A. PENDAHULUAN
Islam adalah agama yang haq bagi kita umat muslim, namun tidak demikian bagi orang yang beragama selain muslim. Indonesia adalah Negara terbanyak umat yang beragama Islam, tetapi bukan Negara Islam. ada beberapa Negara yang penduduknya beragama Islam, diantaranya adalah Negara-negara ASEAN. dengan adanya penelitian, kita dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum akan Islam dan situasi yang ada dalam Islam tersebut secara universal, seperti menjawab seberapa jauh, mengapa begitu, apakah benar, dan sebagainya.
Dalam konteksnya, Islam dikenal sebagai agama yang cinta akan kedamaian. oleh karena itu, dianggap penting untuk mengetahui konsep-konsep Islam, baik dinegara sendiri maupun Negara-negara lain.
Pertama-tama masuknya agama islam melalui saudagar serta pedagang Gujarat, karena pada dasarnya islam adalah agama islam adalah agama yang dama, maka dari itu, penyebaran agama islam pun dengan jalan damai, tanpa paksaan dan sabotase.
B. SUBTANSI KAJIAN
1. Sekilas Tentang Dunia Islam
Menurut catatan yang hampir dapat dipercaya, hingga tahun 1400 hijriyah, jumlah penduduk Islam berkisar antara 800-850 juta orang. Tidak minoritas kaum muslimin yang hidup di berbagai Negara nonMuslim atau luar dunia Islam.
Dari catatan ini, kurang lebih 550 juta jiwa atau lebih dari 2/3 jumlah penduduk dunia itu hidup di benua Asia, dan bahwa jumlah Negara-negara Islam yang merdeka di benua tersebut hingga kini ada 21 negara, tidak termasuk Negara-negara Islam yang ada di bawah kekuasaan Uni soviet.
Dunia Islam memiliki kekuatan besar seperti unsur-unsur kekuatan ekonomi, berupa kekayaan pertanian, peternakan, pertambangan, dan bahan baku industri, selain itu juga tenaga kerja manusia.
Lahan-lahan pertanian dunia Islam luas dan subur sekali, di beberapa tempat mempunyai cuaca yang berbeda-beda sehingga hasil buminya pun berbeda-beda. Ditinjau dari segi ini, seharusnya Islam adalah kaya sekali, namun hingga kini hasil pertanian dunia Islam sangat rendah sekali, dibandingkan dengan kemungkinan yang harus dimiliki. Hal ini disebabkan kurangnya perhatian yang sungguh-sungguh dan tidak digunakannya alat-alat teknik modern. Sebagai bukti akan pernyataan tersebut, bisa kita lihat kasus di Syiria, disana satu kilometer persegi lahan pertanian hanya menghasilkan 70 ton, sementara lahan yang sama di Denmark menghasilkan 300 ton, dan di Perancis menghasilkan sampai 200 ton.
óOÎgÎã\y $uZÏF»t#uä Îû É-$sùFy$# þÎûur öNÍkŦàÿRr& 4Ó®Lym tû¨üt7oKt öNßgs9 çm¯Rr& ,ptø:$# 3 öNs9urr& É#õ3t y7În/tÎ/ ¼çm¯Rr& 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« îÍky ÇÎÌÈ
Artinya:
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?”.(QS. Al Fushshilat : 53)
Ini membuktikan apabila kita hanya bersandar pada kemampuan yang pas-pasan, upaya eksploitasi secara baik dan efisien, kekayaan dunia Islam yang sebanyak 375 juta ekor sapi, kambing dan hewan ternak lainnya, akan berkurang sekali hasil gunanya. Dalam kondisi kemampuan yang pas-pasan tersebut, dan meskipun tidak dikelola dengan baik dan efisien, dunia Islam dewasa ini mampu menghasilkan · Gandum dan beras sebanyak 15% dari hasil dunia
· Gula 10% dari hasil dunia
· Kurma 99% dari hasil dunia
· Coklat 48% dari hasil dunia
· Minyak goreng 80% dari hasil dunia
· Kelapa 35% dari hasil dunia
· Minyak zaitun 30%dari hasil dunia
· Kapas 43%dari hasil dunia
· Karet alam 80% dari hasil dunia
Sudah barang tentu hasil pertanian tersebut akan menjadi besar apabila saran produksinya yang serba ketinggalan diperhatikan.
Mengenai barang tambangnya, dunia Islam juga memiliki bagian terbanyak aneka ragamnya dan menduduki tempat tertinggi dalam jenisnya, antara lain : minyak bumi 60%, timah 56%, chroom 40%, phospat 25%, bauksit dan aluminium 23% dari keseluruhan hasil dunia.
Artinya:
“Bagi orang-orang yang memenuhi seruan Tuhannya, (disediakan) pembalasan yang baik. Dan orang-orang yang tidak memenuhi seruan Tuhan, sekiranya mereka mempunyai semua (kekayaan) yang ada di bumi dan (ditambah) sebanyak isi bumi itu lagi besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan kekayaan itu. Orang-orang itu disediakan baginya hisab yang buruk dan tempat kediaman mereka ialah Jahanam dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman”. (QS. Ar Ra’du : 18)
Dan apabila kita mengingat hasil dari pertambangan tersebut di banyak Negara-negara Islam belum terekploitasi, tidak menutup kemungkinan dalam berbagai jenis tambang tersebut, dunia Islam menduduki tempat teratas. Kekayaan tambnag ini memberikan kesempatan luas kepada Negara-negara Islam untuk mengelolanya diberbagai industry-industri yang modern menjadi barang jadi, dari pada mengekspornya sebagai barang baku.
Brunei Darussalam menjadi anggota pertama ASEAN di luar lima negara pemrakarsa. Brunei Darussalam bergabung menjadi anggota ASEAN pada tanggal 7 Januari 1984 (tepat seminggu setelah memperingati hari kemerdekannya). Sebelas tahun kemudian, ASEAN kembali menerima anggota baru, yaitu Vietnam yang menjadi anggota yang ketujuh pada tanggal 28 Juli 1995. Dua tahun kemudian, Laos dan Myanmar menyusul masuk menjadi anggota ASEAN, yaitu pada tanggal 23 Juli 1997. Walaupun Kamboja berencana untuk bergabung menjadi anggota ASEAN bersama dengan Myanmar dan Laos, rencana tersebut terpaksa ditunda karena adanya masalah politik dalam negeri Kamboja. Meskipun begitu, dua tahun kemudian Kamboja akhirnya bergabung menjadi anggota ASEAN yaitu pada tanggal 16 Desember1998. 2. Timor Leste
“Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami mendatangi daerah-daerah (orang-orang kafir), lalu Kami kurangi daerah-daerah itu (sedikit demi sedikit) dari tepi-tepinya? Dan Allah menetapkan hukum (menurut kehendak-Nya), tidak ada yang dapat menolak ketetapan-Nya; dan Dia-lah Yang Maha cepat hisab-Nya”. (QS. Ar Ra’du : 41)
Negara baru Timor Leste, yang dulunya merupakan sebuah provinsi Indonesia, terpaksa harus puas dengan hanya mendapatkan status pemerhati (observer) dalam ASEAN. Itupun setelah menuai protes dari berbagai negara ASEAN yang tidak mendukung masuknya Timor-Leste ke ASEAN, atas dasar rasa hormat kepada Indonesia. Myanmar, terutama, menentang pemberian status observer kepada Timor Leste karena dukungan Timor Leste terhadap pejuang pro-demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi. Sejak kemerdekaan Timor-Leste pada Mei 2002, ASEAN telah banyak membantu Timor-Leste. Timor-Leste telah diundang untuk hadir dalam beberapa pertemuan ASEAN. Meskipun begitu, Timor-Leste masih tetap berstatus observer. Mantan Menlu Timor Leste yang sekarang menjadi Presiden, Ramos Horta, pernah menyatakan tidak berminat menjadi anggota ASEAN, karena Timor-Leste dinilai bukan negara Asia (Tenggara), melainkan negara Pasifik atau Australia. Berbeda dengan rekannya Xanana Gusmao yang menyatakan bahwa akan lebih menguntungkan bagi Timor Leste apabila berafiliasi dengan ASEAN dibandingkan dengan apabila bergabung dengan Pacific Islands Forum. Perkembangan terakhir mengindikasikan bahwa Timor-Leste sangat berminat untuk menjadi anggota ASEAN. Bahkan Pemerintah Timor-Leste melalui Kementerian Luar Negerinya telah menargetkan bahwa Timor-Leste akan menjadi anggota ASEAN sebelum tahun 2012, hal ini sangat di dukung oleh pemerintah Indonesia juga negara-negara anggota ASEAN lainnya seperti Filipina, Malaysia, Thailand, Singapura dan lain-lain. Hal ini dapat dilihat bahwa Pemerintah Timor-Leste juga telah membuka Sekretariat Nasional ASEAN di Dili pada awal bulan Februari 2009, dimana sekretariat ini akan berfungsi untuk mempersiapkan tahapan-tahapan menjadi keanggotaan ASEAN. Artinya:
“( yaitu ) orang-orang yang menunggu-nunggu (peristiwa) yang akan terjadi pada dirimu (hai orang-orang mukmin). Maka jika terjadi bagimu kemenangan dari Allah, mereka berkata, “Bukan kami (turut berperang) beserta kamu?” dan jika orang-orang kafir mendapat keberuntungan (kemenangan), mereka berkata,”Bukankah kami turut memenengkanmu dan membela kamu dari orang-orang mukmin?” maka Allah akan member keputusan diantara kamu dihari kiamat dan Allah sekali-kali tidak akan member jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman”. (QS. An Nisa’ : 141)
a. Agama Islam di Indonesia
Mengenai perkembangan Islam di Indonesia akan dibahas khusus pada bab Perkembangan Islamdi Indonesia. Karena itu, pada pembahasan kali ini, hanya kami tulis secara singkat. Agama Islammasuk ke Indonesia pada abad ke-7 dibawa oleh pedagang Islam dari Arab, Gujarat dan Malabar.
Cara menyiarkan Islam dengan damai tidak dengan kekerasan atau paksaan. Adapun daerah-daerah yang mula-mula dimasuki Islam ialah Sumatera bagian Utara, sumatera Barat dan Jawa Tengah.
Perkembangan Islam di Sumatera dapat pesat setelah kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran, terutama di Samudera Pasai. Dari Samudera Pasai Islam berkembang ke Malaka, Minangkabau, Riau, Tapanuli dan lain-lainnya.
Agama Islam masuk ke Jawa pada masa pemerintahan Ratu Sima (674 M) dan Islam dapat berkembang dengan pesatnya setelah kerajaan Hindu di Majapahit mengalami kemerosotan. Adapaun yang sangat berperan dan berjasa menyiarkan agama Islam ke seleruh pelosok Jawa ialah Wali Songo.
Sedangkan perkembangan agama Islam di Sulawesi tidak sepesat seperti di Sumatera dan Jawa, karena adanya pertentangan Islam dengan kerajaan yang belum Islam demi kepentingan politik.
Artinya:
“Kami berfirman, "Turunlah kamu semua dari surge itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu,maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscahya tidak ada kekhawatiran atas mereka dan tidak (pula)mereka bersedih hati”. (Al Baqarah : 38)
Adapun perkembangan Islam di Kalimantan sangat pesat, sejak Sultan Suryanullah tahun 1550 M. Demak mengirimkan para penghulu untuk mengajar agama Islam kepada masyarakat Kalimantan. Agama Islam berkembang di Kutai ± tahun 157 M, di Brunei sejak abad ke-15, di Kalimantan Barat sejak tahun 1550 M , dan kepada suku Dayak tahun 1677 M. Bersamaan dengan berkembangnya agama Islam maka berdirilah kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia antara lain di Demak, Pajang, Mataram, Banten, Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera.
Agama Islam di Indonesia dapat berkembang dengan baik dan pesat. Hal itu terbukti sekitar 88 % (1985) penduduk menganut agama Islam, kemudian tempat-tempat ibadah banyak dibangun disetiap kota-kota, desa dan lain sebagainya. Tempat-tempat pengajian, tempat-tempat TPA atau Taman Pendidikan Al-qur’an hampir di setiap kampung ada. Disamping itu, pada hari raya Idul Fitri, hari raya kurban kita dapat menyaksikan orang Islam berduyun-duyun ke lapangan untuk shalat. Juga dalam pembagian zakat fitrah, penyembelihan hewan kurban dan pelaksanaan ibadah haji, yang tiap tahun calon jamaah haji Indonesia selalu bertambah dan untuk tahun 1995 calon haji (yang mendaftar) samapai 240.000 orang sehingga melebihi kuota.
Maraknya jilbab di sekolah-sekolah dan kampus-kampus perguruan tinggi, maraknya gerakan dakwah kampus, lahirnya organisasi remaja masjid, pesantren-pesantren kilat pada masa liburan sekolah, lahirnya ICMI, Bank Muamalat, Asuransi Islam dan sebagainya. Semua itu, menunjukan bahwa agama Islam dapat berkembang baik di Indonesia.
b. Agama Islam di Singapura
Perkembangan Islam di singapura boleh dikatakan tidak ada hambatan, baik dari segi politik maupun birokratis. Muslim di Singapura ± 15 % dari jumlah penduduk, yaitu ± 476.000 orang Islam. Artinya:
“(Ingatlah) ketika Allah menjadikanmu mengantuk sebagai suatu penentraman dari-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk menyucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan dari setan dan menguatkan hatimu dan memperteguh kekuatannya dengan telapak kaki (mu)”. (QS. Al Anfal : 11)
Sebagai temapt pusat kegiatan Islam ada ± 80 masjid yang ada di sana. Pada tanggal 1 Juli 1968, dibentuklah MUIS (majelis Ulama Islam Singapura) yang mempunyai tanggung jawab atas aktivitas keagamaan, kesehatan, pendidikan, perekonomian, kemasyarakatan dan kebudayaan Islam.
c. Agama Islam di Thailand
Agama Islam masuk ke Thailand dengan melalui Kerajaan Pasai (Aceh). Ketika Kerajaan Pasai ditaklukan Thailand, raja Zainal Abidin dan orang-orang Islam banyak yang ditawan. Setelah mereka membayar tebusan mereka dikeluarkan dari tawanan, dan para tawanan tersebut ada yang pulang dan ada juga yang menetapa di Thailand, sehingga mereka menyebarkan agama Islam.
Ketika raja Thailand menekan Sultan Muzaffar Syah (1424-1444) dari Malak agar tetap tuduk kepada Thailand dengan membayar upeti sebanyak 40 tahil emas per tahun ditolaknya, kemudian Raja Pra Chan Wadi menyerang Malaka, tetapi penyerangan tersebut gagal. Pada masa pemerintahan Sultan Mansyur Syah (1444-1477) tentara Thailand di Pahang dapat dibersihkan. Wakil Raja Thailand yang bernama Dewa Sure dapat ditahan, tetapi beliau diperlakukan dengan baik. Bahkan, puterinya diambil istri oleh Mansyur Syah untuk menghilangkan permusuhan antara Thailand dengan Malaka. Pada akhir-akhir ini, muslim Pattani cukup lama mendapat tekanan dan penindasan dari rezim Bangkok yang memeluk Budha
d. Agama Islam di Filipina
Artinya:
“Kemudian setelah itu, hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu, sungguh ada yang mengalir sungai-sungai darinya, dan diantaranya sungguh ada yang terbelah, lalu keluarlah mata air darinya, dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan". (QS. Al Baqarah : 74)
Berdasarkan catatan Kapten Tomas Forst tahun 1775 M, ada orang Arab yang mula-mula masuk pulau Mindanau (Filiphina) adalah Mubaligh yang bernama Kebungsuan pada abad ke-15 M. Sedangkan yang menyebarkan agama Islam di pulau sulu ialah Sayid Abdul Aziz (Sidi Abdul Aziz) dari Jeddah. Ulama ini juga mengislamkan raja Malaka pertama yang semula beragama Hindu, yakni Permaisura diganti dengan Muhammad Syah. Kemudian yang disusun dengan mubaligh Abu Bakar yang menyebarkan Islam ke Pulau Sulu, Pulau Luzon dan sebagainya.
Muslim di Filipina adalah minoritas dan nasib mereka sekarang sangat memprihatinkan. Seperti nasib muslim di Thailand, Kamboja, Vietnam, Myanmar, di situ umat Islam mendapat gangguan, tekanan bahkan pembasmian dari pihak-pihak yang memusuhinya. Hingga kini muslim Moro terus berjuang untuk memperoleh otonomi karena mereka selalu ditindas dan diperlakukan sebagai warga kelas dua oleh pemerintah Manila. Oleh karena itu, muslim Moro terus berjuang mempertahankan diri, agama dan identitas sebagai muslim.
e. Agama Islam di Malaysia (Malaka)
Sekitar abad ke-14 agama Islam masuk ke Malaysia dibawa oleh pedagang dari Arab, Persia, Gujarat dan Malabar. Disamping itu, ada seorang ulama bernama Sidi Abdul Aziz dari Jeddah yang mengislamkan pejabat pemerintah Malaka dan kemudian terbentuklah kerjaan Islam di Malaka dengan rajanya yang pertama Sultan Permaisura. Setelah beliau wafat diganti oleh Sultan Iskandar Syah dan penyiaran Islam bertambah maju, pada masa Sultan Mansyur Syah (1414-1477 M). Sultan suka menyambung tali persahabatan dengan kerajaan lain seperti Syam, Majapahit, dan Tiongkok.
Artinya:
“(Ingatlah) ketika Allah menjadikanmu mengantuk sebagai suatu penentraman dari-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk menyucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan dari setan dan menguatkan hatimu dan memperteguh kekuatannya dengan telapak kaki (mu)”. (QS. Al Anfa : 11)
Kejayaan Malaka dapat dibina lagi sedikit demi sedikit oleh Sultan Aludin Syah I, sebagai pengganti Muhammad Syah. Kemudian pusat pemerintahannya dari Kampar ke Johor (Semenanjung Malaka). Sultan Alaudin Syah I dikenal sebagai Sultan Johor yang pertama dan negeri Johor makin nertambah ramai dengan datangnya para pedagang dan pendatang. Sampai sekarang perkembangan agama Islam di Malaysia makin bertambah maju dan pesat, dengan bukti banyaknya masjid-masjid yang dibangun, juga terlihat dalam penyelenggaraan jama’ah haji yang begitu baik. Sehingga dapat dikatakan bahwa perkemabangan Islam di Malaysia, tidak ada hambatan. Bahkan, ditegaskan dalam konstitusi negaranya bahwa Islam merupakan agama resmi negara. Di kelantan, hukum hudud (pidana Islam) telah diberlakukan sejak 1992. kelantan adalah negara bagian yang dikuasai partai oposisi, yakni Partai Al Islam se-Malaysia (PAS) yang berideologi Islam. Dalam pemilu 1990 mengalahkan UMNO dan PAS dipimpin oleh Nik Mat Nik Abdul Azis yang menjabat sebagai Menteri Besar Kelantan.
f. Agama Islam di Brunei Darussalam
Agama Islam di Brunei dapat berkembang dengan baik tanpa ada hambatan-hambatan. Bahkan, agama Islam di Brunei merupakan agama resmi negara. Untuk pengembangan agama Islam lebih lanjut telah didatangkan ulama-ulama dari luar negeri, termasuk dari Indonesia. Masjid-masjid banyak didirikan. Umat Islam di Brunei menikmati kehidupan yang benar-benar sejahtrera sesuai dengan namanya Darussalam (negeri yang damai).
Pendapatan perkapita negara ini termasuk tertinggi di dunia. Pendidikan dan perawatan kesehatan diberikan secara cuma-cuma oleh pemerintah. Negara Brunei Darussalam merupakan negara termuda di Asia Tenggara (merdeka tahun 1984 dari Inggris). Penduduk Brunei Darussalam mayoritas beragama Islam.
g. Islam di Negeri China
Masyarakat Islam di dalam Asia Timur adalah paling sedikit, sebagian besar mereka adalah pork-eating, politheis, secularist, dan kafir yang menyembah berhala. Meskipun demikian persentase populasi kecil ( sekitar 2% di dalam Negeri China, 1% di dalam Jepang, dan kurang dari 1% di dalam Negara Korea), angka-angka mereka lebih besar jika dibandingkan dengan Negara lain.
Artinya:
“Tidakkah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butir-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpahkan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan awan kilat itu hamper-hampir menghilangkan penglihatan”. (QS. An Nuur : 43)
Sebagai contoh, lebih banyak orang Islam negeri China dibanding Malaysia, dan lebih dari tiap-tiap negara Ketimuran Pertengahan kecuali Iran, Kalkun, dan Mesir. Timur Asia juga terus meningkat tergantung pada sebagian besar Negara-Negara Orang Islam untuk energi dan tenaga kerja murah.
h. Islam di Asia dan Amerika Serikat
Artinya:
“Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan Kami), melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu. Dan telah Kami berikan kepada Samud unta betina itu (sebagai mukjizat)yang dapat dilihat, tetapi mereka menganiaya unta betina itu. Dan Kami tidak member tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti”. (QS. Al Isra’:59)
Islam di dalam Asia adalah sangat kompleks.Implikasinya adalah untuk keamanan nasional, tingkatan internasional dan regional terbatas. Minat status Yang dipersatukan di dalam Asia akan menjadi pengaruh bagi pengembanga peran Islam di dalam negara-negara yang regional diri mereka. Pada pokoknya, Islam sendiri tidak bersikap apapun tantangan monolitis ke minat Amerika Serikat. Jika Amerika Serikat adalah untuk perlakukan Islam sebagai suatu musuh, itu bisa menjadi satu peristiwa terbaru, paling khususnya di dalam Kosovo, sudah mengurangi kecurigaan beberapa tentang Amerika Serikat dan lain negara-negara barat yang bersikap bermusuhan dengan orang muslim.
i. Islam di Pakistan
Pakistan menduduki suatu tempat unik di dalam Dunia Orang Islam. Itu adalah satu-satunya status yang dengan tegas mendirikan; tetapkan atas nama Islam, namun juga lima puluh tahun setelah kemerdekaannya, peran dan tempat Islam di dalam negeri tinggal belum terpecahkan. Dasar membagi mengenai hubungan antara agama dan lubang galian kecil. status yang mereka lihat keberadaan Pakistan sebagaimana diperlukan untuk melindungi sosial itu, Orang Islam ekonomi dan politis, dan mereka yang memandang Islam sebagai suatu status religius. Beberapa bulan yang lampau, banyak masyarakat telah menolak Partai politik Islam di dalam tiap-tiap pemilihan umum.
Ada suatu kombinasi pengembangan internasional dan domestik atas masa lalu dua dekade. bagaimanapun, nampak seperti mendorong Pakistan di dalam arah suatu status dengan tegas religius.Tahun lalu pemerintah Pakistan telah memperkenalkan “Sharia” menjadi suatu kenaikan di dalam Shia-Sunni. Beberapa analis mempunyai pertimbangan yang dimulai untuk mempertimbangkan prospek “Pakistan Talibanized”, yaitu pergeseran dari sistem liberalisme menjadi suatu karakter religius lebih terang untuk negeri yang telah terpengaruh oleh pengembangan Negara yang berdekatan dengan Afghanistan dan India.
Dua faktor utama telah bertanggung jawab untuk memelihara agama terpisah dari bisnis status di dalam Pakistan hingga sekarang. Pertama, cara yang ditempuh oleh Islam menyebar melalui anak benua telah menjadi jalur penting. Berlawanan Kepada pandangan yang Islam telah tersebar anak benua oleh Penakluk Islam, sesungguhnya itu menyebar melalui pengajaran Orang Islam Sufi. Sufis praktek suatu jenis Islam yang membandingkan dengan gaya yang semakin konservatif dan menilai lazim dalam beberapa negara-negara timur tengah dan bahkan Afghanistan. Lebih dari itu, kebanyakan Orang Islam di dalam anak benua adalah Hindu Orang bertobat. Karena yang terdahulu ini Hindus, acuan yang basis dasar menunjuk, di samping memilih Iman Islam itu, adalah Asia Selatan dan bukan Negeri Arab kepada barat. Pendekatan yang lebih konservatif ke Islam. Dan di dalam Asia Selatan sosial yang berasal dari pribumi dan praktek religius jadilah lebih bersedia menerima nasehat untuk masuk kedalam agama Islam. Tentu saja hampir 85% penduduk Selatan Asia adalah Orang Islam yang semakin dekat ke Sufisme, sedangkan sisanya 15% lebih berhubungan erat kepada praktek Islam yang konservatif. Kebanyakan Shiites di dalam anak benua juga cenderung untuk dipengaruhi oleh Sufis tersebut.
4. Islam dan Keamanan
Artinya:
“dan apabila dating kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada rasul dan ulil amri diantara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (rasul dan ulil amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmad Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikuti syaitan kecuali sebagian kecil saja (diantaramu)”. (QS. An Nisa’: 83)
Implikasi Islam untuk keamanan di dalam Asia di nasional atau tingkatan negeri datang dalam wujud kemampuan dan stabilitas politis untuk mengakomodasi minoritas di mana Islam adalah agama mayoritas. Di tingkatan yang regional, Peran Islam di dalam keamanan nampak seperti keterkaitannya yang manapun mempromosikan kooperasi atau menciptakan tegangan. Di tingkatan yang internasional, suatu isu utama adalah Peran Asia Islam di dalam Organisasi Dan Pergerakan Islam internasional yang terutama sekali hubungan dengan Timur Tengah. Pada tidak satupun mengukur nasional, regional atau internasional. Apakah Islam di dalam Asia bersikap suatu masalah keamanan segera atau serius. Atau hanya di dalam Asia Selatan yang memberi Islam tetap tumbuh dan peran di dalam Politik yang domestik Pakistan dan tanggapan nya ke Hindu Nasionalisme, Islam adalah suatu unsur utama yang mempengaruhi kedua-duanya yang domestik dan keamanan regional. Longer-Term Isu meliputi kegelisahan sebagian dari Orang Islam Cina/ keramik dan pergeseran sosial, peran Islam yang politis dan ekonomi di dalam Malaysia Dan Indonesia. 5. Islam dan Penguasaan
Artinya:
“Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu)”. (QS. Al Baqarah : 247)
Suatu debat utama di dalam dan tanpa Masyarakat Islam adalah kecocokan iman dengan demokrasi. Meskipun demikian, seminar yang dengan susah mantap debat itu tercatat bahwa orang Islam yang pasti mengambil bagian demokrasi dan bahwa Pesta Islam sedang berperanan dalam transisi yang mungkin kebih condong ke arah demokrasi. Pada pokoknya, sedikitnya di dalam yang praktis sebagai lawan terminologi filosofis atau yang mengenai agama, Islam dan demokrasi tidaklah tidak cocok/bertentangan. Satu dari banyak kompleksitas debat ini adalah sikap yang berbeda Sunnis dan Shiias ke arah demokrasi.
6. Islam dan Militer
Peran Islam di dalam militer Negara-Negara Asia-Pacific mewakili di pertemuan yang sungguh-sungguh berbeda dengan sangat. Di dalam Indonesia, sebagai contoh, itu telah dicatat sebagai militer yang mempunyai hubungan gelisah dengan Partai politik Islam Dan Pergerakan, hubungan ini adalah lebih sedikit disusahkan hari ini. Mengenai Pakistan, Perhatian telah dinyatakan yang lebih rendah, dan para petugas tingkatan pertengahan sedang mendukung untuk menggolongkan Islam sebagai agama yang cinta damai.
7. Kepercayaan Asia Barat
Yang dimaksud dengan kepercayaan Asia Barat ini adalah agama Yahudi. Kristen atau Nasrani dan agama Islam. Ketiga agama ini umumnya disebut Monotheisme, Kekuasan Tuhan. Agama Yahudi terbatas hanya untuk bangsa Yahudi saja, sedangkan agama Nasrani dan Islam, keduanya dipercaya oleh beberapa bangsa di seluruh dunia. Oleh ratusan manusia. Walaupun demikian tiadalah Madilog memandang agamanya Nabi Musa, Daud, dan Sulaiman lebih kurang harganya dari agama Nasrani atau Islam. Agama Yahudi mengandung inti dan pokok ketiga agama itu. Dan juga merupakan pelopor, yang memulai Monotheisme dan pada agama Yahudi pula Monotheisme itu sudah sampai puncak. Artinya:
“Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (QS. Al Baqarah : 38)
Sebenarnya Orthodox Kristen (kolot) itu memandang Nabi Isa sebagai Anaknya Tuhan, dalam arti harfiah. Tuhan itu dianggap Bapak yang demgan perantaran Gadis Maryam sebagai Ibu, melahirkan Nabi Isa. Betul pula menurut Orthodox Kristen yang tidak sedikit pemeluk itu –Ke-Esaan semacam itu adalah ke-Esaan Tuhan, Maryam dan yesus itu, meski dianggap sama dengan kebenaran: 1+1+1=1, bukan 3, melainkan “satu”. Selama 2000 tahun tak mau dikalahkan kecerdikannya dalam berdebat bhwa Yusuf, lakiny Maryam itu Cuma bantal guling di sampingnya Gadis Maryam saja. Sebetulnya menurut kepercayaan Orthodox Kuristen, Nabi Isa itu dilahirkan oleh Tuhan di tengah-tengah bangsa Yahudi untuk memenuhi harapan Yahudi atas datangnya messia (imam Mahdi , Ratu adil). Sedangkan Yahudi itu menggantung Anaknya Tuhan ini! Tetapi kelompok rasionalis Kristen, yaitu kelompok Nasrani yang berpedoman-walaupun lebih sedikit pemeluknya disbanding Orthodox Kristen- tiada lagi bersandar kepada kepercayaan seperti itu. Mereka menganggap Nabin Isa seperti manusia juga dan Tuhan itu adalah Tuhannya Yahudi juga. Apalagi kaum ilmuan, baik yang masih atau yang tidak lagi percaya pada agama Nasraninya, menganggap agama dan masyarakat Yahudi sebagai titk melangkah
Dengan kata lain, jika dipandang dengan kaca mata Madilog, ketiga agama tersebut mesti dianggap sebagai Tiga –Sejiwa yang terletak di atas lapang yang datar.
Ahli Barat juga mengakui, Muhammad sebagai pemikir besar! Usaha yang lama dan sungguh mencari “hakekat” sebagai jawaban dari pertanyaan tentang artinya “Dunia dan Hidup” ini berakhir pada “Fir’aun Tuhan” yang diterimanya. Ternyata makin kita gali lagi sejarah, makin banyak keghaiban. Makin baru sejarah, makin tipis keghaiban. Masyarakat dan kecerdasan pada zaman Nabi Musa memerlSukan keghaiban yang bisa diadakan oleh Nabi Musa. Masyarakat dan kecerdasan pada zaman Nabi Isa memerlukan keghaiban yang ditimbulkan oleh Nabi Isa. Masyarakat dan kecerdasan Arab tidak begitu lama dibelakang kita. Yang ghaib seperti adanya Tuhan juga Akhirat an lain-laianitu tidak lebih dari sisa pengetahuan pada masa itu.semua itu masalah diluar pembuktian dan pengetahuan masyarakat. Keghaiban itu sudah terbatas sekali dan terutama berhu bbungan dengan dunia kenabian baka, bukan dunia fana ini. Kalau ada keghaiban yang lain-lain yang juga ada pada Nabi Muhammad SAW, maka sebagian besar dari keghaiban itu timbul,berhubung dengan pertanyaan yang sulit-sulit yang datangnya dari pihak Yahudi dan Kristen pada masa hidupnya Muhammad SAW. Pada masyarakat cerdas berdasarkan mesin dan listrik ini, maka jelas tidaj akan timbul dan berkembang seperti pada zaman gelap-7gelap dahulu. Agama Yahudi, Nasrani dan Isalm yang ketiganya lahir di masyarakat bangsa Semit ( Yahudi dan Arab) itu dianggap Tiga Sejiwa, bukan Tiga Serangkai. Jiwa adalah inti, pokok ketiga agama itu sama, hanya cabang dan ranting saja yang berlainan.
8. Islam
Artinya:
“(Akan tetapi) barangsiapa khawatir terhadap orang yang berwasiat itu, berlaku berat sebelah atau berbuat dosa, lalu ia mendamaikan antara mereka, maka tidaklah ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al Baqarah : 182)
Sumber yang diperoleh dari agama Islam inilah merupakan sumber yang hidup. Misalnya, seorang ibu yang sedang sakit, menentang malaikat maut dengan membaca surat Yasin berkali-kali dan surat lain dari Alqur’an, di luar kepala. Konon, sang suami yang sedang menjalankan tariqat, dalam keadaan “mabuk rohani” ketika sedang mengambil air wudlu di kolam didapati tenggelam dengan badan setengah di dalam air dalam keadaan pingsan. Ketika siuman ia berkata telah bertemu dengan anaknya yang saat itu berada di negera Belanda. Sewaktu masih kecil sang anak sudah mampu menafsirkan Al Qur’an, dan dijadikan guru muda. Ibunya sering menceritakan kisah-kisah Nabi kepadanya. Sejarah Islam yang berakar pada dan dijiwai oleh keadaan sosial masyarakat, politik, ekonomi, dan budaya Arab asli serta akhirnya bertukar bentuk dan corak pada iklim keadaan baru di luar daerah asli, masih belum di tulis. Pekerjaan semacam itu bukanlah pekerjaan sembarang ahli, boleh jadi bukan pekerjaan seorang ahli secara individual, melainkan pekerjaan beberapa ahli yang tegabung dalam satu tim pada waktu yang lama. Juga ada kemungkinan bukti bukti sejarah yang ada sudah tidak bisa diperoleh lagi. Bagaimanapun juga buku seperti foundation of christianitty untuk agama islam masih belum lahir.
Artinya:
“(Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman". Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka”. (QS. Al Anfal : 12)
Berhubungan dengan penjelasan di atas maka sejarah Islam dalam waktu lebih kurang 1200 tahun sesudahnya Muhammad S.W.T.adalah sejarah yang condong pada politik seperti pengangkatan imam baru, menurut pertain Ali atau meneruskan pilihan yang demokratis seperti pengangkatan Abubakar, Umar, dan Utsman; perbedaan mashabnya imam syafi’I, Hanafi, Hambali, dan Maliki, satu aliran Islam kearah kegaiban (mistisisme), pada suatu pihak (imam Gazali) dan kenyataan (rasionalisme), sampai ketiadanya Tuhan (Atheisme) pada lain pihak (mmu’tazilah); pergerakan isalam yang baru kita kenal sekarang seperti wahabi, Muhammadiyah, Ahmadiyah. Semua ini harus dianalisis dengan melihat pada keadaan politik, ekonomi, geografi dan kebudayaan masyarakat muslim seperti di Eropa Selatan, Afrika, Asia barat dan tengah dsb. Penjelasan global semacam itu, sudah tentu diluar maksud buku ini serta diluar kekuatan dan kesempatan saya.
Muhammad S.A.W. mengakui sahnya kitab yahudi dan keristen. Muhammad S.A.W. mengakui Tuhannya nabi Ibrahim dan Musa . Tetapi Tuhannya nabi Ibrahim dan Musa menurut nabi Muhammad itu mesti dibersihkan dari pemalsuan Yahudi dan keristen di belakang hari.
Memang masyarakat arab asli membutuhkan ke Esa-an pemimpinan, sekurangnya sama dengan kebutuhan yang dirasa oleh Nabi Musa dan Daut. Pada masa nabi Muhammad bangsa Arab terdiri dari berbagai suku dan menyembah bermacam macam berhala pula. Perang saudara yang kejam keji tiada putus putusnya berlangsung terus menerus. Bangsa Arab memiliki fisik yang kukuh dan tegap, bedarah panas, mendiami sebuah wilayah yang sebagian besar terdiri dari gurun pasir, dan gunung batu, kering kerontang, dingin tajam menusuk tulang di musim dingin, panas terik di musim panas, perasaan susah dan gelisah mewarnai lehidupan masyarakat dalam mencari nafkah hidup sehari hari.perampokan dan pembunuhan adalah pekerjaan lazim sekali. Perdagangan kewilayah lain maupun ke dalam negeri meski di kawal oleh prajurit yang siap sedia menentang musuh yaitu para penyamnyamun badui yang rakus dan garang. Saudagar pada masa itu sama dengan serdadu. Makin lama penduduk Arab yang sudah padat itu semakin padat.Makin banyak sekali lelaki yang mati, makin besar pula jumlah perempuan yang berlabihan. Tidak mengherankan kalau mendapatkan anak perempuan dianggap sebagai malapetaka dalam keluarga yang miskin. Perempuan sudah terlampau bennyak dan pada masyarakat semacam itu perempuan bukanlah makhluk yang dapatr mencari nafkah diluar rumah tangga melainkan, melainkan dianggap sebagai satu makhluk yang penambah mulut makan, jadi penambah kemiskinan. Tak mengheranka kalau bayi perempuan banyak yang dibunuh. Beruntunglah kaum perempuan kalau ada lelaki yang mampu dan mau mengawininya,mengangkat dia jadi istri yang ketiga ataupun kesekian puluh.
Artinya:
“Ayat mana saja yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya. Tidakkah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu?”. (QS. Al Baqarah : 106)
Di tengah masyarakat semacam itu lahirlah Muhammad bin Abdullah, walaupun sukunya suku Quraisy dianggap sebagai suku tertinggi di kota Makkah, ia bukanlah seorang anak yang sempat mengalami masa penuh kemanjaan oleh ayanh dan ibu yang mampu. Selagi kecil ibu bapaknya telah meninggal, ia menjadi anak piatu dan dipelihara oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Sejak kecil pula ia telah menganal kesusahan dan kemelaratan di tengah tengah masyarakat saling bersengketa dan dalam keadaan jiwa yang gelap itu. Agak mengherankan memang, di tengah tengah masyarakat semacam itu bisa lahir seorang manusia dengan perangaidan budi seperti Muhammad bin Abdullah. Intan memang bisa diselimuti tapi tak bisa dicampur lebur dengan lumpur.
Makin riuh rendah gemerincing pedang sengketa dan sentak senjata di sekilingnya, makin tenang teduh pula pikirannya untuk menghadapi suatu kesusahan atau permusuhan. Lawan da kawan banyak yang menyerahkan untuk dipecahkan, padahal Muhammad S.A.W bukanlah seorang nabi.tetapi dengan matanya yang tajam, telinga yang jernih, dam pikirannya yang cemerlang keberadaan Muhammad di tengah tengah masyarakatnya menjadi semakin nyata. Pengalaman dalam pergaulan hidup itu semakin mempertajam pikiran dan batin nabi Muhammad dalam merenungi arti dan hakikat hidup. Cara seperti itu memeng lebih cepat sampai sasaran dari pada membaca buku bertimbun timbun, mengasingkan diri di luar pergaulan masyarakat. Pemudah Muhammad dilatih dan disepuh oleh masyaarkat Arab sendiri yang saling berseteru dan dalam keadaan jiwa yang gelap gulita itu. Artinya:
“Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al Quran) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami, menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (QS.Al A’raf : 52)
Entah karena paras wajahnnya, entah karena perawakannya atau perangainya, entah karena cerdik pandainya, entah karena semuanya, janda rangkayo khadijah berusai 40 tahun akhirnya menjatuhkan hati dan kepercayaannya kepada pemuda 15 tahunlebih muda ini, sesudah selama bertahun tahun Muhammad bin Abdullah bejasa melayani perniagaan buat janda Khadijah itu.
Sekaranglah baru diperoleh tempat dan waktu mengheningkan pikiran, merenungkan, berkontemplasi, mencocokkan, berpikir menyeluruh, meninggi, kemudian turun membumi lagi dengan menyesuaikannya pada kedataran kenyataan. Hal demikian memang merupakan cara berpikir bangsa Arab. Memang Arab bukanlah Hindu. Pikiran mereka yang menjulang tinggi itu selalu kembali membumi. Sesungguhnya berbolak-balik di antara ketinggian dengan dataran kenyataan itu bisa menjamin keberhasilan. Bukanlah seorang scientist seperti Newton atau Edision harus bisa”terbang” dalam berpikir? Namun setinggi-tingginya mereka “melangit” tetap berdasarkan alam materi yang nyata dan dengan hukum-hukum kenyataan yang bersifat pasti.
Di berbagai tempat yang sunyi senyap di gunung-gunung di luar kota Mekkah muncul berbagai persoalan. Langit Arabia tiada diliputi awan malam itu. Bulan dan bintang bersinar terang, sangat menarik perhatian bagi siapapun yang berpikir sungguh-sungguh (serious,ernstig). Tidak heran bila pemuda Muhammad di desak oleh berbagai pertanyaan, siapakah yang mengemudikan jalannya bulan dan jutaan bintang yang tetap teratur ini? Siapakah yang menjatuhkan hujan yang memberi hidupnya tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia itu? Tiadalah sesuatu buat persatuan bangsaku, menghentikan segala seteru dan jiwa mereka yang gelap gulita serta mengangkat bangsaku menjadi Obor Dunia?
Newton dan Edison mewarisi dari para scientist sebelumnya berupa peralatan dan teori, laboratorium dan hokum perhitungan. Tetapi pemuda Muhammad hidup lebih dari 1300 silam. Hukum apakah tentang peredaran bintang atau hawa, uap dan hujan atau hukum tentang kekuatan, penyatuan dan pemisahan atom-atom jasmani dan rohani yang sudah diketahui? Ahli Yunani pun belum sampai ke sana atau kalau ada paham yang condong ke sanapun belum tentu paham sampai ketelinga Muhammad bin Abdullah. Demikian Muhammad bin Abdullah harus menjawabnya dengan membanding-bandingkan pengalaman dan pengetahuannya pada masa silam ketika ia masih muda dengan jangkauan yang lebih luas daripada yang dikenal masyarakatnya sendiri.
Artinya:
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia”. (QS. Ali Imran : 96)
Dunia Arab yang bependudukpadat dan tengah ramai-ramainya gemar pada perkelahian dan pertarungan antar suku itumerupakan sebuah wilayah yang belum pernah dijajah oleh sebuah kekuasaan asing, sedikit dikenal oleh dunia luarnya, tidak heran dengan keadaan seperti itu secara sosiologis masyarakatnya sudah sampai pada titik kebutuhan, satu bengsa, satu bahasa dan satu pemimpin. Oleh karena itu pula tidak mengherankan sama sekali kalau Muhammad tertarik oleh Tuhan Esanya Nabi Ibrahim, Musa, dan Daud. Di sini Tuhan itu lebih terang ke-Esa-annya. Pada kehidupan yang penuh perkelahian seperti di Arabia, maka di alam mayapada yang diartikan sebagai sebuah pertarungan hidup serta harus dijalankan secara lahir-batin, jasmani-rohani dan dipimpin oleh satu spirit, kesangsian atas ke-Esa-annya Tuhan bisa menewaskan si petarung.saru masyarakat di bawah satu pimpinan, dengan dijiwai oleh satu inspirasi Tuhanyang satu itulah yang dibutuhkan oleh bangsa Arab. Ketika muhammad merenung, dan mencari jawaban atas berbagai persoalan hidup maka ahli-ahli Barat mengatakan bahwa Muhammad yang buta huruf itu hanyalah sedikit tahu tentang agama Kristen. Dikataka noleh mereka bahwa Muhammad mendapat pengetahuan itu dari mulutnya monikken atau rahib dan setengah ulama Kristen. Mereka melupakan keterangan mereka sendiri bahwa Muhammad sesudah memasuki gereja Katolik di salah satu tempat di Asia Barat berkata: “ Ini Cuma rumah berhala lain”. Sekarang pun pada abad ke duapuluh ini kalau orang memasuki gereja Katolik di Rusia atau roma, di Jerman atau Indonesia, bila melihat patung Nabi Isa dan ibunya Marayam yang dipuja dan tidak mengherankan bila seseorang yang netral agama pun akan mendapat kesan seperti kesan Muhammad SAW Tuhan tidak bisa dibendakan. Ia semata-mata bersifat rohani.
Tuhan yang semata-mata rohani yang tidak dipatungkan lagi itu baru terdapat dalam agama Nasrani sesudah munculnya Luthher dan Calvin. Jadi sesudah lebih kurang 1500 tahun Nabi Isa lahir atau setelah 900 tahun Nabi Muhammad wafat. Dalam gereja Protestan kita tidak melihat lagi patung yang seolah-olah mencoba mempengaruhi orang dengan perasaan iba; kasihan pada Nabi Isa yang tergantung dipaku tangannya pada palang gantungan itu oleh musuhnya, Yahudi jahannam itu.Jadi pada Protestan nyata pengaruh Islam untuk seseorang yang tidak lagi digelapkan oleh dogma (kepercayaan) agama sendiri. Dengan Yahudi, Muhammad bertentangan pendapat tentang fungsi dan kekuasaan para Rabbi Yahhudi itu. Muhammad menganggap Tuhan itu semata-mata rohani dan berada di mana-mana. Seorang Muslim bisa berhubungan langsung dengan Dia, tiada memakaikasta Rabbi atau pendeta sebagai perantara atau tengkulak. Hubungan langsung manusia dengan Tuhan itulah yang menjadi salah satu permasalahan bagi Protestan umumnya, ketika Cromwell dan tentaranya berperang dengan raja-raja dan golongan Katolik. Ini terjadi sesudah lebih kurang 1650 tahun wafatnya Nabi Isa atau lebih kurang 1000 tahun setelah Muhammad wafat. Di sini nyata bagi orang yang berpikir objektif (tenang) pengaruh Islam atau Nasrani seperti juga pada Yahudi.
Jadi agamanya Nabi Isa dan Nabi Musa dijalankan pada masa hidupnya Nabi Muhammad itu tidaklah diambil bulat mentah dengan tiada kritik semata-mata. Bukan saja Mhammad mengambil pokok besarnya agama Yahudi dan Nasrani, tetapi dikemudian hari, Yahudi Dan Kristen, walaupun secara resmi tidak mau mengaku terus terang, mengambil sifat baru dari Islam. Demikianlah, pada Muhammad SAW “keunggulan” Tuhan itu, ke-Esa-an Tuhan itusakpai kepuncaknhya, tidak ada kesangsian lagi seperti melekat pada agama Nasrani da masa Nabi Muhammad SAW . Pertentangan paham terhadap agama Nasrani itu dijelaskan dengan tegas pada satu surat yang pendek, tetapi dianggap sangat fundamental bagi kaum muslimin:bahwa Tuhan tunggal tidak memperanak (Nabi Isa) dan tidak diperanakkan (Qulhuallahhuahad…dsb).
Artinya:
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”. (QS. Ali Imran : 103)
Karena Muhammad SAW mendapatkan ilham tentang ke-Esa-an Tuhan dengan cara paling sempurna dan juga pahamnya tentang kesamaan derajat semua manusia di hadapan Tuhan lebih baik dariyang lain,di mana semua itu masih gelap pada agamaYahudi di masa Nabi Ibrahim, lebih-lebih pada masa Nabi Sulaiman kemudian Kristen, Katolik, Anatolia, atau Rumawi di masa Muhammad SAW maka wajarlah apabila Nabi Muhammad merupakan Nabi yang terbesar dan Yang terakhir bagi agama-agama Monotheisme. Kalau Albert Einsteinmenyempurnakan teori relativitas maka orang tidak berkebaratan menamainya sebaagi teori Einstein. Adakah ajaran tentang ke-Esa-an Tuhan yang pasti dan paham tentang persamaan antar manusiadi hadapan Tuhan yang lebih nyata daripada agama Islamnya Muhammad SAW? Nabi Isa sendiri mengakui dirinya sebagai anak Tuhan di muka Rabbi dan Rajanya Yahudi buat Negara 1000 tahun di muka Pilatus, maka apkah salahnya kalau Muhammad mengakui dirinya sebagai pesuruh, utusan atau rasulnya Tuhan yang terakhir dan terbesar.
Rupanya kepercayaan pada Allah sebagai Tuhannya yang Esa, Muhammad sebagai rasulnya dan persamaan anatarmanusia di hadapan Tuhan, ternyata belum cukup kuat mempersatukan eluruh suku-suku Arab yang saling berseteru sengketa dan berperang terus menerus itu. Malah hal tersebut menimbulkan ejekan, kebencian dan caci maki kepada Muhammad yang oleh penduduk Mekkah diketahui sebagai anaknya Abdullah dan Aminah yang sudah tiada itu. Kepada siapakah, mereka, manusia-manusia Arab yang galak dan ganas itu akan takut? Dan apakah gunanya berbuat baik di dunia ini kalau sesudah mati semua perkara yang berhubungan dengan manusia itu berhenti sama sekali? Bila seperti itu, lebih baiklah kiranya menjadi orang kuat, kebal, piawai, berani, jahat, menjadi pendekar atau perampok, atau apa saja asal bisa dapatkan harta buat kesenangan, perempuan buat permainan dan laki-laki buat hamba sahaya.
Artinya:
“Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati".” (QS. Al Baqarah : 38)
Di dunia fana inilah haruslah dicari sesuatu kenikmatan atau kesengsaraan yang dapat mendorong manusia untuk takut berbuat jahat dan gemar berbuat baik. Demikianlah pemikiran luhur yang didorong oleh keperluan mencari kelanjutan hidup. Tidak didunia ini, melainkan didunia baka yaitu akhirat. Dengan begitu perlu pemahaman tentang adanya jiwa yang paling khusus yang tidak tegak lurus dalam tiang jasmani kita. Jasmani itulah yang kelak hari kiamat akan dibangunkan kembali hari kiamat. jasmani dan jiwa yang hidup itulah yang kelak akan ditimbang kebaikan dan keburukan, yang salah akan dimasukkan kedalam neraka dan yang saleh akan masuk kesurga. Memang pemikir yang pemberani dan konsekuens yang meng-Esakan Tuhan itu mesti meng-Esakan kekuasaannya pula.
C. KESIMPULAN
Banyak Negara –negara selain Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, dalam konteksnya, selain sebagai agama yang cinta akan perdamaian, Islam juga sebagai agama yang mengarahkan kita untuk berfikir positif dan tenggang rasa antar umat beragama dan saling menghargai antara Negara satu dengan Negara yang lain. walau dewasa ini kita pernah mendengar bahwa Islam adalah agama teroris, tetapi Islam bukanlah agama yang mengajarkan kita untuk menjadi teroris.
Pandangan islam memedomani segala tingkah laku umat muslim ke arah yang baik yang menyangkut keselamatan pribadi di dunia dan lebih-lebih di akhirat. Pandangan Islam merupakan pandangan hidup sempurna, karena dalam pandangan hidup ini di atur pula bagaimana cara menempuh dan meraih ridlo Sang Pencipta, apabila kita sudah berpegang teguh pada Islam dalam mencapai cita-cita maka akan timbul dengan sendirinya. Lagi pula Islam mengajarkan kita menghindari rasa keputusan yang mempunyai akibat buruk bagi kita.
|
|
|
|
|
|
SITUASI DAN KONDISI ISLAM DI ASEAN |
|
|
| |
ISLAM
iSlam dan penguasa Islam dan militer |
|
.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Asghar, 1999. Menyegarkan Kembali Sikap Islam (islam dan theologi pembebasan), PT. Pustaka Pelajar: Jakarta.
Anderson J.N.D, 1990. Hukum Islam di Dunia Modern. CV. Amar Press: Surabaya
Fatih Yakan, 1995. Islam di Tengah Persengkolan Musuh Abad-20, PT. Gema Insani Press: Jakarta.
Hamka dan Ong Hok Ham, 1999. Islam dalam Tinjauan Madilog (matrialisme-dialektika-logika), PT. Adipura: Yogyakarta.
Husaini Adian, M. A dan Nuim Hidayat, 2002. Islam Liberal (sejarah, konsepsi, penyimpangan, dan jawabannya), PT. Gema Insani: Jakarta.
Mohammad Zuhri, 1980. Tarikh Al-Tasyri’ Al-Islami (sejarah pembinaan hukum Islam ), PT. Darul Ihya: Indonesia.
Teguh Prasetyo, 2006. Hukum Islam (Menjawab Pertanyaan Zaman Yang Terus Berkembang). PT. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shideqy, 1987. Falsafah Hukum Islam. PT. Pustaka Rizki Putra: Semarang.
Zuly Qodir, 2003. Islam Liberal (paradigm baru wacana dan aksi islam indonesia), PT. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.