkan oleh dogma (kepercayaan) agama sendiri. Dengan Yahudi, Muhammad bertentangan pendapat tentang fungsi dan kekuasaan para Rabbi Yahhudi itu. Muhammad menganggap Tuhan itu semata-mata rohani dan berada di mana-mana. Seorang Muslim bisa berhubungan langsung dengan Dia, tiada memakaikasta Rabbi atau pendeta sebagai perantara  atau tengkulak. Hubungan langsung manusia dengan Tuhan itulah yang menjadi salah satu permasalahan bagi Protestan umumnya, ketika Cromwell dan tentaranya berperang dengan raja-raja dan golongan Katolik. Ini terjadi sesudah lebih kurang 1650 tahun wafatnya Nabi Isa atau lebih kurang 1000 tahun setelah Muhammad wafat. Di sini nyata bagi orang yang berpikir objektif (tenang) pengaruh Islam atau Nasrani seperti juga pada Yahudi.
Jadi agamanya Nabi Isa dan Nabi Musa dijalankan pada masa hidupnya Nabi Muhammad itu tidaklah diambil bulat mentah dengan tiada kritik semata-mata. Bukan saja Mhammad mengambil pokok besarnya agama Yahudi dan Nasrani, tetapi dikemudian hari, Yahudi Dan Kristen, walaupun secara resmi tidak mau mengaku terus terang, mengambil sifat baru dari Islam. Demikianlah, pada Muhammad SAW “keunggulan” Tuhan itu, ke-Esa-an Tuhan itusakpai kepuncaknhya, tidak ada kesangsian lagi seperti melekat pada agama Nasrani da masa Nabi Muhammad SAW . Pertentangan paham terhadap agama Nasrani itu dijelaskan dengan tegas pada satu surat yang pendek,  tetapi dianggap sangat fundamental bagi kaum muslimin:bahwa Tuhan tunggal tidak memperanak (Nabi Isa) dan tidak diperanakkan (Qulhuallahhuahad…dsb).
Artinya:
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”. (QS. Ali Imran : 103)
Karena Muhammad SAW mendapatkan ilham tentang ke-Esa-an Tuhan dengan cara paling sempurna dan juga pahamnya tentang kesamaan derajat semua manusia di hadapan Tuhan lebih baik dariyang lain,di mana semua itu masih gelap pada agamaYahudi di masa Nabi Ibrahim, lebih-lebih pada masa Nabi Sulaiman kemudian Kristen, Katolik, Anatolia, atau Rumawi di masa Muhammad SAW maka wajarlah apabila Nabi Muhammad merupakan Nabi yang terbesar dan Yang terakhir bagi agama-agama Monotheisme. Kalau Albert Einsteinmenyempurnakan teori relativitas maka orang tidak berkebaratan menamainya sebaagi teori Einstein. Adakah ajaran tentang ke-Esa-an Tuhan yang pasti dan paham tentang persamaan antar manusiadi hadapan Tuhan yang lebih nyata daripada agama Islamnya Muhammad SAW? Nabi Isa sendiri mengakui dirinya sebagai anak Tuhan di muka Rabbi dan Rajanya Yahudi buat Negara 1000 tahun di muka Pilatus, maka apkah salahnya kalau Muhammad mengakui dirinya sebagai pesuruh, utusan atau rasulnya Tuhan yang terakhir dan terbesar.
Rupanya kepercayaan pada Allah sebagai Tuhannya yang Esa, Muhammad sebagai rasulnya dan persamaan anatarmanusia di hadapan Tuhan, ternyata belum cukup kuat mempersatukan eluruh suku-suku Arab yang saling berseteru sengketa dan berperang terus menerus itu. Malah hal tersebut menimbulkan ejekan, kebencian dan caci maki kepada Muhammad yang oleh penduduk Mekkah diketahui sebagai anaknya  Abdullah dan Aminah yang sudah tiada itu. Kepada siapakah, mereka, manusia-manusia  Arab yang galak dan ganas itu akan takut? Dan apakah gunanya berbuat baik di dunia ini kalau sesudah mati semua perkara yang berhubungan dengan manusia itu berhenti sama sekali? Bila seperti itu, lebih baiklah kiranya menjadi orang kuat, kebal, piawai, berani, jahat, menjadi pendekar atau perampok, atau apa saja asal bisa dapatkan harta buat kesenangan, perempuan buat permainan dan laki-laki buat hamba sahaya.
Artinya:
Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (QS. Al Baqarah : 38)
Di dunia fana inilah haruslah dicari sesuatu kenikmatan atau kesengsaraan yang dapat mendorong manusia untuk takut berbuat jahat dan gemar berbuat baik. Demikianlah pemikiran luhur yang didorong oleh keperluan mencari kelanjutan hidup. Tidak didunia ini, melainkan didunia baka yaitu akhirat. Dengan begitu perlu pemahaman tentang adanya jiwa yang paling khusus yang tidak tegak lurus dalam tiang jasmani kita. Jasmani itulah yang kelak hari kiamat akan dibangunkan kembali hari kiamat.  jasmani dan jiwa yang hidup itulah yang kelak akan ditimbang kebaikan dan keburukan, yang salah akan dimasukkan kedalam neraka dan yang saleh akan masuk kesurga. Memang pemikir yang pemberani dan konsekuens yang meng-Esakan Tuhan itu mesti meng-Esakan kekuasaannya pula.
C. KESIMPULAN
Banyak Negara –negara selain Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, dalam konteksnya, selain sebagai agama yang cinta akan perdamaian, Islam juga sebagai agama yang mengarahkan kita untuk berfikir positif dan tenggang rasa antar umat beragama dan saling menghargai antara Negara satu dengan Negara yang lain. walau dewasa ini kita pernah mendengar bahwa Islam adalah agama teroris, tetapi Islam bukanlah agama yang mengajarkan kita untuk menjadi teroris.
Pandangan  islam memedomani segala tingkah laku umat muslim ke arah yang baik yang menyangkut keselamatan pribadi di dunia dan lebih-lebih di akhirat. Pandangan Islam merupakan pandangan hidup sempurna, karena dalam pandangan hidup ini di atur pula bagaimana cara menempuh dan meraih ridlo Sang Pencipta, apabila kita sudah berpegang teguh pada Islam dalam mencapai cita-cita maka akan timbul dengan sendirinya. Lagi pula Islam mengajarkan kita menghindari rasa keputusan yang mempunyai akibat buruk bagi kita.








SITUASI DAN KONDISI ISLAM DI ASEAN
 


Right Arrow: Sekilas Tentang
 


Down Arrow: NEGARA ISLAM
DI ASEAN                                                                                              ISLAM




Oval: Situasi dan kondisi islam di :
Indonesia
Singapura
Thailand
Fillipina 
Malaysia
Brunei Darussalam
Cina
Amerika Serikat
Pakistan
 

Horizontal Scroll: KEPERCAYAAN ASIA BARAT
iSlam dan penguasa
Islam dan militer
 
Folded Corner: Islam dan Keamanan                                              


.













DAFTAR PUSTAKA

Ali Asghar, 1999. Menyegarkan Kembali Sikap Islam (islam dan theologi pembebasan), PT. Pustaka Pelajar: Jakarta.
Anderson J.N.D, 1990. Hukum Islam di Dunia Modern. CV. Amar Press: Surabaya
Fatih Yakan, 1995. Islam di Tengah Persengkolan Musuh Abad-20, PT. Gema Insani Press: Jakarta.
Hamka dan Ong Hok Ham, 1999. Islam dalam Tinjauan Madilog (matrialisme-dialektika-logika), PT. Adipura: Yogyakarta.
Husaini Adian, M. A dan Nuim Hidayat, 2002. Islam Liberal (sejarah, konsepsi, penyimpangan, dan jawabannya), PT. Gema Insani: Jakarta.
Mohammad Zuhri, 1980. Tarikh Al-Tasyri’ Al-Islami (sejarah pembinaan hukum Islam ), PT. Darul Ihya: Indonesia.
Teguh Prasetyo, 2006. Hukum Islam (Menjawab Pertanyaan Zaman Yang Terus Berkembang).              PT. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shideqy, 1987. Falsafah Hukum Islam. PT. Pustaka Rizki Putra: Semarang.
Zuly Qodir, 2003. Islam Liberal (paradigm baru wacana dan aksi islam indonesia), PT. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.



[1]  Fatih Yakan, 1995. Islam di Tengah Persekongkolan Musuh Abad-20 hal. 18-48

[2] Hamka, Ong Hok Ham, 1999.  Islam dalam Tinjauan Madilog, hal. 58-63
[3] Dr. Teguh Prasetyo, 2006. Hukum Islam (Menjawab Pertanyaan Zaman Yang Terus Berkembang). Hal 37-39
[4] Husaini Adian, M. A, Nuim Hidayat, 2002. Islam Liberal (sejarah, konsepsi, penyimpangan, dan jawabannya). Hal 7

[5] Fatih Yakan, 1995. Islam di Tengah Persekongkolan Musuh Abad-20. Hal. 22
[6] Fatih Yakan, 1995. Islam di Tengah Persekongkolan Musuh Abad-20. Hal. 26

[7] Fatih Yakan, 1995. Islam di Tengah Persekongkolan Musuh  Abad-20. Hal. 30
[8] Fatih Yakan, 1995. Islam di Tengah Persekongkolan Musuh Abad-20. Hal. 45
[9] Fatih Yakan, 1995. Islam di Tengah Persekongkolan Musuh Abad-20. Hal. 46

[10] Husaini Adian, M. A, Nuim Hidayat, 2002. Islam Liberal (sejarah, konsepsi, penyimpangan, dan jawabannya). Hal. 2
[11] Dr. Teguh Prasetyo, 2006. Hukum Islam (Menjawab Pertanyaan Zaman Yang Terus Berkembang).