baca selengkapnya di : http://www.poetra-anoegrah.co.cc/2010/04/cara-mengubah-judul-blog-dengan-judul.html#ixzz1Ie8isVZF

Klik Kanan

Selasa, 30 November 2010

Evaluasi Kurikulum

Pengertian Evaluasi Kurikulum
Evaluasi Dan Kurikulum Merupakan 2 Disiplin Ilmuyang Berdiri Sendiri,Ada Pihak Yang Berpendapat Antara Keduanya Tidak Ada Hubungan,Tetapi Ada Pihak Lain Yang Menyatakan Keduanya Mempunyai Hubungan Yang Sangat Erat.Hubungan Tersebut Merpakan Hubungan Sebab Akibat,Perubahan Dalam Kurikulum Berpengaruh Pada Evaluasi Kurikulum,Sebaliknya Perubahan Evaluasi Perubahan Evaluasi Akan Memberi Warna Pada Pelaksanaan Kurikulum,Hubungan Antara Evaluasi Dengan Kurikulum Bersifat Organis Dan Prosesnya Berlangsung Secara Evolusioner.
Evaluasi Kurikulum Sukar Di Rumuskan Secara Tegas Hal Itu Disebabkan Beberapa Faktor :
  1. Evaluasi Kurikulum Berkenaan Dengan Fenomena-Fenomena Yang Terus Berubah
  2. Objek Evaluasi Kurikulum Adalah Sesuatu Yang Berubah-Ubah Sesuai Dengan Konsep Yang Digunakan
  3. Evaluasi Kurikulum Merupakan Suatu Usaha Yang Dilakukan Oleh Manusia Yang Sifatnya Juga Berubah
R.A Becher,Seorang Ahli Pendidikan Dari Universitas Sussex Inggris Menyatakan Tiap Program Pengembangan Kurikulum Mempunyai Style Dan Karakteristik Tertentu, Dan Evaluasi Dari Program Tersebut Akan Memperhatikan Style Dan Karakteristik Yang Sama Pula ,Seorang Evaluator Akan Menyusun Program Evaluasi Kurikulum Sesuai Dengan Style Dan Karakteristik Yang Dikembangkannya.
Konsep-Konsep Evaluasi Kurikulum Dibagi Menjadi 2
  1. Deskriptif
  2. Preskriptif
Luas Atau Sempitnya Suatu Suatu Program Evaluasi Kurikulum Sebenarnya Ditentukan Oleh Tujuannya.Doll ( 1976 ) Mengemukakan Syarat-Syarat Suatu Program Evaluasi Kurikulum Yaitu Suatu Evaluasi Kurikulum Harus Nilai Dan Penilaian ,Punya Tujuan Atau Sasaran Yang Jelas,Bersifat Menyeluruh Dan Terus Menerus Berfungsi Diagnostik Dan Tevintegrasi.
Evaluasi Kurikulum Juga Bervariasi,Bergantung Pada Dimensi-Dimensi Yang Menjadi Fokus Evaluasi,Salah Satu Dimensi Yang Sering Mendapat Sorotan Adalah Kuantitas Dan Kualitas
  1. Konsep Kurikulum
Kurikulum Merupakan Daerah Studi Intelek Yang Cukup Luas.Banyak Teori Tentang Kurikulum,Beberapa Teori Menekankan Pada Rencana,Yang Lainnya Pada Inovasi Pada Dasar-Dasar Filosofis Dan Pada Konsep-Konsep Yang Diambil Dari Ilmu Prilaku Manusia.Secara Sederhana Kurikulum Dapat Diklasifikasikan Atas Teori -Teori Yang Lebih Menekankan Pada Isi Kurikulum,Pada Situasi Pendidikan Serta Pada Organisasi Kurikulum
1) Penekanan Kepada Isi Kurikulum
Strategi Pengembangan Yang Menekankan Isi Merupakan Yang Paling Lama Dan Banyak Dipakai,Tetapi Juga Terus Mendapat Penyempurnaan Atau Pembaharuan.Sebab-Sebab Yang Mendorong Pembaharuan Ini Bermacam-Macam :
Karena Didorong Oleh Tuntutan Untuk Menguatkan Kembali Nilai-Nilai Moral Dan Budaya Dari Masyarakat
2) Karena Perubahan Dasar Filosifis Tentang Struktur Pengetahuan
3) Karena Adanya Tuntutan Bahwa Kurikulum Harus Lebih Berorientasi Pada Pekerjaan
4) Penekanan Pada Situasi Pendidikan
Tipe Kurikulum Ini Lebih Menekankan Pada Masalah Dimana,Bersifat Khusus,Sangat Memperhatikan Dan Disesuaikan Dengan Lingkungannya,Seperti Kurikulum Kelompok Masyarakat Nelayan,Kurikulum Daerah Pesisir Dll,Tujuanya Adalah Menghasilkan Kurikulum Yang Benar-Benar Merefleksikan Dunia Dari Kehidupan Dari Lingkungan Anak,Sifat Lain Tipe Ini Adalah Kurang Atau Tidak Menekan Kepada Spesifikasi Dan Organisasi Lebih Menunjukan Fleksibelitas Dalam Interpretasi Dan Pelaksanaanya,Pengetahuan Dianggap Bersifat Relatif Terhadap Situasi-Situasi Yang Khusus Sesuai Dengan Kondisi Setempat,Kurikulum Ini Ruang Lingkupnya Sempit
5) Penekanan Pada Organisasi
Tipe Kurikulum Ini Sangat Menekankan Pada Proses Belajar Mengajar,Meskipun Dengan Berbagai Perbedaan Dan Disana-Sini Ada Pertentangan.Menurut Bruner Dan Jean Piageat,Keduanya Sangat Mempengaruhi Perkembangan Kurikulum Tipe Ini ( Pengajaran Berprogram,Pengajaran Modul,Pengajaran Dengan Bantuan Komputer ) Perbedaanya Sangat Jelas Antara Kurikulum Yang Menekankan Organisasi Dengan Yang Menekankan Isi, Dan Situasi Adalah Memberikan Perhatian Yang Sangat Besar Kepada Peserta Didik,Anak Menurut Bruner Merupakan Hasil Yang Sangat Kompleks ,Biologi Dan Sosial Harus Berpartisipasi Secara Aktif Dalam Lingkungan Belajar,Menguasai Bahasa Dan Menguasai Kemampuan-Kemampuan Kognitif
  1. Implementasi Dan Evaluasi Kurikulum
Konsep Kurikulum Yang Menekankan Isi,Memberikan Peranan Besar Pada Analisis Pengetahuan Baru Yang Ada,Konsep Penilaian Menutut Penilaian Secara Rinci Tentang Lingkungan Belajar,Dan Konsep Organisasi Memberi Perhatian Besar Pada Struktur Belajar
Pengembangan Kurikulum Yang Menekankan Isi Membutuhkan Waktu Mempersiapakan Situasi Belajar Dan Menyatukannya Dengan Tujuan Pengajaran Yang Cukup Lama.Kurikulum Yang Menekankan Pada Situasi Waktu Untuk Mempersiapkannya Lebih Pendek,Sedangkan Kurikulum Yang Menekankan Pada Organisasi Waktu Persiapannya Hampir Sama Dengan Kurikulum Yang Menekankan Pada Isi,Kurikulum Yang Menekankan Organisasi,Strategi Penyebarannya Sangat Mengutamakan Latihan Guru
Model Evaluasi Kaitnya Dengan Teori Kurikulum Perbedaan Konsep Dan Strategi Pengembangan Dan Penyebaran Kurikulumnya ,Juga Menimbulkan Perbedaan Dalam Rancangan Evaluasi ,Model Evaluasi Yang Bersifat Komporatif Atau Menekankan Pada Objek Sangat Sesuai Bagi Kurikulum Yang Bersifat Rasional Dan Menekankan Isi,Dalam Kurikulum Menekankan Situasi Sukar Disusun Evaluasi Yang Bersifat Kompratif Karena Konteksnya Bukan Terhadap Guru Atau Satu Tujuan Tetapi Terdapat Banyak Tujuan.
Pada Kurikulum Yang Menekankan Organisasi,Tugas Evaluasi Lebih Sulit Lagi,Karena Isi Dan Hasil Kurikulum Bukan Hal Yang Utama,Yang Utama Adalah Aktivitas Dan Kemampuan Siswa Salah Satu Pemecahan Bagi Masalah Ini Dengan Pendekatan Yang Bersifat Elektrik Seprti Dalam Proyek Kurikulum Humanistik Dan CARE ( Center For Applied Research In Education ) Dalam Proyek Itu Dicari Perbandingan Materi Antara Proyek Yang Menggunakan Guru Yang Terlatih Dengan Yang Tidak Terlatih ,Dalam Evaluasinya Juga Diteliti Pengaruh Umum Dari Proyek,Dengan Cara Mengumpulkan Bahan-Bahan Secara Studi Kasus Dari Sekolah-Sekolah Proyek
Teori Kurikilim Dan Teori Evaluasi,Model Evaluasi Kurikulum Berkaitan Erat Dengan Konsep Kurikulum Yang Digunakan,Seperti Model Pengembangan Dan Penyebaran Dihasilkan Oleh Kurikulum Yang Menekankan Isi
Macam-Macam Model Evaluasi Yang Dipergunkan Bertumpu Pada Aspek -Aspek Tertentu Yang Diutamakan Dalam Proses Pelaksanaan Kurikulum.Model Evaluasi Yang Bersifat Kompratif Berkaitan Erat Dengan Tingkah-Tingkah Laku Individu,Evaluasi Yang Menekakan Tujuan Berkaitan Erat Dengan Kurikulum Yang Menekankan Pada Bahan Ajar Atau Isi Kurikulum Model ( Pendekatan ) Antropologis Dalam Evaluasi Ditujukan Untuk Mengevaluasi Tingkah-Tingkah Laku Dalam Suatu Lembaga Sosial,Dengan Demikian Sesungguhnya Terdpat Hubungan Yang Sangat Erat Antara Evaluasi Dengan Kurikulum.
  1. Peranan Evaluasi Kurikulum
Evaluasi kurikulum dapat dilihat sebagai proses sosial dan sebagai institusi sosial mempunyai asal usul,sejarah struktur serta intersef sendiri,beberapa karakteristik dari proyek-proyek kurikulumyang telah dikembangkan di inggris,umpamanya :
1. Lebih Berkenaan Dengan Inovasi Daripada Dengan Kurikulum Yang Ada
2. Lebih Berskala Nasional Daripada Lokal
3. Di Biyayai Oleh Grant Dari Luar Yang Berjangka Pendek Daripada Oleh Anggaran Tetap
4. Lebih Banyak Dipengaruhi Oleh Kebiasaan Penelitian Yang Bersifat Psikometris Daripada Kebiasaan Lamayang Berupa Penelitian Sosial
Peranan Evaluasi Kebijaksanaan Dalam Kurikulum Khususnya Pendidikan Umumnya Minimal Berkenaan Dengan 3 Hal Yaitu :
1. Evaluasi Sebagai Moral Judgement,Konsep Utama Dalam Evaluasi Adalah Masalah Nilai,Hasil Dari Suatu Evaluasi Berisi Suatu Nilai Yang Akan Digunakan Untuk Tindakan Selanjutnya Hal Ini Mengandung 2 Pengertian 1,Evaluasi Berisi Suatu Skala Nilai Moral,Berdasarkan Skala Tersebut Suatu Objek Evaluasi Dapat Dinilai 2,Evaluasi Berisi Suatu Perangkat Kriteria Praktis Berdasarkan Kriteria-Kriteria Suatu Hasil Dapat Dinilai
2. Evaluasi Dan Penentuan Keputusan,Pengambilan Keputusan Dalam Pelaksanaan Pendidikan Atau Kurikulumbanyak Yaitu:Guru,Murid,Orang Tua,Kepala Sekolah,Para Inspektur,Pengembangan Kurikulum Dll,Beberapa Diantara Mereka Yang Memegang Peranan Paling Besar Dalam Penetuan Keputusan.Pada Prinsipnya Tiap Individu Diatas Membuat Keputusansesuai Dengan Posisinya.
3. Evaluasi Dan Konsesus Nilai Dalam Berbagai Situasi Pendidkan Serta Kegiatan Pelaksanaan Evaluasi Kurikulum Sejumlah Nilai-Nilai Dibawakan Oleh Orang-Orang Yang Ikut Terlibat Dalam Kegiatan Penilaian Atau Evaluasi,Para Partisipan Dalam Evaluasi Pendidikan Dapat Terdiri Dari :Orang Tua,Murid,Guru,Pengembang Kurikulum,Administrator,Ahli Politik,Ahli Ekonomi,Penerbit,Arsitek Dsb.Bagaimana Caranya Agar Dapat Diantara Mereka Terdapat Kesatuan Penilaian Hanya Dapat Di Capai Melalui Suatu Consensus.
Secara Historis Konsensus Nilai Dalam Evaluasi Kurikulum Berasal Tradisi Tes Mental Serta Eksperimen
  1. UJIAN SEBAGAI EVALUASI SOSIAL
Sejsk Diperkenalkanya System Ujian Atau Tes Untuk Umum Di Amerika Serikat Dan Negara-Negara Lain Pengukuran Yang Berbentuk Umum ( Publik ) Tsb Merupakan Salah Satu Model Dalam Pendidikan Menguji Adalah Mengevaluasikan Dengan Adanya Ujian-Ujian Tersebut,Maka Jenis-Jenis Kemampuan Tertentu Dipandang Menunjukan Status Lebih Tinggi Dibandingkan Dengan Kemampuan Lainnya, Keberhasilan Dalam Ujian Pengetahuan Dan Kemampuan Skolistik, Selama Bertahun-Tahun Di Tentukan Oleh Kemampuan Mengingat Fakta-Fakta Kecenderungan Ini Bukan Saja Di Dasari Oleh Teori Psikologi Lama, Yang Memandang Bahwa Otak Yang Lebih Baik Mampu Menguasai Fakta Lebih Banyak,Tetapi Juga Oleh Keadaan Masyarakat Dimana Buku-Buku Sumber Pengetahuan Secara Relative Tidak Berubah Selama 2 Abad.Ujian Bukan Saja Menunjukan Nilai Pengetahuan Atau Kemampuan Social,Tetapi Juga Peraturan Dari Sekolah.Dalam Dua Decade Pertama Dari Abad 20 Sejumlah Ahli Psikologi Dikumpulkan Dalam Satu Komisi Untuk Menyusun Tes Kecerdasan.Hasilnya Digunakan Untk Menyeleksi Anak-Anak Yang Akan Masuk Kesekolah, Menengah Yang Tidak Mampu Membayar Uang Sekolah.Kemudian Testersebut Juga Digunakan Barometer Penentuan Kenaikan Kelas ,System Ujian Seperti Yang Dilakukan Diatas,Lebih Banyak Digunakan Untuk Mengukur Atau Menguji Kemampuan Individu Kalau Untuk Mengukur Kemampuan Siswa Digunakan Istilah Examantion Atau Asesment Maka Untuk Penilain Keseluruhan Situasi Sekolah Atau Kurikulum Lebih Tepat Digunakan Istilah Evalution
Para Evaluator Menyadari Bahwa Aneka Macam Kerangka Kerja Evaluasi Mempunyai Implikasi Terhadap Penentuan Keputusan Pendidikan.Barry Me Donald ( 1975 ) Membedakan Adanya Tiga Tipe Evaluasi Dalam Pendidikan Dan Kurikulum Yaitu :
1. Evaluasi Birokratik,Merupakan Suatu Layanan Yang Bersipat Unconditional Terhadap Lembaga-Lembaga Pemerintahan Yang Memiliki Wewenang Control Terbesar Dalam Alokasi Sumber-Sumber Pendidikan
2. Evaluasi Otoraktik Merupakan Layanan Evaluasi Terhadap Lembaga-Lembaga Pemerintah Yang Mempunyai Wewenang Control Cukup Besar Dalam Mengalokasikan Sumber-Sumber Pendidikan
3. Evaluasi Demokrasi Merupakan Layanan Pembesaran Informasi Terhadap Masyarakat, Tentang Program-Program Pendidikan.
Sebagai Contoh MC DONALD Memandang Bahwa Pelaksanaan Evaluasi Di Amerika Serikat Dewasa Ini Bersifat Birokratik Karena Kenyataanya Evaluasi Basar Di Percayai Oleh Pemerintah Pusat Atau Negara Bagian,Kedudukan Evaluator Berbeda-Beda Di Bawah Lembaga-Lembaga Federal
F. Model-Model Evaluasi Kurikulum
1. Evaluasi Model Penelitian
a. Tes Psikologi Pada Umumnya Mempunyai Dua Bentuk Yaitu Tes Intelegensi Yang Di Tujukan Untuk Mengukur Kemampuan Bawaan,Serta Tes Hasil Belajar Yang Mengukur Prilaku Skolastik.
b. Eksperimen Lapangan Dalam Pendidikan,Di Mulai Tahun 1930 Dengan Menggunakan Metode Yang Biasa Di Gunakan Dalam Penelitian Botani Pertaman,Ada Beberapa Kesulitan Yang Dihadapi Dalam Ekperimen Tersebut :
1. Kesulitan Administrasi,Sedikit Sekali Sekolsh Yang Bersedia Dijadikan Sekolah Eksperimen.
2. Masalah Teknis Dan Logis Yaitu Kesulitan Menciptakan Suasan Kelas Yang Sam Waktu Kelompok-Kelompok Yang Di Uji
3. Sukar Untuk Mencampurkan Guru-Guru Untuk Mengajar Pada Kelompok Eksperimen Dengan Kelmpok Control,Pengaruh Guru-Guru Tersebut Sukar Dikontrol
4. Adanya Keterbatasan Mengenai Manipulasi Eksperimen Yang Dapt Dilakukan
2. Evaluasi Model Objektif
Evaluasi Model Objektif ( Model Tujuan ) Berasal Dari Amerika Serikat,Perbedaan Model Objektif Ada Dalam Dua Hal :
1) Dalam Model Objektif Evaluasi Merupakan Bagiasn Yang Sangat Penting Dari Proses Pengembangan Kurikulum
2) Kurikulum Tidak Dibandingkan Dengan Kurikulum Lain Tetapi Diukur Dengan Seperangkat Objektif ( Tujan Khusus )
.Ada Beberapa Persyaratan Yang Harus Dipenuhi Oleh Tim Pengembang Model Objektif :
1. Ada Kesepakatan Tentang Tujuan-Tujuan Kurikulum.
2. Merumuskan Tujuan-Tujuan Dalam Perbuatan Siswa.
3. Menyusun Materi Kurikulum Yang Sesuai Dengan Tujuan Tersebut.
4. Mengukur Kesesuaian Antara Perilaku Siswa Dengan Hasil Yang Diinginkan.
Dasar-Dasar Teori Tylor Dan Bloom Menjadi Prinsip Sentral Dalam Berbagai Rancangan Kurikulum Dan Mencapai Puncaknya Dalam Sistem Belajar Berprogram Dan Sistem Intruksional. Sistem Pengajaran Yang Terkenal Adalah IPI (Individually Prescribed Instruction). Suatu Program Yang Dikembangkan Oleh Learning Research And Develovment Centre Unuversitas Pittsburg. Dalam IPI Anak Mengikuti Kurikulum Yang Memiliki 7 Unsur :
1. Tujuan-Tujuan Pengajaran Yang Disusun Dalam Daerah- Daerah Tingkat-Tingkat Dan Unit-Unit.
2. Suatu Prosedur Program Testing.
3. Pedoman Prosedur Penulisan.
4. Materi Dan Alat Pengajaran.
5. Kegiatan Guru Dalam Kelas.
6. Kegiatan Murid Dalam Kelas.
7. Prosedur Pengelolaan Kelas.
3. Model Campuran Multivariasi.
Evaluasi Model Perbandingan (Comparative Approach) Dan Model Tylor Dan Bloom Melahirkan Evaluasi Model Campuran Multivariasi, Yaitu Strategi Evaluasi Yang Menyatukan Unsure-Unsur Dari Kedua Pendekatan Tersebut. Metode-Metode Tersebut Masuk Ke Bidang Kurikulum Setelah Computer Dan Program Paket Berkembang Yaitu Tahun 1960. Program Paket Berisi Program Statistik Yang Sederhana Yang Tidak Membutuhkan Pengetahuan Computer Untuk Menggunakannya. Dengan Berkembangnya Penggunaan Computer Memungkinkan Studi Lapangan Tidak Di Hambat Oleh Kesalahan Dan Kelambatan. Semua Masalah Pegolahan Statistik Dapat Dikerjakan Dengan Computer.
Langka- Langkah Model Multivariasi Tersebut Adalah :
1. Mencari Sekolah Yang Berminat Untuk Dievaluasi/Diteliti.
2. Pelaksanaan Program.
3. Sementara Tim Menyusun Tujuan Yang Meliputi Semua Tujuan Dari Pengajaran Umpamanya Dengan Metode Global Dan Metode Unsure Dapat Disiapkan Tes Tambahan.
4. Bila Semua Informasi Yang Diharapkan Telah Terkumpul, Maka Mulailah Pekerjaan Computer.
5. Tipe Analisis Dapat Juga Digunakan Untuk Mengukur Pengaruh Bersama Dan Beberapa Variable Yang Berbeda.
Beberapa Kesulitan Dihadapi Dalam Model Campuran Multivariasi Ini
1. Diharapkan Memberi Tes Statistik Yang Signifikan (Model Kurikulum Ini Lebih Sesuai Bagi Evaluasi Skala Besar.
2. Terlalu Banyak Variabel Yang Perlu Dihitung Pada Suatu Saat Kemampuan Computer Hanya Sampai 40 Variabel
3. Meskipun Model Multivariasi Telah Mengurangi Masalah Control Berkenaan Dengan Eksperimen Lapangan Tetapi Tetap Menghadapi Masalah-Masalah Perbandingan.
G. Evaluasi Kurikulum Pada Tingkat Makro Dan Mikro
1. Evaluasi Pada Tingkat Mikro
a. Tujuan Evaluasi
Adanya Sekurang-Kurangnya Dua Tujuan Pokok Yang Ingin Dicapai Melalui Kegiatan Evaluasi Kurikulum.Pada Tingkay Mikro Ini
Þ Mengukur Efek Pengajaran Tujuan Utama Evaluasi Program Pada Tingkat Mikro Adalah Untuk Memperoleh Gambaran Tentang Efek Atau Pengaruh Dari Pengajaran Yang Telah Diberikan Terhadap Penguasaan,Kemampuan Yang Ingin Dicapai Dalam Suatu Mata Ajaran
Þ Efek Atau Pengaruh Tersebut Dapat Diketahui Bila Dilakukan Perbadingan Antara Hasil Yang Dicapai Peserta Didik Sebelum Dan Sesudah Pengajaran Diberikan.
Þ Memperbaiki Pengajaran,Disamping Untuk Keperluan Pengukuran Efek Atau Pengaruh Pengajaran Evaluasi Program Tingkat Mikro Bertujuan Pula Untuk Memperoleh Gambaran Ataupun Inpormasi Tentang Bagian-Bagian Pelajaran Yang Masih Belum Dipahami Oleh Para Peserta Didik.
b. Jenis-Jenis Evaluasi
Þ Evaluasi Awal Di Lakukan Sebelum Pengajaran Diberikan,Fungsinya Ialah Untuk Mengetahui Kemampua Awal Peserta Didik Tentang Pelajaran Yang Akan Diberikan.
Þ Evaluasi Antara ; Dilakukan Pada Setiap Unit Bahan Yang Diberikan Dalam Suatu Mata Pelajaran,Dapat Berbentuk Tes Dan Bentuk-Bentuk Evaluasi Yang Lain Tentang Unit Yang Bersangkutan.
Þ Evaluasi Akhir Dilaukan Setelah Pengajaran Diberikan.Fungsinya Ialah Untuk Memperoleh Gambaran Tentang Kemampuan Yang Dicapai Pesrta Didik Pada Akhir Program.
2. Evaluasi Kurikulum Pada Tinkat Yang Lebih Makro
Berikut Ini Berturut-Turut Akan Dijelaskan Tentag Tujuan,Jenis,Dan Skema Kegiatan Evaluasi Kurikulum Yang Tingkat Lebih Makro.
  1. Tujuan Evaluasi
Evaluasi Kurikulum Pada Tingkat Yang Lebih Makro Dilakukan Untuk Menghasilkan Masukan-Masukan Yang Diperlukan Bagi Penyusunan Dan Perbaikan :
Þ Tujuan Dan Program Kurikulum
Þ Bahan Dan Pertalatan / Pasilitas Pendidikan
  1. Jenis Evaluasi
Untuk Mencapai Tujuan Evaluasi Ada 4 Jenis Evaluasi Yang Perlu Dilakukan :
Þ Evaluasi Kontek : Evaluasi Ini Diadakan Untuk Menghasilkan Informasi Yang Diperlukan Dalam Perecanaan Program,Khususnya Dalam Penetuan Tujuan Dan Program Kuriklum Diklat
Þ Evaluasi Masukan : Evaluasi Ini Diadakan Untuk Menghasilkan Informasi Yang Diperlukan Dalam Penyiapan Dan Perbaikan Peralatan Pendidikan Yang Meliputi Bahan Ajar,Sarana / Alat Penunjang Media Pengajaran Stap Pengajar,Dan Sebagainya.
Þ Evaluasi Proses / Hasil Jangka Pendek : Informasi Untuk Keperluan Perbaikan Program Dan Pelaksanaan Pendidikan Mencakup Baik Informasi Tentang Proses Maupun Hasil Jangka Pendek Yang Dicapai Peserta Didik Selama Dan Pada Akhir Tiap Unit Program.
Þ Evaluasi Dampak / Hasil Jangka Panjang : Evaluasi Ini Diadakan Untuk Menghasilkan Informasi Yang Diperlukan Bagi Peninjauan Kembali Keseluruhan Program Pendidikan Dan Penentu Kegiatan Tindak Lanjut Yang Diperlukan Termasuk Perbaiakan Kurikulum Pada Siklus / Putaran Hidup.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Evaluasi Kurikulum Memegang Perenan Penting Baik Dalam Penetuan Kebijaksanaan Pendidikan Pada Umumnya,Maupun Pada Pengambilan Keputusan Dalam Kurikulum.Hasil-Hasil Evaluasi Kurikulum Dapat Digunakan Oleh Para Pemegang Kebjaksanaan Pendidikan Dan Para Pemegang Kurikulum Dalam Memeilih Dan Menetapkan Kebjaksanaan Pengembangan System Pendidikan Dan Pengembanagan Model Kurikulum Yang Digunakan.Hasil-Hasil Evaluasi Kurikulum Juga Dapat Digunakan Pleh Guru-Guru,Kepala Sekolah Dan Para Pelaksana Pendidikan Lainnya,Dalam Memahami Dan Membantu Perkembangan Siswa, Memilih Bahan Pelajaran,Memilih Metode Dan Alat-Alat Bantu Pelajaran, Cara Penilaian Serta Fasilitas Pendidikan Lainnya.

Jadilah Guru yang Baik

John  Milthon  Gregory  merupakan  penulis  buku  yang  terkenal  tentang Tujuh  Hukum  Mengajar.  Inilah  beberapa  petunjuk  yang  perlu  dipersiapkan oleh seorang guru yang baik.
  1. Persiapkan   bahan   pelajaran   dengan   mempelajarinya   berulang-ulang. Jangan mengandalkan bahwa kita sudah pernah mempelajarinya karena apa yang kita ketahui dahulu pasti sebagian sudah terhapus dari ingatan kita.
  2. Carilah   urutan   yang   logis   dari   tiap   bagian   dalam   pelajaran   yang dipersiapkan tersebut. Setiap pelajaran selalu berangkat dari pengertian-pengertian dasar yang sederhana baru ke tingkat pengertian yang tinggi. Pelajari urut-urutan yang logis dari pelajaran yang dipersiapkan tersebut sampai  terwujud  suatu  pengertian  yang  dapat  saudara  uraikan  dengan kata-kata sendiri.
  3. Carilah analogi atau ilustrasi untuk mempermudah penjelasan fakta-fakta dan prinsip-prinsip yang sulit dimengerti oleh siswa. Khususnya prinsip-prinsip abstrak.
  4. Carilah  hubungan  antara  apa  yang  diajarkan  dan  kehidupan  sehari-hari siswa.  Hubungan-hubungan  inilah  yang  akan  menentukan  nilai  praktis penerapan dari pelajaran itu.
  5. Gunakan  sebanyak  mungkin  sumber  referensi  berupa  buku-buku  atau bahan-bahan yang sesuai, tetapi pahami dahulu sebaik-baiknya sebelum menyampaikan kepada siswa.
  6. Harap  diingat  bahwa  lebih  baik  mengerti  sedikit,  tetapi  benar-benar mantap daripada mengetahui banyak, tetapi kurang mendalam.
  7. Sediakan waktu yang khusus untuk mempersiapkan tiap pelajaran sebelum berdiri  di  depan  kelas.  Dengan  persiapan  matang,  kita  akan  semakin menguasai pengetahuan dan gambaran apa yang diajarkan akan semakin jelas.

Senin, 08 November 2010

Komunisme dan Pan-Islamisme


Ini adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh tokoh Marxis Indonesia Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke-empat pada tanggal 12 Nopember 1922. Menentang thesis yang didraf oleh Lenin dan diadopsi pada Kongres Kedua, yang telah menekankan perlunya sebuah “perjuangan melawan Pan-Islamisme”, Tan Malaka mengusulkan sebuah pendekatan yang lebih positif. Tan Malaka (1897-1949) dipilih sebagai ketua Partai Komunis Indonesia pada tahun 1921, tetapi pada tahun berikutnya dia dipaksa untuk meninggalkan Hindia Belanda oleh pihak otoritas koloni. Setelah proklamasi kemerdekaan pada bulan Agustus 1945, dia kembali ke Indonesia untuk berpartisipasi dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda. Dia menjadi ketua Partai Murba (Partai Proletar)), yang dibentuk pada tahun 1948 untuk mengorganisir kelas pekerja oposisi terhadap pemerintahan Soekarno. Pada bulan Februari 1949 Tan Malaka ditangkap oleh tentara Indonesia dan dieksekusi.

Kamerad! Setelah mendengar pidato-pidato Jenderal Zinoviev, Jenderal Radek dan kamerad-kamerad Eropa lainnya, serta berkenaan dengan pentingnya, untuk kita di Timur juga, masalah front persatuan, saya pikir saya harus angkat bicara, atas nama Partai Komunis Jawa, untuk jutaan rakyat tertindas di Timur.
Saya harus mengajukan beberapa pertanyaan kepada kedua jenderal tersebut. Mungkin Jenderal Zinoviev tidak memikirkan mengenai sebuah front persatuan di Jawa; mungkin front persatuan kita adalah sesuatu yang berbeda. Tetapi keputusan dari Kongres Komunis Internasional Kedua secara praktis berarti bahwa kita harus membentuk sebuah front persatuan dengan kubu nasionalisme revolusioner.  Karena, seperti yang harus kita akui, pembentukan sebuah front bersatu juga perlu di negara kita, front persatuan kita tidak bisa dibentuk dengan kaum Sosial Demokrat  tetapi harus dengan kaum nasionalis revolusioner. Namun taktik yang digunakan oleh kaum nasionalis seringkali berbeda dengan taktik kita; sebagai contoh, taktik pemboikotan dan perjuangan pembebasan kaum Muslim, Pan-Islamisme. Dua hal inilah yang secara khusus saya pertimbangkan, sehingga saya bertanya begini. Pertama, apakah kita akan mendukung gerakan boikot atau tidak? Kedua, apakah kita akan mendukung Pan-Islamisme, ya atau tidak? Bila ya, seberapa jauh kita akan terlibat?
Metode boikot, harus saya akui, bukanlah sebuah metode Komunis, tapi hal itu adalah salah satu senjata paling tajam yang tersedia pada situasi penaklukan politik-militer di Timur. Dalam dua tahun terakhir kita telah menyaksikan keberhasilan aksi boikot rakyat Mesir 1919 melawan imperialisme Inggris, dan lagi boikot besar oleh Cina di akhir tahun 1919 dan awal tahun 1920. Gerakan boikot terbaru terjadi di India Inggris. Kita bisa melihat bahwa dalam beberapa tahun kedepan bentuk-bentuk pemboikotan lain akan digunakan di  timur. Kita tahu bahwa ini bukan metode kita; ini adalah sebuah metode borjuis kecil, satu metode kepunyaan kaum borjuis nasionalis. Lebih jauh kita bisa mengatakan; bahwa pemboikotan berarti dukungan terhadap kapitalisme domestik; tetapi kita juga telah menyaksikan bahwa setelah gerakan boikot di India, kini ada 1800 pemimpin yang dipenjara, bahwa pemboikotan telah membangkitkan sebuah atmosfer yang sangat revolusioner, dan gerakan boikot ini telah memaksa pemerintahan Inggris untuk meminta bantuan militer kepada Jepang, untuk menjaga-jaga kalau gerakan ini akan berkembang menjadi sebuah pemeberontakan bersenjata. Kita juga tahu bahwa para pemimpin  Mahommedan di India – Dr. Kirchief, Hasret Mahoni dan Ali bersaudara – pada kenyataannya adalah kaum nasionalis; kita tidak melihat sebuah pemberontakan ketika Gandhi dipenjara. Tapi rakyat di India sangat paham seperti halnya setiap kaum revolusioner disana: bahwa sebuah pemberontakan lokal hanya akan berahir dalam kekalahan, karena kita tidak punya senjata atau militer lainnya di sana, oleh karena itu masalah gerakan boikot akan, sekarang atau di hari depan, menjadi sebuah masalah yang mendesak bagi kita kaum Komunis. Baik di India maupun Jawa kita sadar bahwa banyak kaum Komunis yang cenderung ingin memproklamirkan sebuah gerakan boikot di Jawa, mungkin karena ide-ide Komunis yang berasal dari Rusia telah lama dilupakan, atau mungkin ada semacam pelepasan mood Komunis yang besar di India yang bisa menentang semua gerakan. Bagaimanapun juga kita dihadapkan pada pertanyaan: apakah kita akan mendukung taktik ini, ya atau tidak? Dan seberapa jauh kita akan mendukung?
Pan-Islamisme adalah sebuah sejarah yang panjang. Pertama saya akan berbicara tentang pengalaman kita di Hindia Belanda dimana kita telah bekerja sama dengan kaum Islamis. Di Jawa kita memiliki sebuah organisasi yang sangat besar dengan banyak petani yang sangat miskin, yaitu Sarekat Islam. Antara tahun 1912 dan 1916 organisasi ini memiliki sejuta anggota, mungkin sebanyak tiga atau empat juta. Itu adalah sebuah gerakan popular yang sangat besar, yang timbul secara spontan dan sangat revolusioner.
Hingga tahun 1921 kita berkolaborasi dengan mereka. Partai kita, terdiri dari 13,000 anggota, masuk ke pergerakan popular ini dan melakukan propaganda di dalamnya. Pada tahun 1921 kita berhasil membuat Sarekat Islam mengadopsi program kita. Sarekat Islam juga melakukan agitasii pedesaan mengenai kontrol pabrik-pabrik dan slogan: Semua kekuasaan untuk kaum tani miskin, Semua kekuasaan untuk kaum proletar! Dengan demikian Sarekat Islam melakukan propaganda yang sama seperti Partai Komunis kita, hanya saja terkadang menggunakan nama yang berbeda.
Namun pada tahun 1921 sebuah perpecahan timbul karena kritik yang ceroboh terhadap kepemimpinan Sarekat Islam. Pemerintah melalui agen-agennya di Sarekat Islam mengeksploitasi perpecahan ini, dan juga mengeksploitasi keputusan Kongres Komunis Internasional Kedua: Perjuangan melawan Pan-Islamisme! Apa kata mereka kepada para petani jelata? Mereka bilang: Lihatlah, Komunis tidak hanya menginginkan perpecahan, mereka ingin menghancurkan agamamu! Itu terlalu berlebihan bagi seorang petani muslim. Sang petani berpikir: aku telah kehilangan segalanya di dunia ini, haruskah aku kehilangan surgaku juga? Tidak akan! Ini adalah cara seorang Muslim jelata berpikir. Para propagandis dari agen-agen pemerintah telah berhasil mengeksploitasi ini dengan sangat baik. Jadi kita pecah. [Ketua: Waktu anda telah habis]
Saya datang dari Hindia Belanda, dan menempuh perjalanan selama empat puluh hari .[Tepuk Tangan]
Para anggota Sarekat Islam percaya pada propaganda kita dan tetap bersama kita di perut mereka, untuk menggunakan sebuah ekspresi yang popular, tetapi di hati mereka mereka masih bersama Sarekat Islam, dengan surga mereka. Karena surga adalah sesuatu yang tidak bisa kita berikan kepada mereka. Karena itulah, mereka memboikot pertemuan-peretemuan kita dan kita tidak bisa melanjutkan propaganda kita lagi.
Sejak awal tahun lalu kita telah bekerja untuk membangun kembali hubungan kita dengan Sarekat Islam. Pada kongres kami bulan Desember tahun lalu kita mengatakan bahwa Muslim di Kaukasus dan negara-negara lain, yang bekerjasama dengan Uni Soviet dan berjuang melawan kapitalisme internasional, memahami agama mereka dengan lebih baik, kami juga mengatakan bahwa, jika mereka ingin membuat sebuah propaganda mengenai agama mereka, mereka bisa melakukan ini, meskipun mereka tidak boleh melakukannya di dalam pertemuan-pertemuan tetapi di masjid-masjid.
Kami telah ditanya di pertemuan-pertemuan publik: Apakah Anda Muslim - ya atau tidak? Apakah Anda percaya pada Tuhan – ya atau tidak? Bagaimana kita menjawabnya? Ya, saya katakan, ketika saya berdiri di depan Tuhan saya adalah seorang Muslim, tapi ketika saya berdiri di depan banyak orang saya bukan seorang Muslim [Tepuk Tangan Meriah], karena Tuhan mengatakan bahwa banyak iblis di antara banyak manusia! [Tepuk Tangan Meriah] Jadi kami telah mengantarkan sebuah kekalahan pada para pemimpin mereka dengan Qur’an di tangan kita, dan di kongres kami tahun lalu kami telah memaksa para pemimpin mereka, melalui anggota mereka sendiri, untuk bekerjasama dengan kami.
Ketika sebuah pemogokan umum terjadi pada bulan Maret tahun lalu, para pekerja Muslim membutuhkan kami, karena kami memiliki pekerja kereta api di bawah kepemimpinan kami. Para pemimpin Sarekat Islam berkata: Anda ingin bekerjasama dengan kami, jadi Anda harus menolong kami juga. Tentu saja kami mendatangi mereka, dan berkata: Ya, Tuhan Anda maha kuasa, tapi Dia telah mengatakan bahwa di dunia ini pekerja kereta api adalah lebih berkuasa! [Tepuk Tangan Meriah] Pekerja kereta api adalah komite eksekutif Tuhan di dunia ini. [Tertawa]
Tapi ini tidak menyelesaikan masalah kita, jika kita pecah lagi dengan mereka kita bisa yakin bahwa para agen pemerintah akan berada di sana lagi dengan argumen Pan-Islamisme mereka. Jadi masalah Pan-Islamisme adalah sebuah masalah yang sangat mendadak.
Tapi sekarang pertama-tama kita harus paham benar apa arti sesungguhnya dari kata Pan-Islamisme. Dulu, ini mempunyai sebuah makna historis dan berarti bahwa Islam harus menaklukkan seluruh dunia, pedang di tangan, dan ini harus dilakukan di bawah kepemimpinan seorang Khalifah [Pemimpin dari Negara Islam – Ed.], dan Sang Khalifah haruslah keturunan Arab. 400 tahun setelah meninggalnya Muhammad, kaum muslim terpisah menjadi tiga Negara besar dan oleh karena itu Perang Suci ini telah kehilangan arti pentingnya bagi semua dunia Islam. Hilang artinya bahwa, atas nama Tuhan, Khalifah dan agama Islam harus menaklukkan dunia, karena Khalifah Spanyol mengatakan, aku adalah benar-benar Khalifah sesungguhnya, aku harus membawa panji [Islam], dan Khalifah Mesir mengatakan hal yang sama, serta Khalifah Baghdad berkata, Aku adalah Khalifah yang sebenarnya, karena aku berasal dari suku Arab Quraish.
Jadi Pan-Islamisme tidak lagi memiliki arti sebenarnya, tapi kini dalam prakteknya memiliki sebuah arti yang benar-benar berbeda. Saat ini, Pan-Islamisme berarti perjuangan untuk pembebasan nasional, karena bagi kaum Muslim Islam adalah segalanya: tidak hanya agama, tetapi juga Negara, ekonomi, makanan, dan segalanya. Dengan demikian Pan-Islamisme saat ini berarti persaudaraan antar sesama Muslim, dan perjuangan kemerdakaan bukan hanya untuk Arab tetapi juga India, Jawa dan semua Muslim yang tertindas. Persaudaraan ini berarti perjuangan kemerdekaan praktis bukan hanya melawan kapitalisme Belanda, tapi juga kapitalisme Inggris, Perancis dan Itali, oleh karena itu melawan kapitalisme secara keseluruhan. Itulah arti Pan-Islamisme saat ini di Indonesia di antara rakyat kolonial yang tertindas, menurut propaganda rahasia mereka – perjuangan melawan semua kekuasaan imperialis di dunia.
Ini adalah sebuah tugas yang baru untuk kita. Seperti halnya kita ingin mendukung perjuangan nasional, kita juga ingin mendukung perjuangan kemerdekaan 250 juta Muslim yang sangat pemberani, yang hidup di bawah kekuasaaan imperialis. Karena itu saya tanya sekali lagi: haruskah kita mendukung Pan-Islamisme, dalam pengertian ini?
Saya akhiri pidato saya. [Tepuk Tangan Meriah]

KONSEP IBADAH PERSPEKTIF AL-QUR’AN

A. Pengertian Ibadah

          Kalimat ibadah berasal daripada kalimat `abdun’. Ibadah dari segi bahasa bererti patuh, taat, setia, tunduk, menyembah dan memperhambakan diri kepada sesuatu. Dari segi istilah agama Islam pula ialah tindakan, menurut, mengikut dan mengikat diri dengan sepenuhnya kepada segala perkara yang disyariatkan oleh Allah dan diserukan oleh para Rasul-Nya, sama ada ia berbentuk suruhan atau larangan. Ibnu Taimiah pula memberi takrif Ibadah, yiaitu nama bagi sesuatu yang disukai dan kasihi oleh Allah swt.
Pengertian Ibadah Menurut Al-Qur’an Islam sebagai agama mengandung sistem kepercayaan dan peribadatan. Islam tidak saja memiliki pokok-pokok kepercayaan tetapi juga memiliki sistem  ibadah. Al-Qur’an sebagai sumber dan dasar utama Islam mengandung ajaran  tentang berbagai hal yang terkait dengan peribadatan yang tujuan pokoknya adalah kemulyaan dan kebahagiaan. Kebahagiaan hanya dapat diperoleh dengan melakukan hubungan dengan Allah dan manusia.
Ibadah adalah ketundukan hamba yang tak terhingga kepada Allah dengan cara melakukan tindakan apapun disertai mengharap ridlo Allah, ibadah adalah tugas pokok manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya. "Dan  Aku tidak ciptakan  jin dan manusia kecuali  supaya  mereka mengabdi (ibadah) kepada-Ku."(QS. Adz-Dzariyat: 56).
Diantara redaksi Al-Qur’an juga terdapat rangkaian ibadah kepada Allah diiringi larangan menyekutukan kepada-Nya (QS. Ali-Imran: 64; QS. An-Nur: 55; QS. An-Nisa’: 38 dan lain-lain) dan diiringi oleh perintah untuk sabar, teguh dalam menyembah dan mengabdikan diri kepada Allah semata (QS. Maryam: 65), diiringi syukur kepada Allah (QS. Al-Ankabut: 17), dan terkadang diiringi perintah tawakal kepada-Nya (QS. Hud: 123), dan ada pula yang disertai perintah bertaqwa kepada-Nya (QS. Al-Ankabut: 16), diiringi perintah bersujud kepada-Nya (QS. Al-Hajj: 77; QS. An-Najm: 62), dan diiringi larangan menyembah dan perintah menjauhi thaghut (QS. An-Nahl: 36). Secara umum, perintah untuk beribadah kepada Allah adalah bermuara pada sikap ikhlas (QS. Az-Zumar: 2), karena hanya amal yang ikhlas saja yang diterima di sisi-Nya. Perhatikan ayat berikut:
"Sesungguhnya  kami  menurunkan  al-Qur'an  kepadamu  dengan sebenarnya, maka sembahlah Allah dengan mengikhlaskan agama bagi-Nya." (QS.az-Zumar: 2)
    Sesetengah ulama mengatakan bahawa perhambaan (ibadah) kepada Allah hendaklah disertai dengan perasaan cinta serta takut kepada Allah swt. dan hati yang sihat dan sejahtera tidak merasa sesuatu yang lebih manis, lebih lazat, lebih seronok dari kemanisan iman yang lahir dari pengabdian (ibadah) kepada Allah swt. Dengan ini maka akan bertautlah hatinya kepada Allah dalam keadaan gemar dan reda terhadap setiap perintah serta mengharapkan supaya Allah menerima amalan yang dikerjakan dan merasa bimbang serta takut kalau-kalau amalan tidak sempurna dan tidak diterima oleh Allah seperti yang ditegaskan dalam firman-Nya yang bermaksud:
“(Ia itu) Orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat”. (Qaf: 33).
Orang yang memperhambakan dirinya (beribadah) kepada Allah mereka akan sentiasa patuh dan tunduk kepada kehendak dan arahan Tuhannya, sama ada dalam perkara yang ia suka atau yang ia tidak suka dan mereka mencintai dan mengasihi Allah dan Rasul-Nya lebih dari yang lain-lainnya. Mereka mengasihi makhluk yang lain hanyalah kerana Allah semata-mata, tidak kerana yang lain Kasihkan kepada Rasulullah saw. pula kerana ia membawa Risalah Islam, cintakan kepada Rasulullah saw. hendaklah mengikuti sunahnya sebagaimana firman Allah swt. maksudnya:
“Katakanlah (wahai Muhammad) sekiranya kamu kasihkan Allah maka ikutilah aku (pengajaranku) nescaya Allah akan mengasihi kamu dan mengampunkan dosa- dosa kamu”. (Al-Imran: 31)
Dan andainya kecintaan kamu kepada selain Allah dan Rasul-Nya itu mengatasi dan melebihi dari kencintaan dan kasih kepada yang lain; Allah akan turunkan keseksaan-Nya kepada manusia yang telah meyimpang dari ketentuan-Nya. Firman Allah swt. maksudnya:
“Katakanlah (Muhammad) jika ibu bapa kamu, anak-anak kamu, saudara mara kamu, suami isteri kamu, kaum keluarga kamu, harta benda yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu bimbangkan kerugiannya, dan rumahtangga yang kamu sukai itu lebih kamu kasihi daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad untuk agama Allah, maka tunggulah (kesiksaan yang akan didatangkan) oleh Allah. Dan Allah tidak memberi hidayah kepada orang-orang fasik”. (At-Taubah: 24).
Keikhlasan Dalam Beribadah
    Dalam konteks ikhlas beribadah didasarkan pada kesadaran diri untuk melakukannya tanpa mengharapkan imbalan apapun, hanya karena Allah semata. “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus” (QS.Al-Bayyinah: 5).
 Dari Amirul Mu’minin, (Abu Hafsh atau Umar bin Khottob rodiyallohu’anhu) dia berkata: ”Aku pernah mendengar Rosululloh shollallohu’alaihi wassalam bersabda: ’Sesungguhnya seluruh amal itu tergantung kepada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai niatnya. Oleh karena itu, barangsiapa yang berhijrah karena Alloh dan Rosul-Nya, maka hijrahnya kepada Alloh dan Rosul-Nya. Dan barangsiapa yang berhijrah karena (untuk mendapatkan) dunia atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya itu kepada apa yang menjadi tujuannya (niatnya).’” (Diriwayatkan oleh dua imam ahli hadits; Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrohim bin Mughiroh bin Bardizbah Al-Bukhori dan Abul Husain Muslim bin Al-Hajjaj bin Muslim Al-Qusairy An-Naisabury di dalam kedua kitab mereka yang merupakan kitab paling shahih diantara kitab-kitab hadits).
1.    Cinta
Seorang sufi wanita terkenal dari Bahsrah, Rabi'ah Al- Adawiyah (w. 165H) ketika berziarah ke makam Rasul Saw. pernah mengatakan: "Maafkan aku ya Rasul, bukan aku tidak mencintaimu tapi hatiku telah tertutup untuk cinta yang lain, karena telah penuh cintaku pada Allah Swt". Tentang cinta itu sendiri Rabiah mengajarkan bahwa cinta itu harus menutup dari segala hal kecuali yang dicintainya. Bukan berarti Rabiah tidak cinta kepada Rasul, tapi kata-kata yang bermakna simbolis ini mengandung arti bahwa cinta kepada Allah adalah bentuk integrasi dari semua bentuk cinta termasuk cinta kepada Rasul. Jadi mencintai Rasulullah Saw. sudah dihitung dalam mencintai Allah Swt. Seorang mukmin pecinta Allah pastilah mencintai apa apa yang di cintai-Nya pula. Rasulullah pernah berdoa: "Ya Allah karuniakan kepadaku kecintaan kepada-Mu, kecintaan kepada orang yang mencintai-Mu dan kecintaan apa saja yang mendekatkan diriku pada kecintaan-Mu. Jadikanlah dzat-Mu lebih aku cintai dari pada air yang dingin."
Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat lalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya. (QS. Al Baqarah: 165).
2.    Harapan
Pengharapan kepada Allah sungguh indah dan tidak mengecewakan. Pengharapan kepada manusia hanya sia sia dan bersifat sementara tetapi di dalam Tuhan, kita menemukan pertolongan.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. Al Baqarah: 218).
Hijrah ini meliputi ‘dari’ dan ‘menuju’: Dari kecintaan kepada selain Alloh menuju kecintaan kepada-Nya, dari peribadahan kepada selain-Nya menuju peribadahan kepada-Nya, dari takut kepada selain Alloh menuju takut kepada-Nya. Dari berharap kepada selain Alloh menuju berharap kepada-Nya. Dari tawakal kepada selain Alloh menuju tawakal kepada-Nya. Dari berdo’a kepada selain Alloh menuju berdo’a kepada-Nya. Dari tunduk kepada selain Alloh menuju tunduk kepada-Nya. Inilah makna Alloh, “Maka segeralah kembali pada Alloh.” (Adz Dzariyaat: 50). Hijrah ini merupakan tuntutan syahadat Laa ilaha illalloh.
3.    Takut
Takut kepada Allah adalah salah satu bentuk ibadah yang tidak terlalu diperhatikan oleh sebagian orang-orang mukmin, padahal itu menjadi dasar beribadah dengan benar. Seseorang yang takut kepada Allah mempunyai kekhawatiran atau ketakutan sekiranya lisannya mengucapkan perkataan yang mendatangkan murka Allah. Sehingga dia menjaganya dari perkataan dusta, ghibah (bergosip) dan perkataan yang berlebih-lebihan dan tidak bermanfaat. Bahkan selalu berusaha agar lisannya senantiasa basah dan sibuk dengan berdzikir kepada Allah, dengan bacaan Al Qur’an, dan mudzakarah ilmu.
Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka, Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka, Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka. (QS. Al Mukminun: 57-59).
Rasulullah Saw bersabda bahwa Allah 'Azza wajalla berfirman, "Anak Adam mendustakan Aku padahal tidak seharusnya dia berbuat demikian. Dia mencaci Aku padahal tidak seharusnya demikian. Adapun mendustakan Aku adalah dengan ucapannya bahwa "Allah tidak akan menghidupkan aku kembali sebagaimana menciptakan aku pada permulaan". Ketahuilah bahwa tiada ciptaan (makhluk) pertama lebih mudah bagiku daripada mengulangi ciptaan. Adapun caci-makinya terhadap Aku ialah dengan berkata, "Allah mempunyai anak". Padahal Aku Maha Esa yang bergantung kepada-Ku segala sesuatu. Aku tiada beranak dan tiada pula diperanakkan dan tidak ada seorangpun setara dengan Aku." (HR. Bukhari).
Laksanakan segala apa yang diwajibkan Allah, niscaya kamu menjadi orang yang paling bertakwa. (HR. Ath-Thabrani).
Diantara masalah aqidah yang banyak diabaikan dan tidak diperhatikan oleh banyak orang adalah masalah takut kepada Allah, Hal ini dikarenakan jauhnya mereka dari tuntunan agama dan sedikitnya pengetahuan yang mereka miliki. Sehingga tidak heran jika didapati mereka dengan begitu mudahnya melakukan dosa dan maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya baik siang maupun malam. Takut kepada Allah Ta'ala merupakan keharusan bagi setiap hamba, karena ia merupakan syarat keimanan, tanpanya keimanan seseorang tidak berarti apa-apa, bahkan hati yang kosong ari rasa takut kepada Allah dapat dipastikan kosong pula dari keimanan kepadanya. Allah Ta'ala berfirman,"Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karena-Nya)." (QS al-Anfal : 2)

               Disamping itu, takut kepada Allah mempunyai keutamaan yang sangat banyak sekali, diantaranya, didapatnya naungan Allah dihari akhir, sebagai sebab terlindunginya diri dari segala keburukan, sebab diraihnya kejayaan, didapatnya rasa aman kelak dihari akhir, dan lain sebagainya. Rasa takut kepada Allah dapat ditumbuhkan dengan cara melatihnya, faktor yang dapat menumbuhkan rasa takut antara lain dengan mengingat kematian, siksa kubur, peristiwa-peristiwa mengerikan di hari Akhir, dahsyatnya siksa api Neraka.

            Generasi salaf merupakan teladan dan contoh yang baik bagi kita dalam masalah ini, berbagai kisah menakjubkan tentang rasa takut mereka kepada Allah akan anda jumpai didalam buku ini, dan dengan membacanya kita akan dapat bercermin dan mengukur sampai sejauh mana rasa takut kita kepada Allah.
“Puncak kebijaksanaan ialah takut kepada Allah. Sebaik-baik yang tertanam dalam hati adalah keyakinan. Keragu-raguan (dalam beriman) termasuk kekufuran. Kepemudaan termasuk kelompok kegilaan (radikal). Orang bahagia adalah yang dapat mengambil pelajaran dari (peristiwa) orang lain, dan orang yang sengsara ialah yang sengsara sejak dalam kandungan ibunya. Tiap perkara yang akan datang adalah dekat. (HR. Al-Baihaqi)”
Pahala Duniawi dan Ukhrowi
Pembalasan pahala dari Allah kepada para hamba-Nya, tidak harus diperoleh kelak di negeri akhirat. Akan tetapi Allah Ta’ala secara tunai dapat membalasnya langsung di dunia ini juga, terutama untuk para hamba Allah yang saleh dan sangat dekat dengan Allah (para Waliyullah) dengan anugerah dan keagungan Allah mengizinkan memperoleh pembalasan pahala sebagai rahmat dunia.
Pada dasarnya amal ibadah hanya diniatkan untuk meraih kenikmatan akhirat. Namun terkadang diperbolehkan beramal dengan niat untuk tujuan dunia disamping berniat untuk tujuan akhirat, dengan syarat apabila syariát menyebutkan adanya pahala dunia bagi amalan tersebut. Amal yang tidak tercampur niat untuk mendapatkan dunia memiliki pahala yang lebih sempurna dibandingkan dengan amal yang disertai niat duniawi. Semua ini adalah karena dekatnya seorang hamba dengan Tuhannya. Ia mendapat kehormatan untuk menerima rahmat dan anugerah Allah di dunia ini juga dan kelak akan memperolehnya berlipat ganda di akhirat.
Bagi seorang hamba Allah yang saleh, ia merasa bersyukur dan berbahagia apabila di dunia ini ia dapat menerima anugerah Allah, sebelum ia memasuki negeri akhirat. Pemberian Allah itu dimaksudkan agar seorang hamba selalu meningkat taqarrub-nya kepada Allah serta memanfaatkan semua rahmat Allah untuk melaksanakan muamalah bagi sesama hamba¬-Nya. Allah Ta’ala tidak memberi pahala seorang hamba di dunia ini juga apabila si hamba bukan termasuk manusia yang sangat dekat dengan Allah. Taqarrub dan ketaatan si hamba telah memberinya rahmat yang besar dari Allah Swt. Syekh Ahmad Ataillah mengingatkan:
 “Cukup Allah yang memberi pahala karena ketaatanmu, karena Ia telah rida kepadamu sebagai ahli ibadah. “
Inilah karunia besar dari Allah kepada hamba-hamba-Nya yang ahli ibadah. Hamba yang mendahulukan Allah Ta’ala dari kepentingan duniawinya. Selain itu, ketaatan kepada Allah dengan tulus dan tekun itu sendiri sudah menjadi suatu kenikmatan bagi si hamba, dan kenikmatan itulah pahala dan rahmat yang besar bagi si hamba yang saleh.
Seorang hamba Allah yang saleh dan taqarrub kepada-Nya sudah menerima rahmat dari-Nya. Sebab, kalau tidak karena rahmat dan hidayah-Nya, tidak seorang pun yang dapat mengerjakan amal ibadah dengan tekun dan hati tulus ikhlas. Mereka mendapatkan kebahagiaan dalam ketaatan mereka sendiri. Syekh Ahmad Ataillah menjelaskan:

“Kiranya cukuplah sebagai pembalasan, dari apa yang Al¬lah Ta’ala bukakan ke dalam hati nurani mereka kegemaran melaksanakan 1badah, dan memberikan mereka kenikmat¬an dari amal ibadahnya itu. “
Inilah suatu pemberian dari Allah sebagai pahala yang sangat mulia, agar dapat dinikmati dalam hatinya pembalasan Allah tersebut, suatu perasaan halus yang bernilai. Itulah keridaan Allah yang besar, karena begitu taqarrubnya si hamba dan ketaatannya. Pemberian rahmat Allah sebenar¬nya adalah surga. Tidak ada yang melebihi surga itu, hanyalah nikmat seorang yang beribadah sajalah yang akan melebihi surga tersebut.
Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan (QS. Al Imran: 148).
Orang yang merasakan nikmat dan lezatnya beribadah adalah orang yang beribadah semata-mata tidak hanya mencari kenikmatan surga. Ia memperbagus ibadahnya dan merasakan pula kenikmatan ibadah di dunia ini juga sebelum ia merasakan kenikmatan surga di akhirat. Memperbagus ibadahnya itu termasuk kesempatan yang diberikan Allah kepada hamba-hamnba Nya. Seperti di waktu munajah tengah malam pada shalat lail akan memberi kekhususan nikmat bagi hamba yang melakukannya. Ia akan memperoleh hawalah dari munajah itu. Dalam munajah malam, orang akan mendapatkan sesuatu kelezatan yang jarang ia temui. Kenikmatan itu akan memberi bimbingan baginya terus mendekati Allah Jalla Jalaluh.
Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barang siapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barang siapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat. Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. (QS. Al Imran: 145).
Tujuan Beribadah
Tujuan utama ibadah ialah "Taqwa".
Firman Allah :
                    "Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang sebelummu, agar kamu bertaqwa. (QS. Al-Baqarah: 21).

      Seorang yang bertaqwa, akan selalu mengikuti sifat-sifat Nya. Ia akan terhindar dari gangguan kehidupan, goncangan jiwa dan apa saja yang bertalian dengan benda. Itu artinya bahwa ia beribadah kepada Allah. Manusia diberi sarana oleh-Nya. Diberi bumi untuk tinggal dan beribadah kepada-Nya. Allah memberi kewajiban-kewajiban. Karenanya Allah meminta hak agar manusia beribadah kepada-Nya, dengan tujuan, agar manusia dapat terhindar diri dari siksa neraka akherat.
Ekspresi Kepatuhan
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya (QS. An Nisa: 65).”
Implementasi dari kepatuhan kepada Allah ini bukan saja berlaku bagi bumi, bulan, matahari, bintang-bintang, planet-planet dan benda-benda ruang angkasa lain tetapi juga untuk seluruh ciptaan Allah di jagad raya ini termasuk: gunung-gunung, pohon-pohon sampai binatang melata sekalipun melakukan kepatuhannya kepada Allah SWT sehingga tercipta harmoni keteraturan kehidupan.
“Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki (QS Al Hajj: 18).”
Ketaatan pada Allah adalah suatu yang sangat sakral karena pentingnya sebuah ketaatan meningkatkan iman kita kepada ketakwaan banyak dalil yang menerangkan tentang kepatuhan ketaatan dan ketakwaan dalam sebuah syiir di jelaskan bahwa patuh dan takwa adalah salahsatu dari sekian banyaknya simbul keimanan yang meningkatkan drajat setiap pelaku kepada derajad yang mulya di sisi Allah. Dan Allah telah menjelaskan dalam firmanya yang artinya (dan tidak aku ciptakan jin dan manusi kecuali untuk beribadah/menyembahku)
“Tidak ada ketaatan kepada orang yang tidak taat kepada Allah. (Abu Ya'la)”
Dan dalam ayat lain juga di jelaskan yg artinya:
“dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzkikan Allah kepada mereka, Maka Tuhanmu ialah Tuhan yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah), (QS Al Hajj:34)
(yaitu) orang-orang yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, orang-orang yang mendirikan sembahyang dan orang-orang yang menafkahkan sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada mereka.(QS Al Hajj:35)
Ekspresi Pengagungan
Kalau semua manusia sadar bahwa hanya Allah yang memiliki sifat Agung dan diagungkan, maka selesailah sudah permasalahan yang mengenai konteks ini, bisa dilihat dan dirasakan bukti penciptaan-Nya baik dibumi dan dilangit, sehingga hanya Allah yang Pantas diAgungkan. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan “(permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (Qs Al Baqarah:185)”
Ekspresi  Bersyukur
Dalam berbagai konteks telah dipaparkan tentang bersyukur, namun bersyukur yang sebenarnya adalah hanya kepada Allah, ketika manusia mensyukuri ni’mat yang telah Allah berikan kepadanya, dan menjadikan rasa syukur sebagai refleksi dirinya untuk mendekatkan diri kepada Allah. Oleh karena itu perlu adanya kesadaran diri untuk meresapi akan makna bersyukur tersebut dengan hati tulus. “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (Qs Al Baqarah:185)”
“Sungguh Allah telah menolong kamu dalam peperangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu mensyukuri-Nya. (Qs Ali imran:123)”
    Kenapa kita diperintahkan untuk bersyukur kepada Allah, karena secara tidak langsung Allah mengajari kita bagaimana tata cara melakukan sesuat dan mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, misalnya penjelasan ayat dibawah ini.
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit[403] atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh[404] perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.(Qs Al Maa-iddah:6)”
“Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja, Maka kaffarat (melanggar) sumpah itu, ialah memberi Makan sepuluh orang miskin, Yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak. barang siapa tidak sanggup melakukan yang demikian, Maka kaffaratnya puasa selama tiga hari. yang demikian itu adalah kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar). dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan kepadamu hukum-hukum-Nya agar kamu bersyukur kepada-Nya. (Qs Al Maa-iddah:6)”
Ekspresi Ketaqwaan
Kewajiban manusia sebagai hamba adalah menyembah Allah Yang Maha Esa, karena pada dasarnya Allah menciptakan manusia dan jin hanya untuk menyembah kepada-Nya, namun banyak dari manusia dan jin yang berpaling dari kewajibannya yaitu menyembah kepada Allah.
“Barangsiapa mengucapkan "Laa ilaaha illallah" dengan ikhlas, masuk surga. Para sahabat bertanya, "Apa keikhlasannya, ya Rasulullah?" Nabi Saw menjawab, "Memagarinya (melindunginya) dari segala apa yang diharamkan Allah." (HR. Ath-Thabrani)”
 “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.(Qs Al Baqarrah:21)”
    Dan masih banyak lagi kandungan Al-Quran yang menjelaskan tentang kewajiban manusia menyembah kepada Allah sebagai refleksi dirinya pada konteks ketaqwaan.
“Tiap orang yang bertaqwa termasuk keluarga Muhammad (umat Muhammad). (HR. Ath-Thabrani dan Al Baihaqi)”

Fungsi Ibadah
    Adapun salah satu fungsi ibadah adalah agar manusia tidak lupa dengan Penciptanya, karena kesibukan manusia dengan urusan duniawi, terkadang ia lupa akan Dzat yang menciptakan segala sesuatu yang ada disekelilingnya, oleh karena itu mengapa manusia hendaknya selalu beribadah kepada Allah agar senantiasa ingat kepada Allah.
Mengingat Allah
Sebagi seorang muslim hendaknya senantiasa selalu mengingat Allah sebagai refleksi diri atas Penciptaan-Nya, dan ditegaskan dalam Al-Quran, hendaknya seorang hamba itu senantiasa Mengingat Allah (Sang Khaliq) dalam berbagai situasi dan kondisi. Banyak
“Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat aku.(Qs Thaahaa:14)”
“Allah Azza Wajalla berfirman (hadits Qudsi): "Hai anak Adam, luangkan waktu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan dan Aku menghindarkan kamu dari kemelaratan. Kalau tidak, Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan kerja dan Aku tidak menghindarkan kamu dari kemelaratan." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)”
Media Penyucian
    Banyak sekali tujuan ibadah, diantaranya adalah penyucian, sedangkan penyucian sendiri bukan hanya suci dari hadats besar atau hadats kecil dan sebaginya, namun mensucikan jiwa, dan segala sesuatu yang melekat dalam jiwa tersebut, serta ruang lingkup jiwa itu sendiri. Tujuannya adalah agar lebih dekat kepada Allah (sang pencipta).
Jiwa
Mengapa beribadah sebagai penyucian jiwa, karena dengan komitmen yang kuat dalam proses ibadah, manusia selalu berhati-hati dalam segala tindakan dan perbuatan, dalam bergaul dan berumah tangga, disamping itu mereka tidak pernah keluar dari garis prosedur yang telah ditentukan oleh syari’at.
“Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah suatu kotoran". oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. apabila mereka telah Suci, Maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.( Qs Al Baqarah:222)”
Harta Benda
Dewasa ini kita sering lalai karena harta, karena dengan berkelimang harta, manusia merasa kecukupan karena hadirnya harta tersebut, padahal sebenarnya harta inilah yang menjajah diri manusia, dan ketika hartanya telah bertumpuk-tumpuk, mereka lupa akan segalanya, lupa kepada yang member harta tersebut. Sebenarnya harta yang mereka cari selama ini belum tentu bersih, adakalanya melalui berbagai cara yang merugikan orang lain, oleh karena itu direkomendasikan kepada orang muslim (khusunya) untuk membersihkan hartanya yaitu dengan cara zakat fitrah atau zakat mal dan lain-lain.
“Dari Ibnu Abbas r. bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengutus Mu'adz ke negeri Yaman --ia meneruskan hadits itu-- dan didalamnya (beliau bersabda): "Sesungguhnya Allah telah mewajibkan mereka zakat dari harta mereka yang diambil dari orang-orang kaya di antara mereka dan dibagikan kepada orang-orang fakir di antara mereka." Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut Bukhari.”
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan[658] dan mensucikan[659] mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui (QS. At Taubah: 103).”