baca selengkapnya di : http://www.poetra-anoegrah.co.cc/2010/04/cara-mengubah-judul-blog-dengan-judul.html#ixzz1Ie8isVZF

Klik Kanan

Senin, 18 April 2011

Bimbingan dan konseling

1. Pengertian bimbingan.
Berdasarkan pasal 27 peraturan pemerintah nomor 29/90,”bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kedalam siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungannya dan merencanakan masa depan”. (depdikbud,1994).
Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi dimaksudkan agar peserta didik mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri, serta menerimanya secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut. Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan dimaksudkan agar peserta didik mengenal secara objektif lingkungan, baik lingkungan social maupun lingkungan lingkungan fisik, dan menerima sebagai berbagai kondisi lingkungan itu secara positif dan dinamis pula.
Bimbingan dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu tersebut dapat memahami dirinya sendiri, hingga ia sanggup mengarahkan dirinya dan bertindak secara wajar, keluarga, dan masyarakat dan kehidupan pada umumnya. Bimbingan membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk social. (rochman natawidjaja, 1987:31)
Dengan membandingkan pengertian tentang bimbingan yang telah dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa: bimbingan adalah merupakan proses pemberian bantuan kepada seseorang atau kelompok orang secara terus-menerus dan sistematis oleh guru bimbingan agar individu atau kelompok individu menjadi pribadi yang mandiri. Kemandirian yang menjadi tujuan usaha bimbingan ini mencakup lima fungsi pokok yamg hendaknya dijalankan oleh pribadi mandiri, yaitu:
• Mengenal diri sendiri dan lingkunga sebagaimana adanya,
• Menerima diri sendiri dan lingkungan bagaimana adanya.
• Menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis,
• Mengambil keputusan,
• Mengarahkan dirinya sendiri, dan
• Mewujudkan diri mandiri.

2. Pengertian konseling.
Konseling sebagai terjemahan dari “counseling” merupakan bagian dari bimbingan, baik sebagai layanan maupun sebagai teknik,” layanan konseling adalah jantung hati layanan bimbingan secara keseluruhan (konseling is the heart of guidance)”, (dewa ketut sukardi, 1985:11).
Konseling merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada konseli supaya dia memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dalam memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan dating. Dalam bantuan konsep yang sewajarnya mengenai:
• Dirinya sendiri
• Orang lain
• Pendapat orang lain tentang dirinya
• Tujuan-tujuan yang hendak di capai, dan
• Kepercayaan (moh. Surya, 1988: 38)

Fungsi, Tujuan dan Asas-Asas Bimbingan Konseling.
3. Fungsi dan bimbingan konseling.
Ditinjau dari sifatnya, layanan bimbingan, dan konseling dapat berfungsi:
1.1 pencegahan (preventif)
Layanan bimbingan dapat berfungsi pencegahan artinya merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Dalam fingsi pencegahan ini layanan yang diberikan bantuan bagi para siswa agar terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya. Kegiatan yang berfungsi pencegahan dapat berupa program orientasi, program bimbingan karier, inventarisasi data, dan sebagainya.
1.2 fungsi pemahaman
Fungsi pemahaman yang dimaksudkan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan keperluan pengembngan siswa. Pemahaman ini mencakup:
a. pemahaman tentang diri siswa, terutama oleh siswa sendiri, orang tua, guru, dan guru pembimbing.
b. Pemahaman tentang lingkungan siswa (termasuk didalamya lingkungan keluarga dan sekolah), terutama oleh siswa sendiri, orang tua, guru, dan guru pembimbing.
c. Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas termasuk dalam informasi pendidikan, jabatan, pekerjaan, dan atau karier dan informasi budaya nilai-nilai, terutama oleh siswa.
1.3 fungsi perbaikan
walaupun fungsi pencegahan dan pemahaman telah dilakukan, namun mungkin saja siswa masihmenghadapi masalah-masalah tertentu. Di sinilah fungsi perbaikan itu berperan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terpecahkannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami siswa.
1.4 fungsi pemeliharaan dan pengembangan
fungsi ini bereti bahwa layanan bimbingan dan konseling yang diberikan dapat membantu para siswa dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah dan berkelanjutan. Dalam fungsi ini hal-hal yang dipandang positif dijaga agar tetap baik dan mantap.
4. Asas-asas bimbingan dan konseling
Dalam menyelenggarakan bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya selalu mengacu pada asas-asas bimbingan dan konseling dan diterpkan sesuai dengan asas-asas bimbingan dan konseling. Asas-asas ini dapat diterpkan sebagai berikut:
a. Asas kerahasiaan
b. Asas kesukarelaan.
c. Asas keterbukaan.
d. Asas kekinian
e. Asas kemandirian
f. Asas kegiatan
g. Asas kedinamisan
h. Asas keterpaduan
i. Asas kenormatifan
j. Asas keahlian
k. Asas alih tangan
l. Asas tut wuri handayani
Bidang bimbingan dan konseling.
Secara umum tujuan penyelenggaraan bantuan pelayanan bimbingan dan konseling adalah berupaya membnatu siswa menemukan pribadinya, dalam hal mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya, serta menerima dirinya secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut.
1. Bidang bimbingan pribadi-sosial.
Dalam bidang bimbingan pribadi, membantu siswa menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani. Dalam bidang bimbingan social, membantu siswa mengenal dan berhubungan dengan lingkungan social yang dilandasi budi pekerti luhur, tanggung jawab masyarakat dan kenegaraan.bimbingan pribadi social berarti bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri mengatasi bergumulan-bergumulan hatinya sendiri dalam mengatur dirinya sendiri dibidang kerohaniaan, perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual dan sebagainya, serta bimbingan dalam membina hubungan kemanusiaan dengan sesame di berbagai lingkungan (pergaulan social). (W.S. Winkel, 1991:127)
2. Bidang bimbingan belajar.
` Bimbingan belajar atau akademik ialah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan belajar disuatu institusi pendidikan.
3. Bidang bimbingan dan karir.
Dalam bidang bimbingan karier, membantu siswa merencanakan dan mengembangkan masa depan karier.
Pedoman bimbingan dan penyuluhan belajar.
1. Pentingnya bimbingan dan penyuluhan pada segi pelajaran.
Tujuan bimbingan dan penyuluhan dalam pelajaran ialah untuk memberikan bantuan kepada anak didik agar supaya dapat menemukan caranya sendiri untuk belajar dengan metode yang lebih mudah dan efisien.
Disamping itu juga supaya anak didik mengenal diri, yaitu mengetahui kekurangan-kekurangan atau kelebihan-kelebihannya dalam mempelajari tiap-tiap mata pelajaran. Sehingga ia mampu dengan berangsur-angsur menyesuaikan diri dengan jenis studi apa yang yang setepatnya bagi dirinya itu pada waktu yang akan datang.
Mengingat bahwa pengajaran adalah alat dari pendidikan, maka tujuan bimbingan dan penyuluhan dari segi pelajaran tidak boleh terlepas dari tujuannya secara umum, yaitu untuk membantu anak didik dalam bentuk wataknya sebagai jalan pembentukan kepribadian yang berpancasila. Mengingat hal-hal tersebut diatas ternglah bahwa bimbingan dan umumnya dan bimbingan dan penyuluhan dalam pelajaran khususnya mempunyai arti yang sangat penting.
2. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
Bimbingan adalah merupakan suatu proses yang oleh karenanya memerlukan kesabaran dan pengabdian diri dari pihak pembimbing.bimbingan hendaknya bergerak secara operasionil terutama dalam bdang prefentif (pencegahan), oleh karena itu bimbingan harus aktif, kreatif, konstruktif dan kontinyu. Karena bimbingan bertugas membnatu anak didik agar dapat mengatasi kesukarannya dalam belajar sehingga dapat lebih mudah, lebih efektif dan efisien. Maka hendaknya meneliti factor-faktor luar apa yang mungkin pada hakikatnya sudah merupakan factor kesukaran umum.
Konsep bimbingan dan konseling.
Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah,
bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum (perundang-
undangan) atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut
upaya memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya disebutkons eli, agar mampu
mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya
(menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual).
Konseling sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (on becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut, konseli memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah kehidupannya. Disamping itu terdapat suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan konseli tidak selalu berlangsung secara mulus, atau bebas dari masalah. Dengan kata lain, proses perkembangan itu tidak
selalu berjalan dalam alur linier, lurus, atau searah dengan potensi, harapan dan nilai-
nilai yang dianut.
Perkembangan konseling tidak lepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik, psikis maupun sosial. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah perubahan. Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup warga masyarakat.
Apabila perubahan yang terjadi itu sulit diprediksi, atau di luar jangkauan kemampuan,
maka akan melahirkan kesenjangan perkembangan perilaku konseli, seperti terjadinya
stagnasi perkembangan, masalah-masalah pribadi atau penyimpangan
perilaku. Perubahan lingkungan yang diduga mempengaruhi gaya hidup, dan
kesenjangan perkembangan tersebut, di antaranya: pertumbuhan jumlah penduduk
yang cepat, pertumbuhan kota-kota, kesenjangan tingkat sosial ekonomi masyarakat,
revolusi teknologi informasi, pergeseran fungsi atau struktur keluarga, dan perubahan
struktur masyarakat dari agraris ke industri.
Dengan demikian, pendidikan yang bermutu, efektif atau ideal adalah yang
mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya secara sinergi, yaitu bidang
administratif dan kepemimpinan, bidang instruksional atau kurikuler, dan bidang
bimbingan dan konseling. Pendidikan yang hanya melaksanakan bidang administratif
dan instruksional dengan mengabaikan bidang bimbingan dan konseling, hanya akan
menghasilkan konseli yang pintar dan terampil dalam aspek akademik, tetapi kurang
memiliki kemampuan atau kematangan dalam aspek kepribadian.
upaya pencapaian tugas perkembangan, pengembangan potensi, dan pengentasan
masalah-masalah konseling. Tugas-tugas perkembangan dirumuskan sebagai standar
kompetensi yang harus dicapai konseli, sehingga pendekatan ini disebut juga bimbingan
dan konseling berbasis standar (standard based guidance and counseling). Standar
dimaksud adalah standar kompetensi kemandirian.
Dalam pelaksanaannya, pendekatan ini menekankan kolaborasi antara konselor dengan para personal Sekolah/ Madrasah lainnya (pimpinan Sekolah/Madrasah, guru-guru, dan staf administrasi), orang tua konseling, dan pihak-pihak terkait lainnya (seperti instansi pemerintah/swasta dan para ahli : psikolog dan dokter). Pendekatan ini terintegrasi dengan proses pendidikan di Sekolah/Madrasah secara keseluruhan dalam upaya membantu para konseli agar dapat mengem-bangkan atau mewujudkan potensi dirinya secara penuh, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir.
Atas dasar itu, maka implementasi bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah
diorientasikan kepada upaya memfasilitasi perkembangan potensi konseli, yang meliputi
as-pek pribadi, sosial, belajar, dan karir; atau terkait dengan pengembangan pribadi
konseli sebagai makhluk yang berdimensibiopsikososiospiritua l (biologis, psikis, sosial,
dan spiritual).

Daftar Rujukan
Drs. DEWA KETUT SUKARDI pengantar pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah.jakarta:penerbit rineka cipta, 2000
Drs. DEWA KETUT SUKARDI bimbingan dan penyuluhan belajar di sekolah Jakarta:ghalia Indonesia, 1987
Asosiasi bimbingan dan konseling Indonesia.standart kompetensi konselor Indonesia bandung:ABKIN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar